Part 18

3.2K 146 11
                                    


Valen sudah berpakaian rapi dan membawa satu tangkai bunga mawar merah. Ia bergegas keluar rumah.

"Abang mau kemana?" tanya Rara yang berhasil membuat Valen menghampiri.

"Mau adadeh" ucap Valen lalu mencupit pipi Rara yang gembal.

"Rara ikut, yah". Rara mencelujurkan kedua tanganya keatas meminta gendong.

" hemmm, Bundaa" teriak Valen kearah dapur.

"Iyahhh" balas Gia yang entah apa dibuatnya didapur, Gia jarang sekali sibuk didapur, mungkin karna hari ini hari minggu lebih santai.

Gia menentengkan tanganya menatap Rara dan Valen bergantian, ia sudah tau maksud Valen. Gia mengelengkan kepalanya kepada Rara yang masih meminta gendong Valen.

"Ikut Bunda kedapur, yuk" ajak Gia lalu langsung mengendong Rara.

"Ngak mauu, mau ikut Bang Alenn" rengek Rara tarus mencoba turun dari gendonganya.

"Dahhh, abang pergi dulu" ucap Valen lalu pergi meninggalkan Rara yang nangis.

***

Inalillahi wainalilahi roziun

Bulan Aprillia Purnama
Binti
Dani Supomo
Lahir : Bandung, 2 April 1997
Wafat : Selasa, 2 April 2015

Goresan tinta hitam dibatu nisan itu membuat Keysa terharu dengan keadaan kali ini, ia sudah pernah ditinggal orang yang dia sayang. Apakah sakitnya sama yang dirasakan Valen.

"Happy Birthday kak Bulan, semoga tenang disana"ucap Keysa sambil menepuk tangan lirih.

"Kak Bulan pasti sayang banget sama Valen" lirih Keysa sambil menaburkan bunga dimakam Bulan.

"Kakak tau ngak, cinta Valen itu cuman buat Kakak, mau seusaha sekalipun aku ngerebut hati Valen, tapi tetep aja cuman Kakak ratu dihati Valen".

" dan aku selalu bingung hadepin sifat Valen yang keras, kira-kira apa obatnya, ya?" ucap Keysa dari tadi berbicara sendiri.

Air matanya terjatuh, mengingat semua kenangan Valen dan Bulan seperti yang diceritakan Gia seminggu yang lalu.

"Kalau, kakak masih hidup, pasti Valen ngak bakal jadi orang pendiem, kasar, judes akut" rengek Keysa lalu memeluk nisan.

"Aku mau laporan kak, masak kemarin, Valen berantem sama--"

"Ngapain, lu!?". Valen menaikan satu alisnya, menatap Keysa dengan tajam, itu pasti.

Keysa dengan cepat menoleh." cuman ziarah, kok"lirih Keysa agak ciut nyalinya.

"Udah?"

"Hah?"

"Tadi, gw bilang apa?".

" udah"

"Ya, udah, tunggu apa lagi!?". Valen mengerutkan keningnya kesal dan menghela nafas sabar.

" maksudnya?"lirih Keysa menaikan satu alisnya bingung.

"Lu, udah ziarahnya. Ya udah sono pulang" pinta Valen dengan nada agak melebut.

"Ohhh"

Valen langsung menyonyor jidat Keysa kesal."pulang".

"Nanti, belum selesai". Keysa kembali tercongkok dimakam Bulan.

" tadi katanya udah". Emosi Valen mulai naik, sering kali dia menghela nafas kesal.

"Belum"ucap Keysa sambil menggeleng kepala tampa dosanya.

Pacarku Seorang Dosen [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang