Selamat membaca 💙
⚪ t h a n k s t o f i x ⚪
Niana kembali ke rumah Nenek setelah emosinya sedikit mereda. Walau menyenangkan tinggal di rumah Reva karena tidak dibatasi aturan apa pun, tapi Niana merasa tidak nyaman setiap kali melihat gadis itu.
Di jam makan siang, ketika Nenek berpamitan untuk pergi ke rumah temannya, Akshal datang. Dia berulang kali melewati Niana hanya untuk menemukan di mana ibunya. Sesekali menanyakan pada pekerja yang ada di sana, tak sekalipun melirik keberadaan Niana.
“Ayah.”
Akshal hendak kembali pulang ketika panggilan itu dia dengar. Langkahnya masih terus terbuka.
“Kenapa Ayah simpan HP Kak Jio?”
Barulah Akshal menghentikan langkahnya. Berbalik menatap putrinya. Dia dengar dari ibunya kalau dua hari ini Niana tinggal di rumah Reva.
“Urusannya sama kamu apa?”
Niana menggertak, dia harus berani. “Semua buktinya ada di sana, ‘kan? Ana harus tahu.”
Akshal mengangguk-angguk kecil. Kemudian memilih pergi karena merasa tidak penting.
“Ana tahu password-nya!”
Akshal kembali berhenti, berbalik menghampiri Niana dengan tatapan tajam. Seakan berkata Akshal tidak mau ditipu barang sedikit pun.
“Apa?”
Niana menarik napas, menyiapkan dirinya. “Tapi Ayah harus janji ... Ayah gak bakal kasarin Ana lagi.”
Akshal tertawa sarkastik, menatap putrinya sinis. “Itu salah kamu sendiri.” Ada penekanan di setiap katanya.
Akshal sudah bertahan selama ini untuk tidak bersikap kasar, tapi Niana tidak pernah absen membebani dan membuat masalah. Lantas harus sebesar apa lagi Akshal bersabar? Ketika sudah berulang kali meminta dengan baik agar Niana berubah, tapi diabaikan.
“Ana cuma mau Ayah lebih perhatian sama Ana.” Tangannya terkepal erat. “Bukan sekedar ucapan yang sama setiap hari sampai Ana sendiri muak dengarnya. Bukan dengan cara Ayah diami Ana dan berharap Ana tumbuh sempurna. Ana butuh Ayah ....
“Ana butuh pujian. Ana butuh apresiasi. Ana butuh walau hanya sekali Ayah bilang kalau Ayah sayang sama Ana. Bukan cuma ... Ana harus jadi anak baik. Ana harus pintar. Ana harus lebih dari semua orang.
“Ana butuh Ayah untuk saling menyempurnakan, bukan jadi penyempurna kekurangan Ayah.”
“Apa password-nya?”
Niana terkesiap, merasa sia-sia percaya jika luap yang bebas akan mencegah ledakan. Karena apa yang dia lakukan justru membuat lebih banyak ledakan di mana-mana. Ketika dia semakin yakin bahwa Akshal ada di sini bukan untuk menyayanginya.
“Ulang tahun Kak Jio dan Reva.”
“Berapa?”
“Kosong tujuh, satu tiga, kosong lima.”
Akshal mengernyit, tidak mengerti kombinasi tanggal seperti apa itu. Lantas dia berbalik, beranjak pergi.
“Pulang.”
Niana mendongak, tidak mengerti maksud kata pulang yang Akshal maksud. Sebatas pamit atau dia menginginkan Niana yang pulang?
“Ayo!”
Niana mengulum senyum. Berlari kecil segera menghampiri Akshal. Dia memperhatikan ayahnya, lantas duduk di boncengan pria itu. Seperti ini saja, tidak apa, Niana sudah merasa sangat senang.
![](https://img.wattpad.com/cover/277894410-288-k717282.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Thanks to Fix | Revisi
Novela Juvenil| Fiki UN1TY | Dalam proses revisi 5 Desember "Aku adalah ceritamu yang telah lama usai." Reva meletakkan penanya di dalam saku, menutup buku diary miliknya dengan perasaan yang dia sendiri tak bisa jelaskan bagaimana. Lembar terakhir yang dia gunak...