Part 22

2.9K 139 6
                                    


Kaca mata bulat, dengan leptop dihadapanya. Terduduk sendiri sambil menyalin semua pelajaran Valen barusan. Untung saja Gema mau memberikan catatanya.

Mulutnya sudah menguap beberapa kali. Matanya sudah ingin terpejam. "Masih banyak". Lina menghampiri Keysa sambil membawa secangkir teh hangat.

"Lumayan, Ma" bals Keysa sambil meminum teh.

"Biar Mama bantu". Mata Lina melihat buku catatan Gema. Lina tau Gema itu siapa malah akrap karna dulu Gema sering diasuh oleh Lina.

" Mama mending tidur aja"elak Keysa tidak mau merepotkan Lina sama sekali.

Lina menarik nafas dalam dan tersenyum manis. "Ngak sayang Mama bakal bantu kamu. Kalau soal ngetik kek gini Mama juga bisa" ucap Lina membanggakan diri.

"Sampai mana?". Keysa menunjukan buku catatan milik Gema.

Lina langsung mengetik dengan cekatan. Keysa perlahan tidur disofa. Matanya sudah tidak kuat.

Sedangkan Lina asik mengetik hingga selesai. Malah Mamanya yang sekolah.

Matanya beralih ke arah Keysa yang terlelap tidur. Lina tersenyum bahagia, entah mengapa setiap melihat putrinya ini sangat bahagia.

" s e l e s a i"ucap Lina mengeja huruf satu persatu.

"Sa, bangun pindah dalem". Keysa mengulet kesembarang arah. Matany masih terpejam ia langsung jalan saja, alhasil kepalamya terjedot saka.

" Ma.., siapa yang taruh saka sembarangan"ceplos Keysa sambil mengelus jidatnya yang sakit.

"Saka dari dulu sebelum kamu lahir udah ada disitu kalik, mata kamu itu yang ngak liat" timbal Lina sambil terkekeh kecil.

"Aaaaa, jangan ketawa" rengek Keysa mencibirkan bibirnya kesal.

***

Tangan Lina menghentikan Keysa yang makan dengan lahab. Dia heran kenapa Keysa makan banyak banget?.

"Sa, kamu itu makan banyak banget, kenapa?" tanya Lina heran sambil mengelengkan kepala.

"Ehh, masih laper" lirih Keysa sambil mengambil nasi lagi.

"Hah?, laper?. Kamu udah nambah beberapa kali, loh. Masak laper. Ngak kaya biasanya" ucap Lina terheran heran. Ini anaknya laper apa doyan.

"Keysa masih nafsu makan" elak Keysa sambil cengar cengir.

"Nafsumu itu kaya orang hamil ajah" ucap Lina membuat Keysa tersedak kaget.

"Ini minum. Makanya makan pelan pelan" pinta Lina sambil memberikan minum.

Terhentin minum. Keysa lalu mendorong makananya menjauh. Berhenti makan, padahal dia masih laper banget.

"Ma, Keysa berangkat dulu, yah" ucap Keysa berpamitan sambil mencium tangan Lina.

"Hati hati, ini makanya udah?" tanya Lina yang melihat nasi Keysa yang lumayan banyak, habis nambah barusan.

"Mendadak udah kenyang" lieih Keysa cengengesan.

***

Pagi pagi udah dikompori sama Tamira. Kesabaranya seringkali diuji, inikah namanya ujian hati?.

Matanya sudah membulat dihadapan Valen dan Tamira. Mengapa tambah akrap?.

Keysa mencoba sabar sesabar sabarnya. Walau hatinya hancur begitu saja, kalah aku udah aku pukul!.

"Pak, saya ngak paham" manja Tamira sambil melendot ketubuh Valen.

"Yang mana?" tanya Valen melirik kearah Keysa. Keysa melalui begitu saja dan duduk ditempatnya. Niat mau memanasi Keysa.

Pacarku Seorang Dosen [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang