Kangen banget sama cerita ini, kuy ada extra part lagiii😅
-H-
-A-
-P-
-P-
-Y-
_READING_
"Udah siap?" Tanya penghulu di angguki Gus Hafiz mantap."Bismillahirrahmanirrahim."
"Muhammad Hafiz Athaya, ankahtuka wa Zawwajtuka Makhtubataka Binti Lita Olivia alal Mahril 400 jiramil dhahab." Ucap Rahman, Ayah Lita sahabat Anindya.
"SAHHHHHH." Teriak si kembar semangat.
"BELOMMMMM." Peringat Grandma Nisa menggelengkan kepalanya.
"Silakan dilanjut nak, Hafiz." Ujar penghulu.
"Qobiltu Nikahaha wa Tazwijaha alal Mahril Madzkuur wa Radhiitu bihi, Wallahu Waliyut Taufiq." Ucap Gus Hafiz lantang dengan satu tarikan napas.
"Bagaimana para saksi? Sah?" Tanya penghulu menolehkan kepalanya.
"SAHHHHHH." Teriak heboh si kembar ditambahi suara para tamu.
"Alhamdulillahirabbilalamin, Al-fatihah."
Lita meneteskan air matanya, tak terbayang di benak Lita kalau ia akan bersama dengan seorang Gus seperti Hafiz seumur hidupnya.
Pernikahan di selenggarakan di pondok, semua santri berkumpul untuk meramaikan acara pernikahan. Ada yang banjari, mengurusi konsumsi, serta yang menyambut para tamu yang berdatangan.
Walaupun pernikahan di adakan di pondok pesantren, tapi semuanya berkesan sangat mewah, tidak dipungkiri lagi seberapa kaya Gus Hafiz sekarang setelah pulang dari Kairo.
"Silakan cium tangan suamimu, nak." Perintah Ayah Lita tersenyum hangat.
Tangan Lita sedikit bergetar hendak mencium tangan Gus Hafiz lembut, kemudian Hafiz meniup ubun-ubun Lita dan menyentuh kepala bersiap membacakan doa untuk mereka berdua saat Lita tengah mencium tangannya.
"Allahumma inni as'aluka min khoirihaa wa khoirimaa jabaltahaa 'aliah, Wa a'udzubika min syarrihaa wa syarrima jabaltaha 'alaih."
Artinya: "ya Allah, sesungguhnya aku mohon kepada-Mu kebaikan dirinya dan kebaikan yang Engkau tentukan atas dirinya. Dan aku berlindung kepada-Mu dari kejelekannya dan kejelekan yang Engkau tetapkan atas dirinya."
Setelah Gus Hafiz membacakan doa, Hafiz mencium kening Lita dengan sangat lembut. Membuat pipi Lita bersemu merah menahan rasa malu jadi sorotan semua orang.
"Uuuuuuuuu, jadi pengen nikah."
"Ga kuat-ga kuatttt."
"Dunia serasa ngontrak."
"Eh, temennya dipikirin juga dong."
"Fiks kalo ini mah, sweet banget."
Begitulah celotehan teman-teman Lita juga Hafiz yang telah melihat adegan film romantis di depannya. Azeek!
Kemudian mereka saling bergantian memakaikan cincin pernikahannya.
Setelah menandatangani saling memakaikan cincin juga menandatangani buku nikah, Hafiz dan Lita hendak menuju pelaminan.
"Om Hafiz." Panggil Arianna sedikit berteriak.
Hafiz menoleh, tersenyum hangat pada keponakannya yang memanyunkan bibirnya entah kenapa.
"Kenapa, cantik?"
"Arianna ikut, tapi digandeng Om jugaaaaa." Ucapnya polos.
"Brianna juga mau ikutttttt." Sahutnya bersemangat.
"Sini." Pinta Hafiz terkekeh.
Arianna dan Brianna, mereka berjalan menuju pelaminan dengan digandeng oleh sang pengantin baru.
Lita terkekeh kecil, "Ututu, kalian gemoy banget siiii."
"Iya donggg, siapa dulu? Kita kan anaknya Abba sama Umma."
"Emmm, gimana kalau mulai sekarang kalian manggil Om sama Tante Bunda sama Ayah." Pintanya.
"Kenapa?" Tanya Brianna mengernyitkan keningnya heran.
"Anggap aja Om sebagai Abba kamu, sebaliknya Tante sebagai Umma kamu." Jelas Hafiz tersenyum memeluk si kembar.
"Oke Ayahhh, Bundaaaa." Ucap si kembar mengangkat jempolnya.
"Selamat ya Lita, semoga sakinah mawadah warahmah sama Gus Hafiz." Ucap Erlin memeluk Lita.
"Kamu kapan nyusul?" Tanya Lita.
"Bulan depan, ini sekalian undangan dari aku ya, jangan lupa datang." Erlin memberikan undangannya.
"Selamat ya Lita, Jihan jadi pengen nikah jugaaaaa." Ucap Jihan memeluk Lita.
"Jihan juga kapan nyusul?"
"Jodohnya belum dateng ih, ga tau kapan." Jawabnya.
Lita tersenyum, "ditunggu aja, jodoh ngga akan kemana."
"Jodoh Jihan tuh kek secakep apa si, lama banget ngelamar nya." Ucap Jihan membuat Jihan, Erlin, serta Hafiz tertawa.
"Eh, ini antrian panjang banget." Takjub Erlin melihatnya.
"Yaudah deh, pokonya jangan lupa buat ponakan yang cakeppp, Assalamualaikum." Ucap Jihan sebelum pergi bersama Erlin.
"Waalaikumsalam." Jawab Hafiz dan Lita setelahnya.
Beberapa jam kemudian, Para tamu masih belum juga ada habisnya.
"Mas." Panggil Lita pada Hafiz.
"Iya, sayang?"
"Kaki aku pegel banget, tapi ngga enak sama tamunya kalo kita tinggal."
Akhirnya, hafiz meminta izin pada orang tuanya untuk pergi ke kamar. Hafiz menggendong Lita ala bridal style yang membuat para tamu menatapnya iri.
"Tungguin Ayahhhh." Teriak si kembar.
"Huh?" Hafiz dan Lita menoleh tersenyum sembari menggelengkan kepalanya gemas.
_________________
Gimana?
Ini buat permulaan ya, sebelum squelnya 'Santri Kampret' nanti. Biar ngga bingung gitu😇
Assalamualaikum, tunggu squel nya sampe publish👀
KAMU SEDANG MEMBACA
Dijodohin With Gus | End
Novela Juvenil⚠️Bucinable area!⚠️ Judul awal : Santri Kampret NOTE : REVISI BERTAHAP Bagaimana jadinya kalau seorang Anindya yang bandel dan suka bikin onar diperebutkan oleh dua Gus beradik kakak? Anindya Alisya Syahreza. Anindya merupakan salah satu siswi pali...