Part 24

3K 132 8
                                    


Srekk..

"Akh!" pekikan Leo terdengar keras.

Kini Leo sedang disidang habis habisan oleh Valen didalam kamarnya.

"UDAH JADI JAGOAN!?, SEKARANG MAIN BERANTEM, IYA!?" teriak Valen setelah melihat perban didada Leo dan membukanya barusan.

Darah yang tadi sudah tidak keluar kini keluar lebih banyak didada Leo. Dia sudah tau ini akan menjadi masalah terbesar dalam hidupnya.

"SIAPA YANG NGLAKUIN!?, BERANTEM SAMA SIAPA!?" ketus Valen dengan nada yang tinggi, hingga para pembantu dirumah Valen mendengar cukup jelas.

Sudah menjadi hal biasa didengar para pembantunya jika Valen memarahi Leo. Tidak ada yang berani mencegahnya, bisa-bisa yang mencegah malah kena imbasnya.

"Aku ngak berantem!?"Leo membalas dengan nada agak tinggi. Dia tidak mau kalah dengan suara Valen.

"Terus ini apa!?, babak belur sampai ada bekas sayatan didada!?, hah!?"tegas Valen membuka lebar-lebar baju Leo.

Dada Leo berdenyut cukup kuat, matanya memerah menahan sakit perih didadanya. Sungguh benar-benar sakit, darahnya terus keluar. Namun, Valen tidak menghiraukan itu.

"Leo itu cuman nolongin!" tegas Leo menatap tajam mata Valen.

"Nolongin apa!?. Nolongin emang sampai kesayat seperti ini!?"geram Valen. Entah kurang galak apa dia mengajar Leo yang bandal.

"GW NGAK BERAMTEM!, GW CUMAN NOLONGIN ORANG!" Leo yang mulai tersulut dengan emosi.

"NOLONGIN APA!?, REBUTAN CEWEK?!. MENJIJIKAN!" tegas Valen menatap balik mata adeknya tajam.

Leo mengerutkan keningnya bingung. Kapan dia akan berjuang demi seorang cewek?, itu sangat menjijikan!.

"APA MALAH TAWURAN!?, IYA!? LU TAWURAN!?, SIAPA KETUANYA!?, LU KETUANYA, IYA!?" tanya Valen bertubi tubi membuat Leo tercenga.

"Emang abang ngak pernah tawuran!?, abang kan ketuanya dulu!"tegas Leo yang mulai geram dengan tuduhan Valen.

Valen memutar mata malas. "Ngak usah ikutin, abang!. Lu bakal kecewa!" jelas Valen geram.

"Ngak adil! hidup Leo selalu diatur, abang. Kapan Leo bisa bebas!" teriak Leo yang sudah muak hidupnya selalu diatur Valen. Sungguh nasib.

"Lu masih kecil! Jadi, abang akan selalu atur hidup, lu! Biar hidup, lu bener!" sentak Valen menasehati Leo. Entah, jalur pikir apa adeknya ini?. Susah sekali duatur.

"Tapi, Leo capekk!. Leo ngak pernah bebas ngrasain hidup, Leo. Gimana kalau Leo tertekan dan mati!?" tegas Leo.

"Terus mau lu apa!? Udah ngak mau diatur, abang lagi!? Iya!?"

"Leo pingin bebas! Kenapa setiap Leo nglakuin apa apa? Abang selalu ambil negatifnya. Kapan Leo bener!?" protes Leo yang merasa dirinya selalu dibawah kendali abangnya ini.

Ya, memang Leo selalu diatur oleh abangnya. Tapi, larangan-larangan Valen bukan bermaksud menekan hidup Leo dari kebebasan.

Valen hanya ingin hidup adeknya ini lebih benar dari masa lalunya. Apa itu salah? Valen lakukan untuk Leo. Tapi, Leo malah seperti ini. Ya, sudah gimana lagi?.

"Mulai hari ini Leo bisa lakuin sesuka hati Leo. Abang ngak atur hidup Leo lagi!" tegas Valen frustasi. Ia bingung harus bersifat seperti apa lagi denganya.

Apa Valen terlalu menekan hidup Leo? Hingga Leo merasa tidak nyaman. Leo itu orangnya pendiam, jadi dia tidak pernah perotes dengan aturan Valen. Namun, sekarang Leo malah memberontak.

Pacarku Seorang Dosen [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang