part : 10

26.9K 1.6K 23
                                    

-happy reading-

Tok! Tok! Tok!

"Biar aku aja yang buka." Kata Annisa beranjak membuka pintu.

"Assalamualaikum." Salam ustadzah Alif dengan senyum lebarnya.

Semua merinding seketika ketika ustadzah Alif bersalam. kecuali Anindya yang lagi rebahan dengan nyaman.

"Ada perihal apa ustadzah Alif sampai datang kesini?" Tanya Annisa sopan.

"Saya cari Erlin, Jihan sama anak baru kemarin."

Erlin dan Jihan langsung menyalimi punggung tangan ustadzah Alif. "Ada apa ustadzah cari kami?" Tanya Erlin takut-takut. Ya walaupun ustadzah Alif ini terkenal ramah, sopan dan lembut, tetapi tetap saja Erlin ngeri dengan ustadzah Alif yang terkadang garang.

"Bentar, dimana murid baru kemarin?" Tanya balik ustadzah Alif.

"Eh? Na'am, bentar ustadzah saya panggilkan." Balas Jihan yang agak loading kalau berpikir.

"Anindya, kita dipanggil ustadzah." Ujar Jihan menatap Anindya.

Anindya menoleh malas. "kalau butuh suruh kesini."

"Ngga boleh gitu sama ustadzah, ngga sopan." Kata Jihan tegas.

"Lagian gue ngga kenal ustadzahnya." Celetuk Anindya mengurung dirinya dalam selimut.

"Kenalan dong, keluar dulu ditemuin.. sebelum kita di takzir dengan hukuman yang sulit."

"Gue ngga peduli, yuk temui." Anindya berjalan menuju pintu, tak menghiraukan Jihan yang cerewet dibelakangnya karena ia tinggal.

"Katanya ngga peduli, tuh ditemui juga." Gumam Jihan menggelengkan kepalanya.

"Ekhem." Ucap Anindya tak tau malunya.

Ustadzah Alif menghela nafas sebentar, Ia sudah tau dengan kelakuan Santri baru ini dari rumor yang beredar. Ia memakluminya karena emang masih anak baru, dari kota lagi.

"Kalian masbuk?" Tanya ustadzah Alif  menatap ketiganya.

"Em ... Afwan ustadzah." Ucap Erlin menunduk.

"Afwan, ustadzah" Ucap Jihan menimpali.

"Masbuk, masbuk apaan?" Tanya Anindya mengernyitkan keningnya bingung.

Ustadzah Alif menghela nafas tersenyum. "Seseorang dikatakan masbuk jika terlambat dari bacaan atau gerakan sholat setelah takbiratul ihram. Jadi yang dimaksud masbuk adalah makmum yang tidak mendapati takbiratul ihramnya imam."

"Ya terus?"

"Kalian yang masbuk akan di takzir seperti peraturan yang udah ditetapkan." Jelas ustadzah Alif.

"Afwan ustadzah, apa takzirannya ya?" Tanya Erlin sopan.

"Kali ini bukan ustadzah yang mentakzir kalian, tapi Gus Tahfiz langsung yang akan mentakzir." Ucap ustadzah Alif.

"Astaghfirullah..." Ucap refleks Erlin dan Jihan.

"Terserah." Ucap santai Anindya.

"Setelah ini kalian ke ndalem temui Gus Tahfiz, ustadzah pergi dulu, Assalamualaikum." Ucap ustadzah Alif pamit.

"Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh." Jawab ketiganya.

"Gimana ini? Jantung aku udah mau copot." Jihan bingung.

"Kenapa Lo?"

"Dibilang takut ya takut, tapi aku juga seneng karena mau ketemu Gus tampan." Ucap Jihan terkekeh kecil.

"Ayo ke ndalem." Ajak Erlin.

"Annisa disini sendirian?" Tanya Anindya melihat Annisa yang sedang muroja'ah kitab.

"Ngga kok, aku bertiga, sama malaikat Rokib Atid contohnya." Jawab Annisa terkekeh atas ucapannya.

"Mana ada kek gitu."

"Ya adalah."

"Kita tinggal dulu ya Annisa, mau ketemu Gus tampan jodoh orang." Ucap Jihan dengan pedenya.

"Siapa orangnya?" Tanya Anindya sembari berjalan menuju ndalem.

"Ngga tahu, tapi biasanya Gus itu dijodohin sama Ning."

"Emangnya harus sama Ning ya?"

"Ngga sih, tapi rata-rata sih gitu."

Mereka bertiga berjalan sampai menuju ndalem dengan pelan, banyak para santri melihat mereka tak suka, tetapi Erlin dan Jihan  hanya menghiraukannya.

"Santri baru sok cantik banget."

"Sok ngartis."

"Ngga tau sopan santun."

"Ngga beradap."

"Kok mau-maunya Erlin sama Jihan temenan sama dia."

Kini Anindya tidak bisa lagi mengontrol emosi yang ditahannya.
"Satu nyindir semua ikutan nyindir." Ucap Anindya sedikit mengeraskan suaranya.

"Bukan buat lo." Celetuk salah satu santri segerombolan itu yang namanya Rachel.

"Ayo lanjutin!! Lo mau bilang apa tentang gue hah! Kalau ngomong tuh langsung ke orangnya, Allah ngasih mulut didepan ngga di belakang." Sungut Anindya pada segerombolan santri yang sedang menggosipkan nya.

Semua santri langsung kicep ketika Anindya membentak keras dengan lantangnya. Tak sedikit dari mereka yang mendengarkan bentakan Anindya yang membahana, Bahkan Banyak santri yang bisik-bisik membicarakan Anindya.

"Punya mulut ngomong! Punya tangan tampol! Udah gede gak jaman main sindir-sindiran, Pas disindir balik malah bilang 'bukan buat lo' punya nyali baku hantam?! Gak punya nyali diem! Jangan nyinyir."

"Assalamualaikum, ada apa ini?"

TBC

Selalu tungguin update ya

Assalamualaikum ✋

Dijodohin With Gus | End Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang