Part 4

5.7K 276 4
                                    


"Pak Valen, tunggu gw" teriak Tamira sambil berlari membawa sekotak bekal berwarna biru muda.

"Iya" Valen hentikan langkah sambil mengembus napas kasar.

Cewek ganjen. Emang ngak ada cowok lain.

"Pak Valen, Tamira bawain bekal buat bapak" ujar Tamira tersemyum lebar sambil menyerahkan sekotak bekal ditangannya.

"Maksih, ya. Tapi, saya ngak lapar" ujar Valen memundurkan sekotak bekal yang disodorkan Tamira.

"Yah, Tami kan baik buat bapak" ujar Tamira manja pelan lalu menyemberutkan bibirnya.

"Terima pak, mang salah, ya. Seorang murid kasih sesuatu buat dosennya?" ujar Tamira lagi pelan menundukan pandangan.

Mampus gw pagi-pagi udah ada ulat bulu.

"Ngak kok"

"Ya udah terima, enak ini lo Pak!" ujar Tamira kegirangan sambil terus menyodorkan bekalnya.

Sabar, Len sabar. Anggap aja pemanasan pagi.

"Iya, saya terima" ujar Valen lalu pergi meninggalkan Tamira diparkiran kampus.

"Yess..., satu langkah lebih dekat dapetin hatinya Valen" ujar Tamira pelan sambil menepuk tangan untuk dirinya sendiri.

                           ***

Valen berjalan menyelusuri lorong kampus menuju kantor sambil membawa sekotak makanan yang diberikan Tamira.

"Hallo bro. Bawa apaan tuh" ujar salah satu laki muridnya yang berpapasan denganya.

Sudah biasa Valen dipanggil seperti itu oleh muridnya karna dia sendiri yang memilih dipangil seperti itu ketimbang "Pak" yang menurutnya terlalu tua untuknya.

"Bawa...ngak tau" ucap Valen lalu tersenyum lebar.

"Lu mau, ambil nih" ucap Valen lagi lalu menyerahkan sekotak makanan.

"Emang gapapa, ini buatan istri tercinta lo, Pak" ledek salah satu muridnya yang bertas merah, berbaju kotak-kotak, mata tajam.

"Enak aja gw belum punya istri" ucap Valen agak kesal dengan murid laki-lakinya.

"Iya, terus dari siapa?" ucap muridnya mengintrogasi.

"Dari..siapa namanya lupa" ucap Valen tersenyum tipis.

"Siapa lagi kalau bukan Tamira cewek senior disini" ucap langsung salah muridnya lalu mengambil sekotak bekal makannan yang berisi sepotong roti selai coklat.

"Udah lah, sana lu masuk" usir Valen malas berdebat.

Kenapa semua orang nyangka kalau gw punya istri! pacar aja kagak punya. Tapi, apa kabar dengan mantan ya!?

Valen mengajak rambutnya keras berhenti memikirkan hal tersebut. Hanya bisa gangu pikiranya saja, tidak ada untungnya sama sekali.

"Pak Valen" ucap Ibu Maya berjalan mendekatinya dengan lenga lengok. Ada spesies bebek baru.

"Iya, ibu ada apa, ya?" ucap Velen menahan emosi sekian kalinya.

"Pak Valen udah sarapan belum?" ucap bu Maya sambil merangkul tangan Valen dari belakang.

Pacarku Seorang Dosen [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang