"Dimana Keysa!? Kenapa biarin dia pergi!?" teriak Valen sudah terdengar di kuping Keysa dari luar.Keysa yang baru masuk gerbang rumah Gasello itu langsung terasa akan segera mati setelah ini.
Kakinya sangat gemetar untuk masuk kedalam. Tapi, ia melihat seorang pembantu yang tadi, sudah dimarahi habis-habisan oleh Valen. Dengan penuh terpaksa langkahnya masuk kedalam rumah.
"Assalamualaikum" lirih Keysa sembari menunduk. Tanganya sudah meremas roknya, semua tubuhnya bergetar.
"Akhh" pekik Keysa terkaget saat tangan besar Valen sudah mencengrak di lenganya.
"Darimana? Kenapa pergi-pergi? Bisa ngak sih diem dirumah?!" tegas Valen. Ia sedikit menahan emosinya dan melepaskan cengkramanya.
Keysa merasa aneh seketika nada Valen agak pelan saat memerahinya tidak seperti biasa. "Maaf, tadi..aku tadi.." ucap Keysa bingung harus berbohong gimana.
"Masuk!" tegas Valen menunjuk keatas memerintah Keysa agar naik keatas dan pastinya masuk kamar.
Keysa dengan lemas ia menurut naik keatas. "Valen jangan marahi pembantu itu! Aku yang menyuruhnya melepaskan ku!" teriak Keysa lalu melanjutkan naik keatas.
Valen dengan cepat menyusul, membiarkan pembantunya itu menangis tersedu ketakutan.
***
Keysa menoleh saat Valen masuk dan mendekatinya. Ia ikut duduk. Membuat Keysa gagal paham, kenapa tidak kena marah seperti biasanya?
"Kenapa tidak marahi aku?" tanya Keysa sangat konyol sekali.
"Mau dimarahi? Aku akan marahi mu saat kondisimu membaik" ucap Valen dengan datar.
Keysa sedikit mengeser duduknya, ia merasa tambah takut. "Kamu sakiti saat baik-baik saja lalu kamu akan lukai ku lagi saat aku kembali baik-baik saja, pintar juga kamu ya" ucap Keysa asal ceplos.
Ia terus menahan tangis dihadapan Valen. Ia akan memulai sikap Bulan yang selalu menahan tangis di hadapan Valen, meski hatinya sangat terluka.
Valen tersenyum miring lalu menarik tubuh Keysa agar menatapnya. "Kenapa ngak nangis?" tanya Valen melihati muka Keysa.
Keysa hanya terdiam. Dia selama ini memang terlihat cengeng. "Aku akan terbiasa dengan sifat mu yang keras" ucap Keysa lalu tertawa lirih.
Valen menaikan alisnya, ia mengerti Istrinya ini sok kuat dihadapanya. Ia berjalan menuju obat Keysa yang baru dimakan satu kali, padahal peraturanya 3 kali.
Keysa sudah melewatkan minum obat jam ke 2, ini tentu membuat Valen sangat kesal. "Minum obat mu! Apa kamu suka kalau sakit?" ucap Valen lalu membukakan obat untuk Keysa yang masih terduduk.
"Siapa yang suka sakit? Aku hanya merasa sudah sembuh" elak Keysa malas sekali ia meminum obat, karna merasa tubuhnya sudah sehat.
Dengan sigap Valen langsung mencengram mulut Keysa dan menyumpalinya dengan obat. Mau tak mau Keysa menelanya dan meminum air putih.
"Aaaa Valen! Aku itu udah sembuh!" ucap Keysa sangat kesal sekali dengan perlakukan Valen.
"Ngak usah bawel! Atau mau aku marahi!" tegas Valen menatap Keysa datar. Keysa sangat benci muka Valen tanpa ekspresi.
Langkah Valen keluar dari kamar namun terhenti saat Keysa memangilnya.
"Valen! Aku mau nanya" teriak Keysa sedikit menunduk, ia tidak berani menatap mata Valen.
"Hemm"
"Apa foto ku tak pantas ada di dinding kamar mu" lirih Keysa ia takut menyinggung perasaan Valen.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pacarku Seorang Dosen [TAMAT]
Ficção AdolescenteBaca ,jangan lupa follow ,comen dan vote..😘 Belajarlah menghargai orang lain maka, kamu akan dihargai layaknya kau menghargainya.. ☺☺...... Peringkat #5 dosen Peringkat #1 ganteng Peringkat #1 Mahasiswa Peringkat # 1 Populer Peringkat # 2 Fiksi...