part : 22

22.3K 1.3K 2
                                    

-Happy reading-

"Ghibah, Gus."

"Tentang sholat..."

"Mending tentang sholat tahajud aja, Gus. sekalian negur yang sering ngga ikut."

"Kali ini saya akan memulai kajian bertema sholat tahajud ya, dan sekalian menegur yang ngga ikut sholat, yah 'walaupun sholat tahajud itu sunnah tapi kalo melakukannya juga ngga salah malah mendapat pahala, semata-mata mencari ridho Allah SWT." Ucap Gus Tahfiz.

Terdengar para santri-santri pada bersorak ria dan mendengarkan dengan keadaan hening.

"Bismillahirrahmanirrahim, ada yang ditanyakan tentang sholat tahajud?" Tanya Tahfiz.

"Tapi takut ustadz, ketika ada niatan mau sholat tahajud dan bangun tengah malam malah ngga jadi gara-gara takut ke kamar mandi, habisnya kamar mandinya dibelakang banget ustadz, deket rumah angker lagi." Ucap Anindya mengeluarkan semua unek-uneknya.

"Ya masa kamar mandi ditaruh didepan? Kan ngga elit banget, na'am jika merasa takut bangun tengah malam saat hendak melaksanakan sholat tahajud?" Jawab Tahfiz.

"Tantangannya memang tidak mudah, ada yang begitu bangun dia langsung bangun, sadar dan ngantuknya hilang, tetapi tiba-tiba muncul godaan kata setan, setan tuh sebenernya pengecut! Demi Allah saya katakan pengecut, dia cuma berani bisik-bisik."

Terdengar sorakan dan tawa yang menggelegar dari santri-santri, tidak ada yang tidur disini, bahkan semua mendengarkan dengan amat saksama.

"Silakan ajak nampak Kamu jangan berani bisik-bisik, nampak sini perlihatkan dirimu hadapi aku, ngga akan muncul!"

"Kalian bangun malam ini bangun buktikan kalau ngga percaya, kalian bangun dan mau tahajud dan di bisikin sama dia, 'awasss... Hati-hati...  dibelakang pintu baju putih rambut gondrong' langsung bilang kalau berani muncul dihadapan saya ngga usah bisik-bisik."

"Apa dia muncul? Tidak, percaya sama saya tidak akan muncul, yakin cuma bisik-bisik beraninya."

"Namanya juga setan, dia memang ngga berani muncul, beraninya cuma bisik-bisik doang..."

"Ketakutan yang sebenarnya berasal dari bisikan syaiton, pengecut yang hanya ingin menghalangi kita dari ibadah."

"Bagaimana kalau muncul beneran ustadz?" Tanya salah satu santri putra.

"Lari...." Jawab Tahfiz.

Semua santri kembali tertawa membengeknya, ada yang sampai menabok-nabok temannya, ada juga yang nabuh-nabuh paha temannya.

"Gak, gak akan muncul demi Allah saya katakan, 'gak akan muncul, karena tugasnya cuma ngasih was-was aja."

"Cuma ngasih was-was, akan tetapi sebelum kalian terbiasa menjadi berani itu ada disiasati, kalo kalian takut ke kamar mandi atau ke toilet ilmunya aja yang dikuatkan, kalian ambil se teko air kemudian sama timba kecilnya untuk wudhu dikamar kalian, kemudian istinja' nya pipisnya dimana nanti? Ya... Dipikirkan sendiri kalo itu."

"Intinya kita punya usaha lah, artinya ibadah itu jangan ditinggalkan sudah ada niat, karena apa? Kau perangi itu setan, setan itu yang membikin kalian was-was dan takut ngga jadi tahajudan, bilang sama setan aku udah ada ilmunya sekarang nanti hilang sendiri setannya."

"Dan sekian dari ceramah saya, kurang lebihnya mohon maaf yang sebesar-besarnya, billahi Taufiq wal hidayah wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh." Akhiri Tahfiz.

"Dan perhatian untuk semua santri, persiapkan diri kalian untuk lomba besok, semoga kalian bisa melakukan yang terbaik." Ucap Gus Farhan mengambil alih mikrofon.

🍁🍁🍁

"Anindya, di ceramahin sama Gus Tahfiz udah insaf belum?" Tanya Annisa yang selalu membangunkan Anindya.

Anindya cengengesan. "Udah dong, Anindya gitu loh, anak yang baik hati 'cantik lagi suka menabung."

"Hilih, suka menabung gimana? Orang uang aja selalu dibuat jajan terus." Ragu Erlin.

"Tapi gue juga traktir kalian juga kan, Siapa lagi kalo gak aku yang traktir, pasti pada gak mau ke kantin." Ucap Anindya menggelengkan kepalanya.

"Iya juga sih." Kata Jihan tersenyum.

"Eh btw, aku udah nemu lagunya, kalian ngga perlu bantu aku kok, aku udah punya dan tinggal nyanyi doang." Ujar Anindya memamerkan buku yang udah ada lagu yang Anindya tulis.

"Yaudah lah, malah enak kita ngga usah repot-repot bantu kamu." Ucap Annisa.

"Eits-eits, tapi kalo aku harus di bantu loh ya kawan." Mohon Jihan pada semuanya.

"Oke, aku tau kok kalo kamu gak bisa mandiri, nanti kita begadang bantu kamu." Ucap Erlin.

"Kampret" Jihan mendengus.

"Tapi gue ngga bisa bantu Lo, gue mau tidur nyenyak." Ujar Anindya langsung berbaring di kasurnya.

"Jangan lupa nanti malam sholat tahajud." Peringat Annisa.

Anindya mengacungkan jempolnya. "Iyaa, santai aja."

_________________

Piww piww update cepet💕

Dijodohin With Gus | End Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang