Selamat membaca🙆🏻♀️
Hari ini up dua part karena kemarin gak update 🙏🏻
⚪ t h a n k s t o f i x ⚪
“Baju sudah sampai ke Reva tanpa ketahuan kalau itu dari lo. Reva juga gak curiga apa-apa ke lo. So, gue udah ngelakuin kemauan lo dengan sempurna. Mau sampai kapan lo ulur janji lo?”
Kepalan tangan Fix terbuka. Dia membuang napas marah yang tidak diperlukan. Ini bukanlah waktu untuk marah karena yang terjadi memang disebabkan oleh dirinya sendiri.
“Kepala lo lagi gak beres. Berpikir secukupnya.”
Fix kembali membuang napas, berjalan mendekati sisi jembatan. Jemarinya menyentuh dinginnya besi-besi itu, melihat langit yang perlahan semakin menggelap. Sebentar lagi matahari akan tenggelam, bumi pun seutuhnya akan gelap.
“Lo harus lepas Niana, itu permintaan pertama gue.”
Matanya bergerak turun, menatap sungai di bawah. Jika dia menutup mata pada Niana, apakah perasaan itu bisa langsung terjun bebas? Mati seketika dan tak lagi membuatnya kebingungan?
Fix menoleh, merasa tidak yakin pada dirinya sendiri. Perasaannya sudah lama bersarang, sudah jadi kebiasaan, tanpa ada pemberat. Meski kesal, kecewa, sedih, adalah hal paling sederhana yang sulit dihindari. Semua perasaan itu tak pernah berubah jadi benci.
“Gue beri lo waktu sampai gue minta permintaan kedua.”
Fix tertawa. Seketika semua hal yang ada di sekitarnya menjadi lelucon paling menggelikan. Dia merasa dirinya seperti terjebak di alam mimpi. Bahkan dari tawaran kecil bisa jadi permintaan seserius ini. Ajaib sekali.
“Wah, gak beres. Emang bener kata Emak jangan keluyuran magrib-magrib.”
“Permintaan lo gak ada yang lebih serius lagi, Ta? Cuma minta tolong ngasihin baju ke Reva, bukan berarti lo bisa ngatur gue lewat perjanjian itu.”
Kini Titra balas tertawa. “Suka-suka gue. Janji tetaplah janji.”
“Apaan? Emangnya lo siapa mau ngatur perasaan gue?” Fix membuang muka, menyembunyikan ekspresi remeh yang sama sekali tidak ramah. Tatapannya kembali ke bawah, menatap arus sungai yang tenang. Bertanya-tanya apakah benar ada buaya di sana.
“Terserah lo mikir apa. Gue tunggu ucapan makasih lo nanti.”
Langkah Titra terdengar menjauh. Suara mobil berhenti terdengar, tak lama kemudian suara pintu tertutup menunjukkan kepergiannya. Fix menoleh, mengamati mobil itu hingga habis menjauh.
Tubuh jangkung itu merosot, duduk di pinggiran trotoar jalan. Kepalanya mendadak pusing. Seakan ada sesuatu yang memaksa masuk di sana. Mengembalikan akalnya, yang mengantar dia pulang, dan mengembalikan Fix pada dirinya yang biasa.
Tidak ada kabar dari Niana. Maka motor itu tak akan sekali pun berbelok untuk mencarinya. Fix mulai bertekad untuk selesai. Meninggalkan Niana bukan berarti dia akan mati. Meninggalkan Niana bukan berarti dia akan gila. Karena sesungguhnya dia sudah menjadi gila sejak perasaan itu muncul.
⚪ t h a n k s t o f i x ⚪
Jio tersenyum kecil setelah berhasil menurunkan standar motornya di sebuah rumah yang pertama kali dia datangi. Pertama kali mendengar dan mendapatkan informasi mengenai salah satu penghuninya, pun mendapat validasi dari Reva, Jio memulai penyelidikan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Thanks to Fix | Revisi
Novela Juvenil| Fiki UN1TY | Dalam proses revisi 5 Desember "Aku adalah ceritamu yang telah lama usai." Reva meletakkan penanya di dalam saku, menutup buku diary miliknya dengan perasaan yang dia sendiri tak bisa jelaskan bagaimana. Lembar terakhir yang dia gunak...