63 || Selesai

39 8 0
                                    

Part terakhir dan aku udah ada rencana revisi lagi! (karena Alhamdulillah banyak ilmu baru yg aku terima, jadi semakin banyak dari cerita ini yang ingin aku perbaiki)

Aku juga berencana membuat Thanks to Fix dengan versi lain. Pemeran sama, tapi isinya berbeda.

Selamat membaca 💙

⚪ t h a n k s  t o  f i x ⚪

“Lo lagi nulis apa?”

“Sesuatu yang gak perlu lo tahu.”

“Oh, oke.” Bion mundur beberapa langkah, mengalihkan tatapannya dari buku yang sedang Reva pegang.

Gadis itu hanya tertawa kecil, lantas kembali sibuk menggerakkan pulpen. Bion duduk di kasur, tadinya dia ingin membantu Reva mengeluarkan barang-barangnya dari kamar. Masih ada tiga jam lagi sebelum Bion mengantar Reva ke Bandara.

“Jadi kapan lo nyusul?”

Bion mendongak, melihat Reva memutar kursi menatapnya. “Mungkin minggu depan.”

Reva menganggukkan kepala mengerti. “Oh, gitu.”

“Harusnya hari ini bareng lo, tapi berkas-berkas gue belum beres.”

Reva tersenyum. “It’s oke. Gue bakal baik-baik aja di perjalanan sendiri.”

“Lo harus pakai masker.”

Sebelah alis Reva terangkat.

“Lo terlalu cantik, Re. Kalau orang-orang mau nyu—“

“Bi ....”

Bion mengatupkan mulut, membuang pandangan ke sembarang arah. Sialnya, gadis itu hanya tertawa melihatnya marah begini.

“Sebelum ke Bandara antar gue ke rumah Fix.”

“Ngapain?”

“Kembalikan buku ini.”

⚪ t h a n k s  t o  f i x ⚪

Bion masih mengumpulkan semua kesabaran dan kemurahan hatinya sebelum mengantar Reva ke rumah Fix. Padahal, sudah hampir setengah tahun dia melihat dua orang itu akrab sebagai teman. Namun, dia masih tetap berperasa kekanakan. Dia masih cemburu ketika Reva lebih banyak menghabiskan waktu dengan orang lain.

Meski Bion tahu Reva melakukannya karena ini benar-benar yang terakhir sebelum dia meninggalkan teman-temannya di sini.

“Bi?”

Reva menggoyangkan genggaman tangan Bion, membuat cowok itu sadar dan balik menatapnya. Dia larut dalam pikirannya sendiri sampai tidak sadar pesanan mereka sudah jadi.

“Punya lo.”

“Oh.” Bion tersadar, mengambil toast pesanannya dari mbak-mbak yang berjualan. “Thank you.”

“Terima kasih juga, Kak. Selamat menikmati.”

Reva terkekeh kecil. Menarik genggaman tangan Bion pergi dari sana mencari tempat kosong untuk makan. Reva dapat penerbangan jam delapan malam nanti, Bion sendiri yang mencarikannya agar Reva tak perlu repot-repot berangkat pagi buta atau tengah malam.

Reva mengeluarkan ponselnya, berpikir untuk mengabari Titra. Gadis itu bilang dia ingin mengantarkan Reva ke Bandara nanti, begitu pula Gama. Lucu, mereka jadi berteman baik begini.

“Nanti ada Titra sama Gama.”

“Iya.”

Bion benar-benar hanya cemburu pada Fix rupanya. Reva meraih makanannya, memakannya perlahan sambil memikirkan cara mengatasi rasa cemburu Bion. Ke depannya, dia akan memiliki lebih banyak waktu dengan Bion. Mengambil jurusan yang sama dan kemungkinan besar semua kelas dan jadwal yang sama.

Thanks to Fix | Revisi Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang