Part 72

2.3K 116 23
                                    

Gadis itu sibuk menggendong anak dan juga mencium pipi gembal anaknya. Dia selalu tertawa melihat wajah bayi lelaki itu tidur dengan pulas di gendongannya.

"Ayo, Sa mau pulang tidak?" tanya Valen di ambang pintu. Pasalnya dari tadi Valen sudah menunggu di mobil setelah memasukkan semua barang bawaan.

"Iya, Ayah" ucap Keysa tersenyum kuda.

"Ayah?"

"Ayah" balas Keysa bingung. Apa ada yang salah? Bukanya dia sudah menjadi seorang Ayah?

"Oh iya, Ayah" balas Valen memijat pelipisnya. "Mungkin aku butuh mandi air hangat dirumah" ucap Valen lalu berjalan lebih dulu dan di susul Keysa.

Dia sudah di perbolehkan pulang. Keadaannya berangsur membaik setiap harinya. Keysa memasang sabuk pengaman lalu Valen menyalakan mesin dan pergi meninggalkan rumah sakit.

Sesampainya di rumah. Valen rindu bukan main dia bahkan meninggalkan Keysa dan barang bawaannya di dalam mobil. Siapa yang tidak rindu? Di tinggal berkerja enam bulan dan di tambah Keysa di rumah sakit dua minggu.

"Ayah, bawa!" teriak Keysa tambah kesal. Dia keluar mobil sembari sedikit membanting pintu mobil.

Valen menoleh. Maaf kan dia. Dia lupa jika ada Istri, anak dan barang bawaan. "Kamu jangan panggil aku Ayah, kaya aku memang Ayah kamu" protes Valen sembari berjalan menghampiri Keysa.

"Masa Pak Valen?"

"Ya bukan gitu juga" ucap Valen mencubit pipi Keysa.

"Mas, Sayang?"

"Ikh" umpat Keysa lalu berjalan lebih dulu meninggalkan Valen. Dia membuka pintu dan masuk. Dengan muka sangat bahagia.

Lelaki itu meletakkan semua barang bawaan di atas sofa. Sedangkan Keysa berjalan ke atas untuk menidurkan bayinya itu. Matanya mengamati sekeliling seperti ada yang kurang dari rumahnya.

Kenapa rumahnya begitu sepi? Ada hal yang mengganjal di hatinya. Dia menggelengkan kepala lalu pergi ke dapur untuk membuat secangkir kopi. Mungkin untuk menenangkan pikirannya yang benar-benar harus rileks.

Setelah membuatnya. Dia berjalan ingin meletakkan kopi itu. Namun, matanya mencari-cari meja. Dimana mejanya? Astaga! Dia memukul kepalanya pelan. Semua meja dipindahkan ke dalam gudang karna membahayakan Keysa saat hamil.

"Gw harus kerja lagi dong!?" kesal Valen. Dia menyeruput kopinya yang masih panas. Sedikit mengeryitkan dahi, setelah merasakan rangsang panas yang begitu membuat serabut lidahnya terasa terbakar.

Dia membuka gudang lalu membersihkan semua meja. Dia membersihkan dan berusaha mengangkat sendiri. Masih ingin mengangkat meja makan yang besar itu suara ketukan pintu terdengar.

"Keysa! Tamu!" teriak Valen ke arah atas.

"Iya-iya" balas Keysa langsung berlari turun kebawah. Melihat wajah suaminya yang seperti bukan Valen. Membuatnya terdiam sejenak memastikan bahwa itu suaminya.

"Kenapa? Bukain itu" ucap Valen lalu membuka pintu gudangnya lebih lebar.

Keysa membuka pintu melihat siapa yang bertamu. "Pakdhe, Budhe" sapa Keysa lalu bersaliman.

"Keponakan Pakdhe sudah besar" ucap Pakdhe memeluk Keysa begitu juga Budhe. Di sana juga ada Lina.

"Mlebet" ucap Keysa tersenyum senang.

"Suami kamu mana?" tanya Budhe penasaran dengan suami Keysa. Bagaimana pun dia belum pernah melihat Valen. Di hari pernikahannya dia tidak bisa datang karna ada urusan.

Apalagi Pakdhe di buat sangat penasaran. Sebab Lina adek kandungnya ini selalu curhat tentang suami Keysa. Pemikiran Pakdhe pastinya lebih dewasa dan bisa memecahkan masalah dengan baik ketimbang Lina yang selalu terburu-buru mengambil keputusan.

Pacarku Seorang Dosen [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang