Arga sudah melapisi semua benda-benda dirumah Keysa yang bisa membahayakan calon keponakannya itu. Seperti meja yang dia lapisi mengunakan busa gabus agar tidak tajam.
Dan dia juga menggeser semua benda ke tempat yang jarang di lalui Keysa untuk lewat. Wanita berbadan dua itu mengeleng sembari terduduk di sofa terus mengamati Arga yang sibuk sendiri.
"Berlebihan" lirih Keysa sembari menggeleng lalu menoleh ke arah halaman setelah ia mendengar suara montor yang sangat berisik lewat di depan rumahnya.
Wanita berbadan dua itu seketika berdiri dan menatap bingung ke arah banyak nya orang yang datang memenuhi halaman rumahnya.
"Ada apa ini?" tanya Keysa sedikit tidak suka dengan suara montor yang terlalu ramai.
Arga seketika menghentikan aktivitasnya lalu mendekat pada Keysa. Dia lalu menyusul langkah Keysa yang berjalan menghampiri para rombongan entah darimana.
"Kalian?" tanya Keysa dengan muka polosnya.
"Hay kak" ucap salah satu laki-laki yang sama sekali Keysa tidak kenal.
Wanita berbadan dua itu mengunakan baby doll dan sangat kelihatan perut buncitnya itu. Menarik sudut pandang para rombongan lelaki itu.
"Ar--"
"Hay kalian tunggu di luar dulu, kalau masuk semua ngak muat" ucap Arga membuat Keysa menaikan kedua alis nya. Arga juga sebenarnya tidak enak dengan Keysa.
"Ini temen--"
"3 orang ikut gw ambil persiapan" ucap Arga lalu berlalu setelah 3 orang ada yang maju menghampirinya. Dia terus memotong pembicaraan Keysa.
Keysa menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. Dia juga mengelus perutnya. Matanya terus menatap bingung satu persatu. Rasa nya sudah tercampur aduk antara takut, bingung, risih dan lain-lain.
Tak lama dia terus berdiri di depan pintu menatap banyaknya rombongan lelaki bermontor memenuhi halaman nya. 3 orang berjaket biru dongker datang dengan dua montor yang satu membonceng di belakang.
Keysa mengerutkan keningnya, menghela nafas kasar. Ini siapa lagi yang datang!? Astagfirullah, batin Keysa tidak senang banyak orang seperti ini.
3 orang yang baru datang itu lalu membuka helm membuat Keysa bernafas lega, dia langsung menemui ke tiga orang tersebut.
"Bang Langit? Ada apa sih?" tanya Keysa dengan wajah polosnya dia berjalan menuju Langit dan kawan-kawan. Keysa mengigit bibir bawahnya.
Cowok berpostur tinggi itu menatap Keysa setelah membuka helm. Dia hanya menghela nafas, menatap dari atas sampai bawah tubuh Keysa yang mungil dan berbadan dua.
"Masuk dulu, aja, ya. Udah malem" ucap Langit lalu menggiring Keysa untuk masuk. Dia sama sekali tidak menyentuh Keysa sedikitpun, malah Langit berjalan terlebih dahulu. Dia tau mana yang harus dia pegang.
"Bang Langitt" teriak Keysa berlari pelan mengikuti Langit. Hasbi dan Ben ketakutan melihat Keysa yang berlari kecil dengan perut buncitnya itu. Dia takut Keysa jatuh tengkurap.
Keysa ikut duduk dan menatap Langit sangat lekat. Langit yang di tatap menelan ludahnya susah payah. Dia bisa melihat gumpalan air mata akan jatuh dari mata Keysa.
Langit mengambil ponselnya lalu menelpon seseorang dan dia berikan pada Keysa agar semuanya Keysa dengar dari mulut seseorang itu.
Keysa menatap heran. "Ayo ngomong" ucap Langit.
"Hallo" ucap Keysa pelan dan alus.
"Hemm"
Keysa tersenyum lebar dan sangat gembira bisa mendengar suara Suaminya. Dia melompat-lompat kegirangan. Semua orang yang menyaksikan itu menelan ludah susah payah menatap Keysa ngilu dengan perutnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pacarku Seorang Dosen [TAMAT]
Ficção AdolescenteBaca ,jangan lupa follow ,comen dan vote..😘 Belajarlah menghargai orang lain maka, kamu akan dihargai layaknya kau menghargainya.. ☺☺...... Peringkat #5 dosen Peringkat #1 ganteng Peringkat #1 Mahasiswa Peringkat # 1 Populer Peringkat # 2 Fiksi...