35 || Jangan Jadi Jahat

132 31 4
                                    

Gess maaf kemarin aku ketiduran😔

Jadi kita up dua yaa🙆🏻‍♀️

Selamat membaca💙

⚪ t h a n k s  t o  f i x ⚪

“Mana, sih?” Fix berdecak, jadi kesal dengan ponselnya. Padahal Reva yang tidak membalas pesannya, bukan ponselnya yang menyembunyikan pesan dari Reva.

“Katanya jangan sampai gak bisa dihubungi. Tapi malah dia yang hilang.”

Matanya terpejam, berpikir sejenak. Akhir-akhir ini banyak hal yang tak bisa dengan sekejap mata masuk di akal Fix. Semuanya terasa rumit dan perlu dipikirkan kembali. Apalagi jika sudah berhubungan dengan Reva. Entah kenapa otak Fix terasa seperti tidak pernah dipakai seumur hidupnya.

Dia menghela napas, kembali menatap layar ponselnya.

“Apa beneran dia yang lagi kenapa-napa? Yang tadi cuman kode. Trus kalau gitu gue harus ngapain?” Fix semakin frustrasi.

Fix bangkit. “Ya udahlah. Dari pada gila sendiri mending ngorbanin bensin.”

Dia mengambil hoodie dari dalam lemari lantas memakainya. Tidak ada yang paling nyaman selain hoodie memang, simpel dan multifungsi. Kaos juga nyaman sebenarnya, asal yang sedikit over size.

“Mau ke mana, Fix?” tanya Vina penasaran melihat putranya terburu-buru.

“Ke rumah Reva, Ma.”

“Ngapain?”

“Ya mau main aja.”

Vina mengerjap, menatap putranya penuh selidik. Sedetik kemudian dia tertawa, mengangguk mengerti. “Rajin-rajin kenalan sama calon mertua ya.”

“Apaan sih, Ma.” Fix bergidik geli sendiri. Ya, kalau Reva juga suka sama dia mah gampang. Tapi setelah perkataan tak manusiawi Reva kemarin masih membuat Fix sedikit sakit hati.

“Aku suka kamu.”

“Aku tahu.”

Jleb.

Rasanya tuh campur aduk. Malu, marah, salting, mau meninggoy aja rasanya.

“Mama habis bikin cookies. Bawain buat calon mantu Mama.”

“Oh iya. Untung Mama ingetin.”

Fix melesat kembali ke kamarnya diikuti manik mata Vina. Memangnya dia mengingatkan apa? Dia hanya minta Fix membawakan Reva sestoples kue kering. Lalu tiba-tiba kaki panjangnya terlihat seperti egrang yang dibuka kelebaran.

“Mana, Ma?”

“Bentar. Buru-buru banget, masih panas.”

“Ya udah. Tapi buruan ya, Ma.”

Vina menatap putranya sedikit kesal. Bagaimana bisa begitu? “Iya bentar, Fix .... Itu kamu bawa apa, sih?”

“Sogokan biar Reva mau jadi mantu Mama,” jawab Fix asal. Biar mamanya senang saja.

“Oh ya? Boleh juga cara kamu. Kita lihat sogokan mana yang lebih ampuh. Nih.”

Thanks to Fix | Revisi Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang