Part 74

2.5K 109 26
                                    

Setiap detik, hari, minggu, bulan. Keysa selalu mengurus Aldera dengan baik meski waktunya tidak seluasa dulu. Dia juga harus cepat-cepat menyelesaikan kuliahnya.

Melalui perundingan dan keputusan Keysa dan Valen, menetapkan Keysa harus mengulang kuliahnya. Meski prioritas Keysa sekarang sudah berganti dengan Aldera. Namanya pendidikan jangan sampai diakhiri di tengah jalan.

Keysa juga masih menanggung beban dari mamanya. Dia harus menepati janjinya untuk menjadi sarjana. Impian Mamanya dari dulu. Dia tidak bisa melupakan pengorbanan Lina mensekolahkannya susah payah tanpa seorang Suami.

Lina sekarang ada di Jogja bersama Pakdhe. Karna rasa kesepian Lina jika dirumah sendiri. Dia memutuskan untuk tinggal disana membantu Kakaknya berjualan di pusat oleh-oleh.

Wanita itu menatap Aldera yang berada di gendongan Valen. Dia mencium pipi Aldera terlebih dahulu sebelum keluar dari dalam mobil.

Lelaki kecil itu bertambah besar. Dia mulai merangkak, menendang dan tengkurap, sedikit demi sedikit hanya bisa mengucapkan kata Mama meski belum sempurna.

"Masuk, nanti telat" ucap Valen lalu mengusap kepala Keysa. Setiap ingin berangkat kuliah Keysa selalu berat hati meninggalkan Aldera. Dia sangat ingin selalu disisinya. Padahal ini sudah kesekian kalinya. Tapi, setiap melihat mata Aldera yang selalu menatap lekat begitu memelas.

"Dada Al." Keysa melambaikan tanganya lalu menutup pintu perlahan.

"Dada Mama" balas Valen menggerakkan tangan gembal itu melambai.

Mata Aldera kini menoleh menatap Valen. Dia seakan bertanya, Mamanya akan kemana? Apa dia akan segera kembali?

Aldera meringis dengan tatapan heran kearah Valen. Lelaki itu tertawa lirih lalu menyuruh supir untuk segera pulang.

"Ayah kapan berangkat keluar kota?" tanya Valen pada sopir pribadi Ayahnya.

"Lusa" ucap Sopir melihat ke kaca spion atas.

"Antar saya kerumah Ayah" balas Valen lalu mengelus perut Aldera. Anak itu mulai rewel. Tapi, bukan masalah besar untuk Valen karna dia mantan pengasuh Rara.

"Baik, Den"

Sesampainya Aldera sedikit terkejut lagi-lagi dia menoleh kearah Ayahnya. Seakan bertanya lagi. Rumah siapa? Valen memakai baby wrap untuk menggendong Aldera dia juga membawa sebotol susu yang sudah disiapkan oleh Keysa untuk anak tercinta.

"Kakek" ucap Valen memberi tahu.

Aldera yang ada di gendongan depan dan menghadap dapan. Melihat jelas rumah besar itu. Dia tidak menggubris. Tangan mungil itu asik memainkan mainan yang baru saja Valen berikan. Dia sibuk mengigit hingga mainan itu penuh dengan air liur.

"Mam ..." Aldera mengerakkan kaki brundal. Valen tau setiap di gendong dengan Baby Wrap Aldera selalu seperti ini, seakan dia berjalan di tanah karna melihat kaki tergantung begitu saja.

"Ayah ... yah" teriak Valen melihat seisi rumah sepi dan memang selalu sepi hanya ada pembantu yang beralulalang mengerjakan tugasnya.

 yah" teriak Valen melihat seisi rumah sepi dan memang selalu sepi hanya ada pembantu yang beralulalang mengerjakan tugasnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Pacarku Seorang Dosen [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang