part : 13

24.8K 1.4K 22
                                    

-happy reading-


"Ada adiknya ustadz Tahfiz di gerbang, ganteng banget tau loh." Jawab Santri sambil berlari histeris menuju gerbang.

Anindya geleng-geleng dengan tingkah-tingkah santri disini, ada cogan aja langsung mleyot, palingan juga masih gantengan jaemin pikirnya.

"Kalian berdua juga ga sekalian lari-larian?" Tanya Anindya pada Erlin dan Jihan.

"Oh ... Ya harus lari juga dong, kita ngga mau ketinggalan jaman kalo disini, ya ngga han?" Ucap Erlin melirik Jihan.

"Yups! Bener sekali, yuk lari Erlin Anindya ditinggal aja, pay pay." Jihan dan Erlin langsung berlari menjauh meninggalkannya menuju gerbang yang sekarang sudah dikerubungi para santri-santri.

Anindya mah bodo amatan, ngga perlu ribet langsung aja balik ke kamar terus mandi, beres-beres untuk kegiatan pondok nanti malam. Anindya mulai menerima disekolahkan di pondok pesantren ya walaupun masih aja buat onar.

Tak butuh waktu lama untuk Anindya mandi, kini Anindya menyisir rambutnya dan segera memakai mukenanya untuk sholat ashar di masjid.

Usai sholat ashar, Anindya kembali sendirian lagi seperti ia menuju masjid. Karena temannya entah mengapa sangat excited memandangi para cogan-cogan yang menurutnya biasa aja.

"Anindya! Anindya!" Panggil Jihan berlarian.

"Hm."

"Kamu tau ngga---" Ucap Jihan kepotong.

"Ngga." Jawab Anindya cepat.

"Belum selesai ih, kamu tau ngga Ustadz barunya ganteng banget tau..."

"Bodo Ahmad."

"Hilih, kalo tau dia pasti kamu terpesona, dia ganteng banget loh, hampir sama tampangnya sama Ustadz Tahfiz, tapi kalo bagi aku tetep gantengan ustadz Tahfiz sih ...." Cerocos Jihan cengengesan.

"Ngga peduli, masih gantengan jaemin."

"Assalamualaikum." Salam Erlin sama Annisa serempak.

"Wah ... Sekarang Annisa udah ngga pernah jalan sama kita ya." Kata Jihan  menatap Annisa.

"Beberapa hari ini aku sangat sibuk, ustadzah Alif telah mengikutkan aku lomba baca kitab, jadilah aku jarang bersama kalian." Jelas Annisa di angguki semuanya.

"kalian ngga pada mandi? " Tanya Anindya heran.

Jihan menepuk keningnya. " Kelupaan ...." Jihan langsung berlari menuju kamar mandi.

Anindya kembali membaca novelnya yang kemarin belum sempat ia baca sampai tamat.

Kini Anindya mulai membaca novelnya, dalam hati tapi. Akhirnya Anindya bisa membaca novel ini lagi, yang sempat kemarin tertunda karena ia mendapatkan hukuman.

Annisa memang suka mengoleksi novel-novel. Bahkan ia membawa sepuluh novelnya dari rumah yang membuat Anindya kesenengan. hanya Anindya yang membaca novelnya, karena Annisa sibuk dengan hafalan kitabnya.

"I'm comeback Anindya...." Jihan berlari menuju kasurnya.

"Mana Erlin sama Annisa?"

"Lagi sholat sama yang lain." Jawab Jihan dibalas anggukan oleh Anindya.

"Cepet lah, udah pada ngumpul tuh."

"Iyaiya, aku susul dia dulu." Kata Jihan langsung ngacir ke masjid.

Tak lama kemudian, Jihan datang bersama Erlin dan Annisa yang sudah rapi dengan pakaiannya hanya tinggal berangkat.

"Oh iya hari ini kegiatannya apa ya?" Tanya Anindya menatap ketiga temannya.

"Tadi yang ngajak buru-buru lah malah ngga tau apa kegiatannya." Ucap Jihan geleng-geleng.

"Ya ngga taulah, orang gue anak baru, tadi gue lihat dah pada ngumpul tuh." Balas Anindya julid.

"Iyaiya, jam tiga ini mau ziarah kubur jadilah pada ngumpul di belakang masjid." Jawab Jihan.

"Loh, kenapa kok di belakang masjid, kenapa ngga didepan aja." Bingung Anindya.

"Ya kan kuburannya di belakangnya masjid." Jelas Annisa yang di angguki Anindya.

"Yaudah yuk, berangkat." Ajak Erlin ngacir duluan.

"Gaskeun."

"ada apa itu." Tanya Annisa melirik Anindya.

"Ada ribut-ribut tuh, yuk samperin." Ajak Anindya auto nyamperin.

"ADA APA INI?!" Teriak Anindya membahana.

Semua langsung menoleh kearah suara yang membahana itu, yang tak lain dan tak bukan kearah Anindya tentunya.

"Ada apa ini? Ayo sini merapat dulu, tarik napas kalian dan selesaikan dengan cara kekerasan." Lanjutnya.

Semua santri melongo melihatnya, dan tak lama kemudian terdengar suara tertawa dengan serempak. Alias semua santri tertawa dengan tingkah konyol Anindya. Kadang meresahkan sekarang malah lucu tak karuan.

"Jangan ribut! Ada apaan ini?!." Teriak seorang remaja laki-laki dibelakang kerumunan.

=======================

TBC

Panggil author Zia aja ya, gimana gitu kalau dipanggil Thor Thor.

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh ✋

Dijodohin With Gus | End Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang