part : 46

19.4K 1.1K 25
                                    

Selemah lemahnya kita menghadapi hidup. Sebesar apapun masalah yang ada. Tetaplah hamparkan sajadah untuk bersujud kepada-Nya( Allah ). Sebab, tidak ada yang tidak terjadi jika Allah telah menghendakinya.

-Happy reading all-

Anindya sedang melipat mukenanya dan sajadah yang baru saja dikenakan olehnya dan Tahfiz pastinya. Mereka baru saja menunaikan sholat Ashar.

"Gus Tahfiz." Panggil Anindya yang duduk dipinggiran ranjang.

"Hm." Dehem Tahfiz menoleh sebentar sembari mengecek berkas-berkas yang berada di depannya.

"Madep sini dong." Pinta Anindya dalam mode gabut.

"Iya, kenapa?" Tahfiz mendongak menghadap Anindya dan mengalihkan pandangannya kembali ke berkasnya.

"Ngomong-ngomong, Gus Tahfiz kerjanya apa?" Tanya Anindya penasaran.

"Tukang adzan." Jawab Tahfiz ngawur tetap fokus ke berkasnya.

Anindya mengernyitkan dahinya. "Tukang adzan, dimana?"

Tahfiz tersenyum jahil. "Ditelinga anak kita nanti pas kamu lahiran."

Blushhh

Kenapa sih Anindya selalu salah ketika membuat pertanyaan? Nyesel Anindya tanya. Anindya jadi malu dan menghadap ke arah lain untuk menutupi pipinya yang bersemu merah.

Tahfiz tertawa. "blusing nih ya, pintar banget saya buat kamu melayang."

"Serius ih, Gussss."

"Setelah menikah baru nanya sekarang?" Tanya Tahfiz di angguki Anindya polos.

"Saya bekerja di banyak profesi." Ucap Tahfiz membereskan berkas-berkasnya, karena tau kalau sudah begini Anindya akan banyak berbicara panjang.

"Banyak profesi, maksudnya apa aja?" Tanya Anindya lagi.

"Saya bisa jadi guru ketika di pondok, saya juga sebagai guru di SMA pagi high school deket pondok, jadi pengusaha dan jadi penceramah jika ada yang minta." Ucap Tahfiz panjang kali lebar tak lupa dikali luas juga. ahaha.

"Sesuai kata kata K.H Maemun Zubair bilang kayak gini 'Nak, kalau kamu jadi guru, dosen, atau kiyai, kamu harus tetep punya usaha. Harus punya kerja sampingan biar hati kamu ngga selalu mengharapkan pemberian ataupun bayaran orang lain. Karena usaha yang hasil dari keringatmu sendiri itu barokah' nah itu mangkanya saya cari kerja sampingan juga." Lanjutnya.

"Banyak juga ya, kenapa Gus Tahfiz ngga beritahu Anindya sejak lama?" Anindya beralih menuju sofa yang ditempati suaminya.

"Kamu gak nanya." Jawabnya singkat jelas.

"Iya juga yah, kenapa Anindya ngga naruh curiga sama sekali gitu loh." Anindya berpikir.

"Karena kulo patut dipercayai." Jawab Tahfiz tingkat pede akutnya.

Allaahu Akbar ...
Allahu Akbar ...

Kini adzan maghrib sudah berkumandang lagi, Tahfiz dan Anindya pun kali ini keluar pergi ke masjid dekat sini untuk menunaikan sholat berjamaah.

Setelah sholat magrib selesai, Tahfiz pamit keluar untuk mengurusi Kafenya yang lagi ada masalah.

"Saya pamit yah, kunci pintu kamar kalo saya gak sama kamu, kalo laper minta penjaga depan dan langsung ke kamar lagi." Peringat Tahfiz bersiap keluar menuju Kafe.

"Assalamualaikum, sayang. baik-baik disini ya." Tahfiz mencium kening Anindya sebelum keluar dan tak lupa Anindya menyalimi punggung tangannya.

"Waalaikumsalam, Gussss." Jawab Anindya dan mengunci kamarnya.

Berjalan menuju ranjang lagi, kini kegabutannya kembali. Bersender ke pucuk ranjang dan lanjut scroll tik-tok yang ada di ponselnya.

"Gabut banget pliiis.. Fyp nya jelek-jelek, ngga ada yang berfaedah." Ucapnya pada dirinya sendiri.

Mengetuk-ngetuk kepalanya berpikir. "Oh ya, yups! Kenapa gue ngga download Instagram aja."

Anindya pun membuka play store segera mendownload aplikasi Instagram yang diinginkannya.

Tak berslang lama, aplikasi Instagram sudah tersedia di Hp Anindya. Ia segera mendaftar menggunakan akun yang ada di Hp lamanya, untung saja masih ingat kata sandinya kini ia tinggal berselancar ke dalamnya.

Setelah lama ngga dibuka, banyak sekali notifikasi dan Dm yang masuk, Anindya tak percaya rasanya pengikutnya banyak juga.

Anindya berinisiatif akan menghapus foto-foto alay yang menurutnya melihatkan auratnya.

Kini tersisa satu foto yang tetap di posting, satu foto yang menjadi sebuah kenangan masa lalunya, ia bersama seseorang entah siapa yang saling ketawa di pantai.

Tak perlu ambil pusing, Anindya ingin berfoto untuk di posting di Instagram. Ia berencana mau ke cafe dekat sini sebagai background.

Setelah sampai, Anindya mencari tempat yang menurutnya aesthetic dan menyuruh waiters untuk menfotokannya untuk di posting di Instagram.

Setelah sampai, Anindya mencari tempat yang menurutnya aesthetic dan menyuruh waiters untuk menfotokannya untuk di posting di Instagram

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

💖 💭🌃

20,905 likes
Anindya seneng banget w bisa lagi ngaktipin nih Ig😘
View all 1972 comments

Niko_753 wah, liburan ngga pamit sama Ayah yah😠

Anindya @Niko_753 maap ye Ayah, Anindya lupa ngga ngabarin😂

Rasya_Athaya wah, enak banget kakak bisa liburan di sana, jangan lupa bawain oleh-oleh bejibun ya

Anindya @Rasya_Athaya siapp👌 klo ga lupa

Keril liburan dimana kak? Udah lama ngga liburan

Fans_Anindya seru bangettt

Dan masih banyak lagi komentar yang di dapat Anindya ketika memosting foto tadi, hanya beberapa yang penting saja yang Anindya balas.

Kini giliran perutnya yang demo, emang ngga tau waktu, lagi seneng-senengnya malah laper.

Pyarrr!

__________________

See you prennn!

Dijodohin With Gus | End Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang