Part 29

2.6K 126 4
                                    

"Masih belum merespon, yang sabar ya bu" ucap Dokter itu turut prihatin.

Pasalnya Keysa sudah 3 hari ini belum sadarkan diri setelah operasi. Keadanya masih seperti kemarin.

Luka tembakan itu nyaris merengut nyawa Keysa. Letak posisi peluru yang hampir masuk terlalu dalam kepunggung bagian atas Keysa.

"Sa, bangunnn" ucap Lina tidak kuasa lagi melihat anaknya yang berbaring lemas 3 hari ini.

"Assalamualaikum, Tante" sapa Arga yang nongol disamping Lina.

"Walaikumsalam, mau apa kesini?" ucap Lina lalu menghapus air mata.

"Mau jengnguk Keysa tante" ucap Arga tersenyum lebar.

"Kalian ngak lihat Keysa masih belum sadar!? Jadi, apanya yang mau dijengnguk!?" ucap Lina terlarut emosi, mungkin karna melihat Keysa yang tidak kunjung sadar.

Cery yang disebalah Arga langsung mengeryit takut. "Ga, ayo pulang aja deh" ucap Cery terus memegangi lengan Arga.

"Ya sudah tante kalau ngak boleh, nanti kalau Keysa sudah sadar kami kesini lagi" ucap Arga berpamitan lalu pergi bersama Cery.

Lina kembali terduduk lemas. Melihati anaknya yang tidak bisa apa-apa. Kapan Keysa akan tersadar?

"Sa, Mama kangen tawa kamu, senyum kamu dan kepolosan kamu" ucap Lina berulangkalu mengusap air matanya yang turun.

"Kalau kamu nurut sama Mama dan konsisten atas perjanjian dulu, pasti kamu nfak bakal terluka, koma seperti ini" ucap Lina yang terasa frustasi. Dia telah gagak mendidik anaknya ini.

"Mama tinggal sebentar, ya. Kamu baik baik disini" ucap Lina yang terus terguyur air mata. Ia mencium kening Keysa dan berlalu pergi menutup pintu Keysa perlahan.

"Aman bang" ucap Arga sambil menunjukan jempolnya mengintip dari loby lain untuk memastikan kamar Keysa kosong.

"Itu Mamanya Keysa masih pergi, kayanya pulang deh" ucap Arga mengira ira.

"Coba Cery lu liat deh" pinta Arga lalu mendorong tubuh Cery mendekati kamar Keysa.

"Ihh gw muluk" protes Cery gemas dengan sikap Arga, bisanya cuman merintah terus.

"Aman" lirih Cery kearah Valen dan Arga.

"Okeee" ucap Arga lalu Valen mendekati kamar Keysa.

Sangat sulit sekali untuk memasuki kamar Keysa karna Lina yang menjaga ketat tidak ada yang boleh mengangu putrinya ini.

Apalagi Valen, Lina sudah cukup kecewa. Maka dari itu Lina tidak mau Valen datang lagi menemui Keysa. Cukup malam lalu adalah yang terakhir bisa bertemu.

Valen duduk tepat disamping Keysa yang masih belum tersadar.

Valen mengusap rambut Keysa. Sangat terpukul melihat Keysa yang memekai alat bantu bernafas dihidungnya.

"Sa, Lu harus kuat ya. Gw pingin lihat senyum lu lagi" ucap Valen dengan usil memegang bibir Keysa dan menariknya agar terlihat tersenyum.

"Sa, bangun kasian Mama lu selalu nangis. Dan gw selalu dibayang bayangin rasa bersalah" ucap Valen jujur.

Valen meraih tangan Keysa dan mengengamnya erat. Tangan Keysa dingin dan pucat apa lagi wajahnya.

"Aku juga sayang sama lu" ucap Valen teringat kejadian saat Keysa mencium Valen.

Valen menciumi tangan Keysa berulang kali berharap Keysa tersadar dari kritisnya. "Bangun, saa" ucap Valen dengan mata berkaca.

Valen melepas gelang pemberian Bulan dulu, lalu memakaikanya kepada Keysa.

Pacarku Seorang Dosen [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang