Part 41

2.4K 116 5
                                    


Keysa dengan cepat menggapus air matanya saat Juan datang menghampirinya di teras rumah sambil membawa teh hangatnya.

"Eh, udah mendingan?" tanya Keysa sok akrep dan membiarkan Juan duduk disebelahnya.

"Kenapa diluar? Dingin udah malem" ucap Juan sambil menyeruput teh hangatnya.

"Udah biasa" ucap Keysa lalu menatap bulan dan bintang jauh dilangit sana. Keysa semenjak pindah di Jogja dirinya menjadi penyendiri, suka menangis ditengah gelapnya malam.

"Kamu yang masuk sana, kan masih sakit" pinta Keysa logatnya seperti mengusir Juan.

"Gw ngak sakit, cuman kelaperan" ucap Juan melototi Keysa yang mengangapnya lemah sebagai lelaki.

"Bagus ya langitnya" ucap Juan bicara sendiri sambil menatap langit sama halnya Keysa.

"Gimana kabarnya orang yang gw sayang disana, ya?" tanya Juan bicara sendiri. Membuat Keysa terpelotot mengalihkan matanya menatap Juan yang masih terpaku menatap langit.

"Siapa?"

Juan menoleh menatap Keysa. "Dia orang yang spesial, ada lah" ucap Juan tersenyum manis sambil menyisiri rambutnya dengan tangan.

"Kamu gimana?" tanya Juan membuat Keysa bingung.

"Gimana? Gimana maksudnya?"

"Ada ngak orang yang spesial?" tanya Juan menahan geram. Mungkin dosis emosinya harus diatur.

Otak Keysa jelas langsung traveling dalam satu nama Valen cinta pertamanya. Keysa hanya mengangukkan kepala malu pada Juan.

"Siapa?"

"Rahasia"

"Oh, Kenapa? Lu putus atau gimana?" tanya Juan kepo.

"Ngak"

"Teruss?"

"Dia bukan jodoh aku" singkat Keysa membuat Juan mengerutkan keningnya.

"Maksudnya?"

"Dia tunangan sama wanita lain" ucap Keysa sambil tersenyum manis menatap bulan.

Juan menganguk angukkan kepalanya paham. "Sad juga lu" ledek Juan.

"Kok bisa kaya gitu?" tanya lagi Juan sangat kepo urusan orang.

"Ngak papa, Kamu sendiri?" tanya Keysa mengalihkan pertanyaan.

"Oh, kita milih pisah alias putus" ucap Juan yang ikut menetap Bulan.

"Kok bisa? Udah ngak saling cinta?" tebak Keysa.

"Ngak, sebenernya gw yang salah kurang sabar ngadepin sikapnya, gw yang mutusin dia" perjelas Juan sepertinya membuat Keysa tidak paham.

"Maksudnya? Kamu salah, dia salah?" tanya Keysa tidak paham sama sekali.

Juan terkekeh kecil. "Dia itu sifatnya terlalu kekanak-kanakan, egois, posesif, dan terlalu, aah pokonya terlalu. Dan akhirnya aku milih putus, padahal kami saling menyayangi" perjelas lagi Juan kini Keysa menganguk paham.

"Gw cuman mau ngasih pelajaran aja sama dia. Tapi, kayanya dia udah lupa sama gw" ucap lagi Juan begitu sedih.

"Kamu masih sayang?" tanya Keysa.

"Jelas aku masih sayang. Kalau ada kesempatan buat miliki hatinya pasti gw bakal jaga baik-baik" sesal Juan menyalahkan dirinya sendiri.

"Juan gantian lu ngetik" pinta Marco yang nongol dari dalam. Membuat Juan mengerucutkan bibirnya.

Plakk

"Akh" pekik Juan sambil mengosok bibirnya yang ditampong oleh Marco.

"Ngak lulus skripsi jangan harap lu ketemu Tamira!" pertegas Marco membuat Juan tambah manyun.

Pacarku Seorang Dosen [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang