part : 30

26.5K 1.6K 82
                                    

"kubuka pintu hatimu dengan al-fatihah hingga terguncang az-zalzalah karena aku tau hatimu tak sekeras al-hadid melainkan selembut ar-rahman."

–happy–

-reading-

"Bismillahirrahmanirrahim."

"Muhammad Tahfiz Athaya, ankahtuka wa Zawwajtuka Makhtubataka Binti Anindya Alisya Syahreza alal Mahril 400 jiramil dhahab." Ucap Niko, Ayah Anindya.

"Qobiltu Nikahaha wa Tazwijaha alal Mahril Madzkuur wa Radhiitu bihi, Wallahu Waliyut Taufiq." Ucap Gus Tahfiz lantang dengan satu tarikan napas.

" Ucap Gus Tahfiz lantang dengan satu tarikan napas

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Bagaimana para saksi? sah?" Tanya penghulu.

"SAHHHHHHH."

"Alhamdulillahirobbil'alamin, Al-fatihah."

Anindya meneteskan air matanya yang tidak bisa dibendung lagi, ia begitu terharu dengan setiap ucapan Gus Tahfiz yang sekarang ber-status menjadi suaminya.

Tidak perlu waktu lama, tiba saatnya untuk Anindya bertemu dengan suaminya, yang tak lain dan tak bukan Ustadz Tahfiz yang lagi menunggu dengan jantung yang berdisko ria didalam sana.

Pelan-pelan Anindya menuruni tangga digandeng oleh Annisa dan Lita yang sudah lebih dulu datang  menuju kamar setelah ijab qobul selesai, Anindya terus menundukkan kepalanya merasa malu karena menjadi sorotan.

"Jangan nunduk, ngga ada duit juga dibawah." Ujar Lita terkekeh.

"Biarin, sekarang Lo fokus gandeng tangan gue, sebelum tangan gue digandeng pak suami."

"Mentang-mentang udah ada pawang." Ucap kompak Lita dan Annisa.

"Bismillahirrahmanirrahim." Ucap Anindya dalam hati untuk menetralisir rasa gugupnya.

"Silakan cium tangan suamimu, nak." Perintah Niko tersenyum hangat.

Anindya mencium tangan Gus Tahfiz lembut, kemudian Tahfiz meniup ubun-ubun Anindya dan menyentuh kepala bersiap membacakan doa untuk mereka berdua saat Anindya tengah mencium tangannya.

Dijodohin With Gus | End Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang