49 || Belajar Hal Baru

120 28 4
                                    

⚪ t h a n k s  t o  f i x ⚪

Haha, iya, Kak. Akhir-akhir ini Kak Fix suka pesan buket buat Kakak. Manis banget gak, sih? Kapan, ya, Pita bisa ketemu cowok kayak Kak Fix?”

Reva menatap vas bunga berisi lily segar yang baru dia terima tadi pagi. Papanya juga tidak memberi komentar apa pun tentang kado-kado dan buket bunga yang sering datang kemari. Sepertinya dia tidak masalah selama itu dari Fix.

“Oh iya. Pita sudah kirim laporan keuangannya. Kalau ada apa-apa telepon Pita lagi, ya, Kak. Pita lanjut kerja lagi. Dadah Kakak cantik.”

Sambungan telepon terputus. Reva meletakkan ponselnya lantas beranjak ke dapur. Mumpung Bi Mimi masih harus menemani anaknya di rumah sakit dan Etan yang dipanggil ke rumah Nenek. Hari ini dia bisa bebas belajar masak sesuka hati.

Gadis itu mencari resep masakan dari iPad. Mempelajari teknik dasar memasak sampai kesimpulannya. Intinya, untuk lauk sudah pasti bawang merah, bawang putih, garam, dan gula, jika perlu lada. Walaupun bumbu dasarnya sama, tapi bahan yang digunakan dan takarannya yang membuat masakan itu terasa khas.

Kalau ada Bion sepertinya akan lebih mudah. Oh iya, Etan bilang dia sudah minta tolong pada Bion untuk menemaninya hari ini. Namun, cowok itu belum muncul juga.

“Masak apa, ya?” tanya Reva pada dirinya sendiri. Setelah mempelajari beberapa resep, dia membuka kulkas untuk mencari tahu ada apa saja di dalam sana.

Dia sendiri kebingungan ingin memakan apa. Sejauh ini Reva tidak bisa menentukan apa makanan kesukaannya. Dia hanya makan dan berterima kasih ketika merasa kenyang.

“Ya, mau ada apa? Biasanya yang ke pasar, ‘kan, Bi Mimi. Papa juga selalu delivery.”

Reva menghela napas. Menatap pasrah isi kulkasnya yang ternyata nyaris bersih dari sayuran segar. Hanya ada beberapa kotak jus, susu, dan buah-buahan segar.

“Mau ke Pasar?”

Reva tersentak, nyaris terhuyung ke belakang. Matanya membulat menatap kaget Bion yang merasakan hal serupa. Bukan hanya itu, Reva terkejut karena dirinya terkejut. Selama ini Reva selalu peka terhadap suara dan keberadaan orang lain, jadi tidak pernah kaget sekali pun ada yang mendekati diam-diam.

Reva mengambil napas, mengembuskannya pelan.

Sorry.” Bion merasa bersalah, khawatir melihat Reva.

“Iya, gak papa.” Reva tersenyum, berdiri lantas menutup pintu kulkas.

“Mau belajar masak?” tanya Bion sambil melirik iPad Reva yang memutar resep masakan.

Gadis itu nyengir mengangguk pada Bion. Tatapan Bion beralih pada tangan kirinya, Reva pun ikut mengalihkan tatapannya.

“Gak papa, kok. Sudah sembuh,” ujar Reva dengan senyuman yang lebar, dia melambaikan tangan kirinya di depan wajah Bion. Memamerkannya.

“Syukurlah. Maaf gue baru datang. Ada proyek yang barusan beres tadi subuh.”

Ternyata Bion sesibuk itu, sangat berbeda dengannya yang sangat santai bersekolah di sekolah barunya.

Thanks to Fix | Revisi Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang