24 || Password

135 28 0
                                    

Selamat membaca💙

⚪ t h a n k s  t o  f i x ⚪

Mata Jio memicing. Mengenali mobil yang baru saja berhenti di depan pintu utama rumah Reva. Melihat si pemilik keluar, Jio sedikit melega. Ternyata teman seperjuangannya dalam mempertahankan hubungan dengan Reva lah yang mengantar adiknya pulang. Pantas Etan tenang-tenang saja.

“Cie, akhirnya ketemu juga.” Jio terbahak, meledek Bion yang hanya memberinya tatapan datar. “Sebulan lama banget, ‘kan, On? Kangen banget tuh kayaknya.”

Bukan Bion yang memberi respons, melainkan Reva. Gadis itu tertawa kecil, menggandeng tangan Jio membawa laki-laki itu masuk disusul Bion. Sebenarnya hubungan mereka berdua sangat baik, tapi entah kenapa hari ini sedikit berbeda.

“Gimana acaranya?” tanya Jio penasaran.

“Menarik. Pesertanya berbakat. Aransemen mereka bagus, pembawaan mereka juga. Gak ada yang kaku, semuanya menampilkan yang terbaik.”

“Jurinya kalau sebaik lo pasti gak bakal ada yang kalah, Re.”

Reva tertawa. “Maunya gitu, tapi gak mungkin, ‘kan?”

“Iya, sih.” Jio mangut-mangut. “Fix gimana?”

Bion berhenti mendengarkan ketika nama Fix muncul di dalam obrolan. Hanya matanya yang fokus pada objek utama, sibuk menatap dan mengistirahatkan indra lainnya.

“Bagus.” Reva tersenyum. “Juara dua. Jadi setelah ini bakal ada resital VIP dan kenalan ke beberapa pianis dan komposer terkenal.”

Jio mangut-mangut mengerti. Itu adalah kesempatan yang sangat menguntungkan untuk orang seperti Fix. Bisa membantu kariernya menanjak tinggi.

“Dia menang bukan gara-gara lo, ‘kan?”

Reva tersenyum tipis. “Di sekitar Reva mungkin emang gak adil, tapi bukan berarti Reva bersikap begitu.”

Jio dan Bion tertegun. Tahu jelas pertanyaan asal Jio barusan dijawab dengan serius. Yang artinya gadis itu terusik dengan itu. Jio gelagapan, sedang Bion memperhatikan lebih teliti. Seperti siap menerkam Jio jika dia kelewatan lagi.

“Bisa rilis lagu, dong, nanti.” Dialihkan dengan cepat. “Kalian berdua kapan?” Jio menoleh menatap Bion. Dia mendengkus geli, lihatlah betapa malangnya kucing satu ini. “On! Reva gak bakal ilang kalau cuma buat kedip.”

Sontak, Bion berkedip, membuang malu lewat embusan napas. Jio kalau sudah jahil, keterlaluan. “Apa kabar, Kak?”

“Seperti yang lo lihat." Jio menjawab santai. "Gue boleh tebak, gak, kabar lo gimana?”

“Gak!” Bion menolak tegas tanpa berpikir panjang. Dia tahu jawaban mengesalkan macam apa yang akan Jio berikan. “Gue baik.”

“Oh, oke.” Jio pasrah, nyaris tak bisa menahan tawanya.

“Om Etan mana?” Bion berdiri. Cowok itu berjalan sesukanya sendiri mencari di mana keberadaan orang yang paling berjasa di dalam hidupnya itu. Bukan sekali dua kali dia berkunjung ke sini. Juga bukan hubungan biasa yang mereka jalin.

“Kak Jio.”

“Hem?” Jio menoleh dari punggung Bion, mengangkat kedua alisnya bersiap mendengarkan.

Thanks to Fix | Revisi Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang