"Pagi- pagi udah senyum senyum, kamu kesambet, ya?" tanya Lina yang melihat anaknya ketawa ngak jelas sambil mengigiti selimutKeysa mencemberutkan bibirnya. "Apaan sih, Ma. Keysa itu lagi seneng banget. Kenapa Mama itu ngak pernah bilang sih, kalau setiap malam, Keysa ditemenin Valen" ucap Keysa sambil tersipu malu.
"Hah? Kata siapa?" Lina bingung apa maksud Keysa.
"Iya" ucap Keysa menaik turunkan alisnya.
"Ohh, iya iya" ucap Lina hanya mengiyakan. Padahal dia juga tidak tau bila Valen akan datang setiap malam.
Harus memperketat keamanan, nih. Valen berani menginjakkan kaki kekamar Keysa malam-malam. Batin Lina yang sangat geram.
"Kapan Keysa bisa pulang, Ma?" tanya Keysa yang sudah bosen yang harus tidur terus dirumah sakit.
"Kalau keadaan mu mulai membaik besok minggu kamu bisa pulang" ucap Lina yang teesenyum melihat anaknya.
"Lama banget, 4 hari lagi?" ucap Keysa yang terlihat frustasi, ia tidak mau lama-lama terbaring seperti ini.
Hatinya sudah rindy kekampus, ketemu teman-teman, ketemu Rara dan pastinya pingin ketemu Valen.
Setuiap dia teringat Valen, bibirnya selalu tersenyum malu. Rasa suka apa ini?
"Makanya kamu cepet sembuh biar bisa pulang" ucap Lina memberi semangat.
"Iya" ucap Keysa mengangukkan kepala.
"Ma, Keysa mau nanya? Boleh ngak?"
"Apa?" ucap Lina sambil mengubas apel.
"Valen kayanya ngak pernah jenguk aku pas siang, ya Ma?" tanya Keysa bingung, dia merindukan sosok Valen disampingnya.
"Hm? Mungkin dia sibuk" ucap Lina seperti tidak ingin membahas Valen lagi.
"Sibuk? Masa ngak ada waktu buat jenguk aku sebentar aja, kanyanya dulu kalau siang gini Valen sering berkeliaran dikampus ngak ada kerjaan" ucap Keysa memperjelas.
Tentu saja Keysa tau semua hal, karna dia sering liat Valen yang patroli hanya sekedar melihat lihag kondisi kampus laku pulang, setelah pulang main sama Rara, lalau malam dia akan bekerja.
"Emang kamu tau kondisinya sekarang? Lebih baik kamu ngak usah lagi mikirin Valen!" tegas Lina yang mulai gedek dengan ucapan Keysa tentang Valen.
"Lah? Kenapa, Ma? Mama kok kaya ngak suka sama Valen?" ucap Keysa bingung dengan tangapan Lina.
"Sa, sadar! Mereka itu orang kaya, kamu itu orang miskin. Mana mungkin Valen mau sama kamu!?" tegas Lina tidak suka mendengar nama Valen.
"Mama itu sebenernya kenapa sih? Kok aneh? Mama itu ngak suka sama Valen, ya? Emang Valen kenapa, Ma?" pertnyaan Keysa yang bertubu tubi membuat Lina hanya memandangnya tajam.
"Valen bukan jodoh kamu." lirih Lina membuat Keysa terpelotot. Apa maksudnya ini, oi?
"Kepana bilang kaya gitu?" tanya Keysa tidak paham, matnya mulai berbinar, hatinya terlalu hancur untuk menerima peekataan ini.
"Mending kamu sama Gema aja, udah baik, ngak kalah ganteng kaya Valen" bujuk Lina.
"Hah? Sama Gema? Ngak mungkin" tolok Keysa, ia sudah cukup sayang dengan Valen. Mau Valen sakiyi sekalipun, yang namanya cinta, ya himana lagi?
"Gema itu yang biayain semua rumah sakit kamu, Keysa" Lina terlihat geram, disini ia ingin membanding bandingkan Valen dengan Gema.
"Tapi, Keysa ngak suka sama Gema, Keysa cuman ngangep Gema itu temen doang, ngak lebih" perjelas Keysa dia memang mengatakan sejujurnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pacarku Seorang Dosen [TAMAT]
Teen FictionBaca ,jangan lupa follow ,comen dan vote..😘 Belajarlah menghargai orang lain maka, kamu akan dihargai layaknya kau menghargainya.. ☺☺...... Peringkat #5 dosen Peringkat #1 ganteng Peringkat #1 Mahasiswa Peringkat # 1 Populer Peringkat # 2 Fiksi...