Kain putih lembut menyelimuti gaun indah nan mewah, rias wajah bak seperti ratu. Gedung serba putih, hiasan bunga dimana-mana tertata rapi dengan indah nan elok.
Tamu undangan yang berduduk rapi didepan pelaminan, dimana akan di ucapkan janji suci antar pasangan keduanya. Teraut semua memasang muka bahagia, ceria, dan bercanda gurau.
"Siap" ucap Gasello menepuk punggung Valen menyakinkan untuk naik keatas Pelaminan.
Sempat ia menghela nafas kasar. Dengan muka lesuhnya ia terpaksa duduk berhadapan Penghulu dimana penghulu sudah menantinya.
Muka was-wasnya yang menanti ke datangan teman-temanya. Ia sesekali menoleh kanan kiri tidak fokus pada penghulu yang ada di depan.
"Valen ayo" pinta Gasello yang bingung dengan anaknya ini, apalagi yanh ditunggu?
Valen menghela nafas berat. Ia memang harus mengiklaskan mungkin jodoh Valen itu Tamira bukan Keysa ataupun siapa saja.
Terlihat gadis berbaju merah muda diantara kedua pria sedang mengamati acara yang sedang berlangsung ini.
Keysa, Juan, dan Marco yang dari tadi melihat sambil berdiri di pojokan. Menatap pernikahan yang akan berlangsung. Keysa yang selalu tidak kuat melihat semuanya. Ia dengan cepat menutup mulutnya agar tidak bersuara. Ini yang selalu ia takutkan selama ini, harus kembali terluka.
"Marco lu jagain Keysa" pinta Juan lalu mengelus kepala Keysa dan beranjak pergi.
"Iya, mau kemana?" tanya Marco yang tidak di gubris Juan sama sekali, Juan terus saja berlari menerobos banyaknya tamu undangan masuk kedalam ruangan.
"Udah Sa jangan nangis. Tarik nafas keluarkan" ucap Marco mencoba menenangkan Keysa. Perlahan Marco menarik Keysa mendekat pada dirinya, membiarkan Keysa menangis dalam dekapanya, dari pada malu dilihat banyak orang tamu undangan.
Keysa terus menangis di dalam pelukan Marco, ia sungguh tidak bisa melihat Valen duduk disana dengan menyebut nama wanita lain untuk sumpah janji sucinya.
"Kapan kita bisa pulang?" tanya Keysa tidak kuasa menahan sesak yang teramat.
"Mungkin sebentar lagi atau--" Marco menghentikan ucapanya, ia semakin kuat memeluk Keysa.
"Atau apa?" tanya Keysa mencoba mendongak melihat Marco.
Keysa menatap kearah Marco yang terdiam menatap kedepan. Benar saja, Keysa mengikutinya dan melihat pemandangan buruk didepan sana. Tapatnya Valen!
***
Pelukan hangat dari Juan yang baru saja memasuki ruang tata rias Tamira langsung dengan sergap memeluk Tamira yang berdandan bak ratu. "Tami" pangil Juan sambil memeluk erat Tamira.
Tamira yang di peluk kaget dan scok. Ia langsung melepas pelukan Juan. "Lu itu sia--" belum sempat ia menyelesaikan ucapanya. Matanya langsung terpelotot melihat Juan.
"Arsen?"
Juan mengagukkan kepala lalu tersenyum manis. Sungguh pria tangguh. "Selamat ya" ucap Juan dengan senyum iklasnya lalu menjelujurkan tanganya, namun diabaikan saja oleh Tamira. Ia malah kesal saat Juan mengucapkan selamat padanya.
Tamira mengeleng kuat. Ia kembali memeluk Juan erat. "Jangan tinggalin aku" bisik Tamira dikuping Juan melepas kerinduanya.
"Ngak bisa lu udah milik orang" ucap Juan menghela nafas berat. Ia juga masih sayang dengan Tamira tapi bagaimana lagi Tamira sudah milik orang lain.
"Tapi,aku sayangnya sama kamu! Kenapa kamu tinggalin aku?" rengek Tamira di pelukan Juan ia mengebuk gebuk dada Juan kuat.
Satu tetes mengalir dipipi Tamira, ia membayangkan miris hudupnya ditingal Juan. Hingga ia melakukan hal yang sangat bodoh.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pacarku Seorang Dosen [TAMAT]
Teen FictionBaca ,jangan lupa follow ,comen dan vote..😘 Belajarlah menghargai orang lain maka, kamu akan dihargai layaknya kau menghargainya.. ☺☺...... Peringkat #5 dosen Peringkat #1 ganteng Peringkat #1 Mahasiswa Peringkat # 1 Populer Peringkat # 2 Fiksi...