"Valen?" ucap Gia memanggil, menenteng tas merah marun kesayangannya itu.
"Apa?" ucap Valen lalu menguap sekian kalinya. Berjalan mendekati Gia yang sudah siap berangkat pagi-pagi buta.
"Jangan lupa rawat Malaikat kecil, kasih obat, susu sudah ada di fliser, semua sudah siap" ucap Gia lalu menarik kuping Valen keras membangunkan Valen yang tidur kembali diatas meja.
"Aww, iya" ucap Valen lalu mengosok kupingnya.
"Eh,iya. Nanti ada baby sister" ucap Valen memandang Gia sambil menguap sekian kalinya.
"Apa!?, kenapa ngak bilang!?" ucap Gia terkejut dan memutar mata tajam.
"Lah, lu sibuk, mana sempat gw bilang" ucap Valen melotot.
"Lu, gw.. Lu, gw. Gw itu mama,lu" ucap Gia emosi dengan perkataan Valen.
"Iya, mahmud" ucap Valen memanyunkan bibirnya.
"Punya anak ngak sopan!" ucap Gia tambah emosi dengan mimik Valen yang mengejeknya.
"Lah, gw bukan anak, lu!" ucap Valen tersenyum tipis dan menaikan satu alisnya.
"Udah, ngak usah dibahas" ucap Gia menempelkan tanganya kekepala mengecap geram.
Lah, yang bahas siapa?. Gw yang kena marah!
"Balik ke topik, siapa baby sisternya?" ucap Gia menarik nafas perlahan. Harus lebih sabar menghadapi Valen.
"Ada lah, lu ngak usah tau, walau tau pun, lu juga ngak begitu peduli. Rara sakit aja masih ditinggal kerja!" ucap Valen malas lalu tersenyum sinis.
"Bukan, gw yang mau kerja. Tapi..." Gia membalikan badan kearah Valen lalu menatap geram.
"Tapi, apa?. Karna Ayah?" ucap Valen menatap sinis Gia.
Gia langsung membuang muka malas dan tidak mau berdebat panjang dengan Valen, Gia langsung meninggalkan Valen tanpa sepatah kata.
Ada hal rahasia yang sudah ditutup rapat. Belum waktunya Valen dan adek"nya mengerti. Mungkin sudah waktunya untuk Valen tau. Tapi, Valen masih keras kepala. Ditakutkan akan membuat dirinya lebih keras tidak terkendali.
"Cewek aneh, lu mau-maunya nikah sama bokap, gw!?" teriak Valen kearah Gia yang pergi memasuki mobilnya.
"Bodokkk amatttt, anak gilaaa!" ucap Gia membalas perkataan Valen yang sudah biasa dia dengar.
Namaun, bila didepan Rara Valen akan berkata sopan pada Bundanya itu. Setidaknya menunjukkan hal positif. Bisa dibilang muka dua. Tapi, bermamfaat.
***
Pagi sekitar jam 06:30 Keysa sudah akan berangkat kerumah kekuarga Gasello. Namun, dia belum izin kepada Mamanya dan belum bilang sepatah kata apapun di pagi ini.
Sesudah Keysa membantu menyiapkan semua bahan untuk jualan Keysa berniatan berpamitan dengan Mamanya pasal dia menjadi baby sisiter.
Keraguan didalam hatinya semakin menguat saat melihat mata Mamanya yang kalem bukan main.
Dia takut Mamanya tidak akan mengizinkannya untuk bekerja apa lagi menjadi baby sister, semua itu diluar pemikiran.
"Ma-Mama" ucap Keysa memberanikan diri sambil mencenceng tas hitamnya.
Sepatu putih, rambut diikat satu, poni selalu didepan, kaca mata tidak lupa. Dandananya sudah rapi, sangat rapi.
"Hemmm..."
KAMU SEDANG MEMBACA
Pacarku Seorang Dosen [TAMAT]
Fiksi RemajaBaca ,jangan lupa follow ,comen dan vote..😘 Belajarlah menghargai orang lain maka, kamu akan dihargai layaknya kau menghargainya.. ☺☺...... Peringkat #5 dosen Peringkat #1 ganteng Peringkat #1 Mahasiswa Peringkat # 1 Populer Peringkat # 2 Fiksi...