Tangisan itu tak kunjung berhenti membasahi pipi Keysa, dari kejadian yang menimpanya dia tidak bisa menyudahi tangisan nya.
Anak nya sudah hilang, tidak ada lagi penghuni di rahim nya, rasa sakit itu terus di rasakan Keysa, ia meraung meminta bayinya kembali.
"Bayi aku, aku ngak mau kehilang dia Mamaaa! Bayi aku Mama" teriak Keysa memukuli Lina, lina juga ikut sedih tak tau harus bagaimana lagi. Melihat Keysa terus menangis.
"Bilangin sama dokter! Bayi aku masih selamat, dia masih ada didalam sini" ucap Keysa terus berteriak tidak bisa tenang. Seakan ia merasa kebahagiaan kini sekejap langsung hilang berantakan.
"Pergi kamu! Jangan kesini lagi!" teriak Keysa melihat Valen masuk dan mendekatinya. Marahnya tidak tertahan untuk terus berteriak.
"Sa tenang Sa" ucap Lina lalu memeluk Keysa yang terbaring di rumah sakit. Matanya sudah sembab menangis terus menerus tanpa henti.
"Suruh dia pergi Ma! Aku ngak mau liat dia! Dia yang udah bunuh anak aku Ma" teriak Keysa terus meronta-ronta menatap Valen tajam.
Tangisnya tenang saat suster menyuntikan bius penenang untuk Keysa, perlahan Keysa melemas. Tubuhnya tidak berdaya.
"Ma, anak aku masih ada, ngak mati kan?" tanya Keysa sunguh lirih, perlahan mata Keysa tertutup.
Lina menangis melihat anaknya seperti ini, Keysa belum pernah sampai se brudal ini tanpa kendali.
"Apa yang terjadi sama anak saya, kenapa dia keguguran?" tanya Lina menatap Gia dan Valen bergantian.
"Kamu suaminya! Kenapa istri kamu bisa sters seperti ini! Saya izin kan kamu menikahi dia untuk di sayangi bukan dibuat menangis" ucap Lina menggoyangkan lengan Valen.
Valen hanya bisa diam menatap Keysa yang tertidur karena bius tadi, mata Valen berkaca menatap hal ini. Ia juga tidak sangka akan seburuk ini, hanya karena emosinya dia menjadi kehilangan calon anaknya.
"Maafin aku tante" lirih Valen dengan mata berkaca dan menelan ludahnya susah payah.
Valen terjatuh memohon maaf sebesar-besaarnya. Lina yang di perlakukan seperti itu dia hanya bisa terdiam dan menangis. "Saya akan bawa anak saya pulang!" ucap Lina sudah mantap sekali, membuat Valen mendongak.
"Jangan" ucap Valen ia tidak mau berpisah dengan Keysa.
"Mau di bikin sakit apa lagi anak saya jika bersama kamu, kalian boleh berjumpa saat semua sudah membaik dan semua keputusan ada pada Keysa, jika Keysa masih mau menerima kamu atau tidak" ucap Lina menatap Valen tajam.
"Kasih saya kesempatan sekali saja" ucap Valen memohon.
"Semua ada di Keysa!" ucap Lina menatap Valen.
Valen menggenggam tangan Keysa, ia menciumi penuh harap. Valen mengelus kepala Keysa, memghapus keringat di dahinya dan air mata yang masih membekas. Pandangan semu Valen menatap wajah Keysa, perlahan ia mendekat dan mencium bibirnya seakan ingin Keysa sadar dari tidur sejenaknya.
"Valen jangan, biarin istri kamu istirahat" ucap Lina mempersudah ciuman Valen ke Keysa. Lina takut Keysa tidak bisa nafas karna ciuman itu.
Valen sekedar mengangguk dan mengusap bibir Keysa yang basah karenannya.
"Cepat sembuh kita buat anak lagi" lirih Valen di kuping Keysa.
Ini juga kerjaanya, sudah menghamili Keysa dimalam itu dengan bujuk rayunya yang membuat Keysa tidak ssdar jika ia akan dihamili. Licik tapi pasti.
Dengan membuang guling penyelamat Keysa, ia bisa leluasa memeluk Keysa saat tertidur. Menjadikanya guling.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Pacarku Seorang Dosen [TAMAT]
Ficção AdolescenteBaca ,jangan lupa follow ,comen dan vote..😘 Belajarlah menghargai orang lain maka, kamu akan dihargai layaknya kau menghargainya.. ☺☺...... Peringkat #5 dosen Peringkat #1 ganteng Peringkat #1 Mahasiswa Peringkat # 1 Populer Peringkat # 2 Fiksi...