Ia terus berjalan menerobos derasnya hujan. Dengan sesegukan tangisnya membuat ia bertambah khawatir. Berulang kali menenangkan dirinya sendiri.
Langkahnya sedikit sempoyongan karna hawa yang semakin dingin dengan hujan yang begitu deras hingga membasahi jaketnya dan kakinya. Suasana semakin larut malam dan ia hanya sendiri berjalan tanpa teman untuk menemani.
Dengan payung pulkadot nya ia berlindung dan mempererat pelukan nya pada diri sendiri untuk memberi kehangatan.
Semarah apapun Keysa dengan Valen, ia tetap sayang dan terus berharap Valen berubah dan ingin merasakan bahagia meski hanya sekali saja.
Bahkan cinta ini sudah benar-benar melukai Keysa dari segi apapun. Beberapa orang mungkin memilih pergi dan menjauh agar tidak berurusan lagi dengan si macan hidup ini. Tapi, Keysa tetap memilih bertahan. Semua ia anggap ini proses. Sampai kapan?
Iya, memang ini yang namanya cinta. Cinta itu tidak pernah salah, tapi hanya waktu dan proses alurnya saja yang berbeda-beda dan kita harus siap untuk menghadapinya. Cinta juga tidak akan memandang dari segi fisik ataupun itu.
Tanyakan pada pasangan mu. Kenapa bisa cinta denganmu dan jika ia bisa menjawab berarti ia belum benar-benar cinta. Jika, ia tidak bisa menjawab, maka ia memang cinta kamu. Bukan nya, cinta yang tulus itu terwujud tanpa alasan? Itu lah yang di rasakan Keysa saat ini.
Tak lama berjalanan ia sampai di rumah sakit terdekat terlebih dahulu. Karna ia tidak tau dimana suaminya kini, bahkan sudah ada tidak balasan dari empunya.
Keysa perlahan meletakkan payungnya di luar rumah sakit. Ia langsung masuk di Unit Gawat Darurat (UGD) hanya layanan UGD yang buka 24 jam.
Keysa langsung bergegas menghampiri Suster yang berjaga disana. Dengan kondisinya yang sedikit basah karna air hujan.
"Mbak, tolong saya" ucap Keysa sedikit bergetar, mendekati Suster yang ada di tempat pendaftaran UGD.
"Iya, ada yang bisa saya bantu?" ucap Suster itu ramah.
"Suami saya, dimana?"tanya Keysa sembari menangis. Ia berulang kali mengusap air matanya.
"Suami, Ibu? Namanya siapa ya?" tanya Suster itu sedikit bingung. Mana tau nama suami situ.
"Valen Gasello, kabarnya kecelakaan" ucap Keysa memperjelas sembari terus mengusap air matanya.
"Tidak ada nama atas Valen Gasello, Ibu. Mungkin tidak dibawa kesini" ucap Suster itu menatap melas.
"Terus dimana?" Tanya Keysa bingung. Ia tak sanggup harus berkeliaran malam-malam begini apalagi kondisinya perlu istirahat.
Suster itu memgeleng mengisyaratkan tidak tau keberadaan Valen. Keysa menarik nafas kasar. Mengambil duduk di kursi dan mengotak-atik ponsel nya.
Keysa berdecik kesal, ia meletak kan henponya gursar. Terlihat tidak ada satu kontak pun di ponsel nya hanya nomer tidak di kenal barusan yaitu suaminya sendiri.
Ia mengusap wajahnya frustasi, lalu terisak tangis. Kenapa harus sesulit ini. Keysa bertekat beranjak berdiri dan mencari suaminya. Ia sedikit berlari dan membuka satu persatu pintu ruang rawat di rumah sakit.
Iya, kelakuanya memang tidak sopan, tetapi ia lakukan hanya ingin bertemu Suaminya, siapa tau Suaminya belum terdaftar karna tergesa-gesa.
"Valen kamu dimana? Aku disini khawatirr! Ayo jangan sembunyi" ucap Keysa setiap membuka ruang rawat orang lain.
Matanya sudah berkaca-kaca merah, sering kali ia menghapus air matanya. Bibirnya sudah bergetar menahan tangis.
Keysa terdiam, ia baru sadar sudah berada di ruangan terakhir rumah sakit dan hasilnya nihil, tidak ada Valen disini. Langkahnya berbalik arah lalu bergegas pergi kerumah mertuanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pacarku Seorang Dosen [TAMAT]
Roman pour AdolescentsBaca ,jangan lupa follow ,comen dan vote..😘 Belajarlah menghargai orang lain maka, kamu akan dihargai layaknya kau menghargainya.. ☺☺...... Peringkat #5 dosen Peringkat #1 ganteng Peringkat #1 Mahasiswa Peringkat # 1 Populer Peringkat # 2 Fiksi...