Keysa keluar dari kamar mandi. Melihat Aldera begitu tenang bersama Valen. Dia tersenyum. Mungkin kedua lelaki itu masih akur karna terbiasa. Apalagi kini Aldera mau tertawa bersama dengan Valen.
"Mama itu" ucap Valen menunjuk Keysa yang masih mengikat rambut menoleh polos.
"Mam... Mamam..." Aldera berdiri dengan sendirinya diatas kasur. Valen melotot. Dia kaget dengan aksi Aldera. Bayi kecilnya kini sudah mulai besar.
Valen masih mengawasi, takut Aldera tiba-tiba jatuh. "Al-Al bisa berdiri" ucap Keysa hingga menutup mulutnya kaget.
Dia berlari kecil mendekat pada Aldera. Aldera menggapai tangan Valen untuk berpegangan. Tubuhnya masih terhyung maju mundur. Dia belum mahir sepenuhnya untuk menyeimbangkan berdiri.
"Aldera dapet bonus jatah lebih lama" ucap Keysa membuat Aldera langsung tertawa senang. Valen menyipitkan matanya. Kapan dia dapat jatah tambahan? Boro-boro, dapat jatah aja udah bersyukur.
Aldera kembali terduduk. Dia kembali meremas-remas mainannya dan juga memakannya. Keysa selalu melarang tapi Aldera terus melakukan. Mungkin giginya akan muncul maka terasa gatal. Apalagi Aldera sering menangis karna giginya gatal. Keysa harus mengelus-elus bibir Aldera agar tidak terasa begitu gatal.
"Sa, tadi aku kerumah Ayah" ucap Valen terlihat sempurna. Sembari memegang Aldera dan membiarkan tangannya kini yang menjadi korban mainan Aldera.
"Terus?" ucap Keysa kini ikut naik keatas kasur menghadap Valen.
"Arga udah pergi kerja, Leo sekolah dan tinggal di asrama ..." Valen berhenti berbicara.
"Iya, kenapa?" balas Keysa bingung.
"Rara punya penyakit Gaga jantung" ucap Valen menelan ludah susah payah.
"Hah? Rara masih kecil! Enggak mungkin, Rara selama ini bahagia makananya juga sehat" ucap Keysa terdiam beberapa detik dan air matanya jatuh. Jika benar Rara di vonis Aritmia itu hal yang begitu sakit.
"Aku juga kaget, keadan rumah bener-bener sepi dan cuman Rara sama para pembantu, dia keliatan kesepian" ucap Valen begitu menusuk hati Keysa. Rara yang dulu suka dalam gendongannya kini kenapa harus rapuh.
"Rara tinggal sama kita aja, ya, Valen" ucap Keysa memohon dia memintanya dalam sepihak.
"Gia enggak bakal memperbolehkan dan Rara sudah diajarkan agar tidak mengusik kita" ucap Valen mengusap air mata Keysa.
"Tapi, Rara kasian, keadaan begini dia butuh orang terdekat. Kamu ingat saat Rara demam? Dia selalu ingin berada di sisi orang yang dia sayang, apalagi keadaanya seperti ini" ucap Keysa mengoyakkan lengan Valen. Dia terasa ingin bertemu dengan gadis kecil itu.
"Besok aku mau ketemu Rara" ucap Keysa menatap lekat. "Kamu ngapain kerumah Ayah?" tanya Keysa lupa menanyakan hal itu.
Valen tersenyum.
***
Sesuai ucapannya. Keysa menjenguk Rara. Dia membawakan apel kesukaan Rara. Keysa kini masuk dengan mudah tanpa ditanya lagi oleh satpam dan dia tidak perlu mengangkat tanganya lagi.
"Rara" panggil Keysa melihat rumah sebesar ini sangat sepi. Keysa menatap keatas mencari Rara. "Rara" panggil lagi Keysa masih tersenyum.
Keysa melihat Rara yang masih bermain seorang diri di atas tangga. Dia terlihat berulang kali masuk kekamar satu dan yang satunya.
"Rara." Keysa naik keatas menyusul Rara yang masuk dikamar paling ujung.
"Rara ngapain? Kak Isa datang" ucap Keysa lalu membuka kamar tersebut melihat Rara yang terlihat masih mengumpulkan foto keluarga nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pacarku Seorang Dosen [TAMAT]
Fiksi RemajaBaca ,jangan lupa follow ,comen dan vote..😘 Belajarlah menghargai orang lain maka, kamu akan dihargai layaknya kau menghargainya.. ☺☺...... Peringkat #5 dosen Peringkat #1 ganteng Peringkat #1 Mahasiswa Peringkat # 1 Populer Peringkat # 2 Fiksi...