Part 61

3K 129 15
                                    


Awan yang begitu cerah mamancarkan sinar yang jelas terang gemilang, menembus kaca-kaca rumah sakit.

"Akh sakit Valen" ucap Keysa mencengkram erat pundak Valen.

"Cuman kaya gini, Sa. Kaya anak kecil" ucap Valen terus mengusapi kulit yang sudah merah.

Keysa memanyunkan bibirnya. "Ya pelan-palan perih tau" gerutu Keysa, ia terus mencengkram pundak Valen.

"Bentar lagi, sabar" ucap Valen terus mengusap-usap.

Keysa menoleh kebawah menatap nya penuh ngeri, ia semakin kesakitan setelah melihatnya. "Sakit banget, bisa cepetan?" tanya Keysa mengerakan kakinya berulang kali.

"Diem, Sa. Malah tambah perih" ucap Valen memegangi kaki Keysa agar berhenti bergerak.

"Kok robeknya besar. Aku jadi takut" ucap Keysa ia semakin menangis keras, sembari mengigit pundak Valen agar menghentikan aktivitas nya.

Valen sibuk mengusapi lalu meniup luka tersebut. "Cuman sobek sedikit" ucap Valen mencoba menenangkan Keysa.

"Muach sembuh" ucap Valen setelah menenpelkan hansaplas di lutut Keysa dan menciumnya.

Keysa tersipu malu setelah di perlakukan seperti itu oleh Valen. Keysa menatapi lututnya, masih terasa sedikit basah bekas ciuman Valen.

Valen berdiri menatap Keysa yang terduduk di atas ranjang rumah sakit, ia menenteng kan kedua tangan nya, menarik nafas sabar.

"Suruh siapa lari-lari kesandung kursi kan" ucap Valen ngedumel membuat Keysa memanyunkan bibirnya malu.

Teringat kejadian tadi, niatnya Keysa membawakan Valen kue buatan nya, ini malah sudah jatuh berantakan.

Keysa dan Valen bersamaan menatap kue yang sudah jatuh dan krim yang tertempel di lantai. Keysa menarik nafas dan Valen mengeleng pasrah.

"Besok aku buatin lagi. Janji" ucap Keysa tersenyum sembari mengangkat kedua jari kelingkingnya.

"Kita buat bersama" ucap Valen merangkul leher Keysa layaknya seorang teman.

"Buat kue?"

"Buattt.."

"Apa?"

"Buat anak"

Keysa memencengkan senyumnya sembari mengerutkan jidat. Sedikit jijik dengan Valen.

"Aahh, Aku capek" ucap Keysa langsung turun dari atas kasur.

"Sa, ssstt" ucap Valen manarik tangan Keysa lalu ia letakan Keysa diatas kasur lagi dengan posisi masih terduduk.

Valen mendekat dan meniup poni depan Keysa hingga naik keatas. Mata Keysa mengikuti tiupan Valen.

"Kita punya luka jidat yang sama" ucap Valen memegang bekas luka Keysa yang dulu.

Keysa terkekeh tawa malu, pipinya mengembang dan tersipu malu. Keysa hanya menunduk kan kepalanya.

"Valen" tegur Keysa langsung menutup mulutnya, Valen menurunkan perlahan dan tersenyum.

"Akan aku ceritakan pada anak pertama kita, jika Ayah dan Mamanya membuatnya di kamar rumah sakit" ucap Valen membut Keysa sedikit tertawa.

"Dan akan aku ceritakan bahwa Ayahnya ini sangat galak" ucap Keysa tertawa, seakan ia tidak mau kalah.

"Mamanya man--"

"Keysa!?" ketus Lina merubah suasan Valen yang siap menerka menjadi kaget dan bersamaan dari keduanya menoleh kearah Lina.

"Keysa ayo pulang. Mama sudah siapkan tiket buat kamu" ucap Lina menarik tangan Keysa.

"Ma. Keysa mau dibawa kemana?" tanya Keysa bingung.

Pacarku Seorang Dosen [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang