Alo! Seperti biasa hehe☺️
Ini salah satu part baru🥺
Selamat membaca💙
⚪ t h a n k s t o f i x ⚪
Ada begitu banyak hal yang Reva tak mengerti kenapa bisa terjadi. Ada banyak hal baru yang setiap hari dia temui. Belakangan ini dia belajar bahwa tidak berkata jujur dengan gamblang adalah sebuah kebutuhan, bukan berarti berbohong itu dibenarkan. Dan tanpa sadar dia sudah terlalu sering melakukannya untuk membela seseorang.
Letak kesalahan yang sering kali disorot dari tindakannya adalah ketika Reva tidak pernah memberi orang lain ruang untuk merasa bersalah. Itu yang mestinya Reva pelajari dengan benar. Sekali pun Reva mengerti orang itu baik, bukan berarti dia jauh dari kata salah. Bukan berarti dia pantas diperlakukan seperti orang yang benar-benar tidak bersalah.
Reva mengerti, tapi masih kesulitan.
Jika dipikir kembali, Reva hanya tidak ingin apa yang dia rasakan dirasakan oleh orang lain. Disalahkan untuk sesuatu tanpa alasan yang jelas itu begitu menyakitkan. Rasanya seperti terus menerus dijahit tanpa menemukan ujung kainnya. Rasanya sakit seperti tidak ada jedanya.
Reva terlalu fokus menanggalkan rasa sakit yang ada pada orang lain. Seperti merelakan diri menjadi pusat magnet. Reva terlalu fokus pada kebaikan orang lain, menutup mata dari perkataannya sendiri.
Tidak ada yang sempurna.
Reva tidak ingin diperlakukan seperti selayaknya orang paling sempurna.
Tapi rasa iba pada diri sendiri membuatnya memperlakukan orang lain selayaknya manusia sempurna.
Malam yang panjang dengan Klara lewat telepon, perlahan memberi pengertian. Membicarakan seseorang tidak sepenuhnya salah ketika kita menemukan pelajaran untuk tidak mengulanginya.
Membiarkan orang lain merasa bersalah bukan berarti kita benar-benar jahat.
Meninggalkan orang lain bukan selalu berarti kita tidak mencintainya.
Ada begitu banyak hal yang selama ini Reva pandang jahat sebenarnya baik untuk dilakukan. Klara pun menceritakan begitu banyak cara dia lakukan untuk membantu Etan mengenali dirinya.
Hingga satu keputusan besar Klara perlukan. Meninggalkan pria itu bersama Reva di tengah kekacauan. Dari banyaknya cara, berada di sisi Etan hingga terus bertengkar setiap harinya tidak membuat perubahan apa-apa. Karena Etan belum merasa kehilangan. Karena Etan terlalu yakin keluarga kecilnya akan tetap utuh apa pun yang dia lakukan.
Semua keyakinan Etan membuatnya kebingungan. Karena itulah, selain lelah Klara pun nyaris menyerah. Namun, di titik terendahnya malam itu dia masih mempercayai Etan untuk menjaga putrinya.
“Mama cuma mau Papa ngerasain gimana Mama sendirian belain kamu. Papa gak pernah berubah karena dia bergantung sama Mama. Papa gak pernah berubah karena dia melihat Mama bisa membuat kamu bertahan.”
Rasanya lucu. Klara tertawa parau di seberang, menatap foto keluarga mereka di sudut ruang kerja. Dulunya Klara pun memiliki pikiran yang sama dengan Reva. Percaya jika semua orang akan tetap jadi baik selama tidak disakiti. Percaya jika semua orang bisa introspeksi diri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Thanks to Fix | Revisi
Ficção Adolescente| Fiki UN1TY | Dalam proses revisi 5 Desember "Aku adalah ceritamu yang telah lama usai." Reva meletakkan penanya di dalam saku, menutup buku diary miliknya dengan perasaan yang dia sendiri tak bisa jelaskan bagaimana. Lembar terakhir yang dia gunak...