Selamat membaca💙
⚪ t h a n k s t o f i x ⚪
Mata Fix langsung tertuju pada Niana. Gadis itu berdiam di motornya dengan mata menyorot kesal ke semen. Keningnya mengernyit, sesekali dia berdecak. Bukan Fix tidak tahu apa yang sedang gadis itu pikirkan. Namun, Fix hanya merasa salah jika dia ikut terlibat ke dalam sebuah masalah yang bahkan sedikit pun dia tidak tahu bagaimana.Fix menepuk bahu temannya, pamit sambil menunjuk Niana sebagai kodenya. Teman-temannya mengerti dalam sekejap, memisahkan diri dan membiarkan dua sejoli itu leluasa bermain perasaan.
Bukan gosip aneh jika Fix terus memperjuangkan Niana. Sedang Niana gencar memanfaatkan Fix secara terang-terangan.
“Ngelamunin apa?” Fix tersenyum. Memandang wajah Niana yang tertekuk dari bawah. Tubuhnya kembali menegak setelah Niana membuang muka. “Jangan gitu dong wajahnya, entar gak bisa balik nyesel, lho.”
Niana berdecak. Kakinya dia hentak-hentakkan kuat ke semen. Rasanya dia ingin meruntuhkan dunia dan menemukan dunia baru lainnya. “REVA JAHAT, FIX!”
Fix cukup terkejut. Teriakan Niana barusan membuat semua orang menolehkan wajah untuknya. Fix memandang sekitar sesaat, kemudian kembali sepenuhnya menatap Niana. Tidak baik. Fix tidak ingin Niana semakin tidak baik di mata orang lain.
“Cerita sambil makan es krim gimana?”
Setidaknya Fix bisa membawa Niana ke tempat yang lebih aman. Di mana hanya Fix yang mampu mendengar dengan sempurna. Setelah apa yang terjadi, Fix penasaran siapa Reva yang sebenarnya.
Niana membuang napas kesal. Dia menjauhi motor Fix, memberi ruang agar cowok itu bisa bersegera menyiapkan diri. “Gue mau rasa matcha.”
“Katanya gak suka ... yakin mau makan rumput?” Diakhiri dengan kekehan geli. Pasalnya, baru beberapa hari yang lalu Niana meminum matcha dan ngambek pada Fix seharian. Gadis itu menganggap Fix tak perhatian padanya karena memberikannya minum rasa rumput. Padahal, gadis itu sendiri yang menginginkannya.
“Katanya kalau dijadiin es krim enak!”
Fix merapikan rambut Niana, menatap wajah manis itu sambil tersenyum kecil. Lalu memakaikannya helm, keselamatan tetap nomor satu. “Awas aja lu minta tuker.”
“Enggak! Yakin deh enak! Tapi lo harus pesan rasa alpukat ya ya ya?”
Fix geleng-geleng kepala sembari naik ke motornya. Jika sudah begitu permintaannya, Fix yakin apa yang dia katakan akan benar kejadian.
“Iya gak?!”
“Iya .... Buru naik.”
“Gitu, dong, jawab.” Niana cukup puas. Dia membuka pijakan kaki dengan kaki kanan lantas naik sembari mencari posisi yang nyaman. Bersiul kecil karena sangat senang Fix tak mengalihkan atensi pada Reva.
Niana masih bisa menang. Iya, dia bisa dan akan selalu bisa.
Tak butuh waktu lama untuk Fix berkendara menuju kedai es krim langganan. Dia menyiapkan tubuh sebelum Niana bergerak turun, membiarkan bahunya dijadikan pegangan. Tak ada percakapan yang berarti, keduanya langsung berjalan masuk dan memesan es krim sesuai keinginan Niana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Thanks to Fix | Revisi
Teen Fiction| Fiki UN1TY | Dalam proses revisi 5 Desember "Aku adalah ceritamu yang telah lama usai." Reva meletakkan penanya di dalam saku, menutup buku diary miliknya dengan perasaan yang dia sendiri tak bisa jelaskan bagaimana. Lembar terakhir yang dia gunak...