Selamat membaca💙
⚪ t h a n k s t o f i x ⚪
Fix menunggu tak jauh dari ruang BK. Berita tentang Niana menyiram Reva air es hingga ditindaklanjuti seperti ini, karena Fix yang melapor. Awalnya Pak Rido kebingungan, menghubungkan banyak hal tentang masalah asmara mereka. Dia mempertanyakan hal-hal yang tidak perlu. Pada dasarnya, yang seharusnya Pak Rido pikirkan adalah masalah apa yang dilaporkan, bukan yang lainnya.
Fix melapor karena dia mengerti ini kelewat batas. Persetan dia masih menyukai Niana atau tidak, di mata Fix saat ini itu merupakan kesalahan yang harus dipertanggungjawabkan.
Tidak tahu apa yang terjadi di dalam. Tidak tahu juga Reva akan mengambil tindakan seperti apa. Kemungkinan besar, gadis itu menyelesaikannya seperti masalah yang sudah-sudah.
Tidak perlu heran jika Reva mengalah, yang jelas Fix sudah melaporkan kepada pihak yang berhak. Walau lagi-lagi Fix sendiri meragukan Pak Rido.
“Lo mulai suka ya sama Reva?” tanya Titra. Gadis itu baru saja kembali dari toilet.
Gurunya mengabarkan akan terlambat masuk kelas, begitu pula guru Fix. Kabarnya sedang ada rapat kecil antara guru bidang studi wajib. Maka tak heran ada beberapa kelas yang masih keluyuran ke sana kemari.
“Gak.” Fix mengelak. Namun, matanya tak bisa berhenti menanti orang-orang di balik pintu itu keluar.
“Dih, gengsi!” Titra mencibir. Jemarinya mengetuk-ketuk permukaan meja taman, mencari sesuatu yang tiba-tiba hilang dari ingatannya. Padahal dia ingin menagih sesuatu pada Fix. Hah ... risiko ingatan jangka pendek.
“Weh!” Titra menepuk lengan Fix kencang. Tertawa puas ketika cowok itu menoleh karena terkejut.
“Bisa bolong tuh pintu lo liatin!” ledek Titra semakin jadi. Dia berdehem kecil, dia sudah ingat jika dia ingin bernegosiasi. “Kan, baju olahraganya sudah tersampaikan dengan baik dan benar, nih.”
Kening Fix mengerut, mulai curiga dengan Titra.
“Gue mau tagih tiga permintaan gue yang lo janjiin.”
“Apaan?! Lo pikir gue jinnya Aladdin?”
Titra berdecak kesal, mencubit lengan Fix yang pura-pura lupa. “Lo udah janji!” Titra mendelik.
Fix menarik tubuhnya menjauh, mengusap lengannya yang memerah. Titra tak main-main mencubitnya, seperti monster. “Iya-iya!”
Titra tersenyum puas. “Permintaan pertama gue apa, ya?”
Tubuh Fix mendadak menjulang. Setelah melihat Gama dan Niana terlebih dahulu keluar dan berpencar, kini giliran Reva yang keluar dari sana. Langkahnya langsung melebar, meninggalkan Titra sendirian tanpa pamit apa-apa.
“Kalian dipanggil lagi?” pertanyaan pertama yang meluncur dari mulut Fix. Berakting tak sengaja bertemu dengan Reva, kebingungan melihat Reva keluar dari BK.
Reva tercegat, dia mendongak menatap lawan bicaranya. “Iya. Kok, masih rame?”
“Oh, guru mapel wajib lagi rapat bentar. Jadi pada masuk telat.”
KAMU SEDANG MEMBACA
Thanks to Fix | Revisi
Teen Fiction| Fiki UN1TY | Dalam proses revisi 5 Desember "Aku adalah ceritamu yang telah lama usai." Reva meletakkan penanya di dalam saku, menutup buku diary miliknya dengan perasaan yang dia sendiri tak bisa jelaskan bagaimana. Lembar terakhir yang dia gunak...