Part 42

2.3K 118 12
                                    

"Sa, kenapa telpon?" tanya Valen langsung ke inti. Dia sangat senang sekali Keysa mau menghubunginya lagi.

"Katanya kamu marah?" tanya Keysa dengan nada khasnya yang super lembut.

"Jangan suka marah-marah, kasian Tamira. Kamu kalau ngak suka sama Tamira kenapa tunangan sama dia?" tanya Keysa, ia tidak mengerti lagi apa maksud Valen.

"Gimana keadaan kamu disana?" tanya Valen sengaja sekali mengalihkan pembicaraan.

"Ngak usah ganti topik! Waktu ku ngak banyak!" pertegas lagi Keysa, ia sangat kecewa dengan sikap Valen.

"Ingat ya kita udah ngak ada hubungan dan soal jagain kamu nasehatin kamu, marahin kamu kaya gini, itu bukan kewajiban aku lagi, karna kamu bukan siapa-siapa aku lagi" perjelas Keysa sambil menghapusi air matanya yang turun.

"Sa, tapi gw cuman maunya sama lu" ucap Valen memohon.

"Ngak bisa, kamu harus bisa terima semuanya. Aku mau tanya lagi kenapa kamu tunangan sama Tamira kalau kamu ngak sayang?" tanya Keysa seperti memojokan Valen. Meski Keysa juga kesal dengan sikap Valen yang ngak jelas.

Valen terdiam ia tidak bisa beri jawaban apapun, ini terlalu rumit untuk dijelaskan pada Keysa.

"Disitu ada Tamira? Kalau ada kita Vidio Call" ucap Keysa langsung mematikan teleponya dan memgandi siaran langsung men Vidio Call tanpa persetujuan Valen.

Keysa memasang muka tipu marahnya, padahal ia sangat sedih melihat mereka berdua.

"Tamira udah makan?" tanya Keysa pelan ia menahan air mata yang jatuh.

"Brisik" sinis Tamira ia tidak menatap layar henpon Valen sama sekali.

"Valen kamu harus suapin Tamira" pinta Keysa ia langsung mematika kamera sekedar untuk mengusap air matanya yang terus turun.

"Ngak mau!" tegas Valen memutar mata malasnya.

"Ayo lah, itu terdengar sulit bagi mu tapi lama-kelamaan itu mudah" ucap Keysa menatap tajam kearah Valen.

Terpaksa Valen mengambil semangkok bubur itu lalu menyuapi Tamira perlahan. Kalau bukan karan Keysa mana mau dia.

"Iya kamu harus bisa ngelakuin itu" ucap Keysa dari sebrang sana.

Ia meneteskan air matanya perlahan, saat melihat Valen mensuapi Tamira dari vidio call.

Keysa sendiri yang meminta, ia ingin mengajari Valen agar sayang pada orang lain selain dirinya.

"Gw risih Sa!" decit Valen malas sekali menyuapi Tamira, ia begini karna disuruh Keysa.

"Valen! Kamu ngak bisa kaya gini terus, kasihan Tamira. Pikirkan kalian itu udah tunangan itu artinya kalian sepasang jiwa" nasihat Keysa pada Valen yang menatapnya lewat henpon.

Terlihat lagi Keysa menghapus air matanya yang turun, entah siapa yang menyuruh untuk jatuh. Ya tuhan kuatkan hati ini.

"Ayo lakuin lagi" pinta Keysa yang sedikit bergetar suaranya. Wanita mana yang kuat melihat orang yang dia sayang dengan wanita lain, apalagi malah mendukung hubungan keduanya untuk saling akrap. Kan itu sad:(

"Hn" balas Valen lalu memberi suapan pada Tamira dengan separuh hati.

"Nanti malem kamu temenin Tamira tidur, suapin dia, kasih obat dia terus hibur dia biar ngak sedih. Kalau orang sakit sedih susah sembuhnya" ucap Keysa lagi lagi ia harus menghapus air matanya yang turun bercucuran.

Pacarku Seorang Dosen [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang