Part 47

3.3K 145 5
                                    


"Mag kamu kambuh?" tanya Lina, ia duduk disebelah anaknya yang masih terbaring lemas.

"Keysa punya mag tanten?" tanya Valen kepada Lina. Ia baru tau Keysa punya mag.

"Iya" ucap Lina lesuh, ia tidak tega melihat anaknya ini pucat, tanpa berkata apapun, bahkan tidak sangup untuk bicara.

"Kenapa kamu ngak cerita sama aku?" ucap Valen, ia sedikit kecewa dengan Keysa. Hal seperti ini sungguh membahayakan.

"Mungkin tidak terlalu penting" singkat Keysa tidak bisa harus beradu dengan Valen.

Pembantu rumah tangga itu berjalan naik keatas membawa semangku bubur, air putih, dan obat untuk Keysa. "Ini Den" ucap Pembantu rumah tangga itu meletakanya diatas meja.

Valen langsung menganguk lalu mengambil bubur tersebut. Ia mendekat kini duduk disamping Keysa. "Buka mulut kamu" pinta Valen menyendokkan bubur.

"Biar aku makan sendiri" tolak Keysa lemas, mencoba merebut bubur yang ada ditangan Valen.

"Ngak usah bandel"

Keysa mengerutkan bibirnya kesal. Ia tidak mau sama sekali membuka mulutnya. "Buka mulutnya apa aku bukain" ancam Valen.

"Hah?" tanya Keysa tidak paham. Apa sih maksudnya?

"Buku mulutnya! Emang kamu mau dibuka mulutnya?" ucap Valen lalu meletakan bubur diatas nampan, ia mendekat pada Keysa dengan garcep, dan Keysa terpelotot ia menutup nulutnya dengan kedua tangan.

"Buka mulut ngak?" ucap Valen sedikit ngedumel didalam hatu, lalu mengambil lagi bubur tersebut.

"Iya"

"Badel banget" ucap Valen lalu memulai memberi satu suapan untuk Keysa.

"Ini sebenarnya ada apa sih?" tanya Lina bungung, kenapa dirumah Valen banyak orang, katanya acara peenikahan, ini yang nikah siapa?

Semua orang memandang Lina dengan sedikit terkekeh kecil, ternyata Lina belum paham semuanya. "Apa?" tanya Lina dengan polosnya menaikan satu bahunya, ia sungguh belum paham.

"Ini acara pernikahan" ucap Gia yang sedang mengendong Rara.

"Lalu siapa yang menikah? Mana pengantinnya?" tanya Lina dibuat pusing. Apa sih? Langsung keinti dong?

"Itu" ucap Arga menunjuk Valen dan Keysa. Keysa terpelotot, kenapa kasih tau sekarang diakan jadi malu.

"Hah? Anak saya?" tanya Lina tidak paham, dia kan masih kuliah mana bisa nikah sih. Lanjut kuliah dulu baru nikah.

"Ngak! Anak saya tidak boleh menikah, dia harus selesaikan studinya" ucap Lina tidak setuju dengan pernikahan ini. Ia sudah susah payah menyekolahkan Keysa tinggi-tinggi agar hidupnya lebih terjamin.

Keysa mengerutkan keningnya sembari menekuk muka. Bila Mamanya seperti ini dia tidak bisa membantah. "Tenang tante, Keysa nikah dengan saya dia masih bisa kuliah" ucap Valen mencoba membujuk Lina.

Tapi, Lina tetap kekeh dengan pendirianya. Ia tidak mau anaknya bodoh, dan usia Keysa masih 21 tahun, masih terbilang muda, meski banyak disana nikah umur segitu. Tapi, lebih siap lagi jika umur 23 tahun.

"Terus Mama maunya apa?" tanya Keysa lirih, ia sudah pasrah malas beradu dengan Mamanya ini.

"Mama maunya kamu kukiah yang bener dan Kalau memang Valen mau nikahin kamu, tunggu kamu lulus" ucap Lina sedikit memberi celah harapan.

"Hah?" ucapKeysa lemas. "Dua tahun lagi" rengek Keysa, itu terbilang lama.

"Dua tahun itu tidak lama" ucap Lina

Pacarku Seorang Dosen [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang