Jadilah tabah untuk segala sesuatu yang membuatmu patah.
-Happy reading-
Setelah melaksanakan sholat Dzuhur, Sekarang Anindya dan kawan-kawannya berada di aula, ya karena dipanggil pengurus untuk segera ke aula.
Tidak Anindya dan kawan-kawannya saja, melainkan semua santri putra dan putri yang dipanggil oleh pengurus pondok.
"BAIK, ASSALAMUALAIKUM SEMUA."
"Waalaikumsalam."
"BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM, HARI INI ADALAH HARI MINGGU YANG SANGAT DITUNGGU-TUNGGU."
"Ngga nungguin kok."
"Pede bener ya."
"Emang ada apaan."
"TENANG-TENANG, HARAP SEMUA TENANG! HARI INI ADALAH HARI PENGUMUMAN KEJUARAAN MILAD KEMARIN."
"DAN SEMUA PENGURUS MEMINTA MAAF SEBESAR-BESARNYA KARENA NGUMUMINNYA TELAT."
"Gimana sih, ngga tanggung jawab banget." Omel Lita disebelah Anindya.
"Gue biasa aja." Ujar Anindya.
"Siapa sih itu yang jadi pengurusnya?" Tanya Lita penasaran pada Anindya.
"Ya mana gue tau, kenalan aja ngga pernah."
"Ya kali aja kan Anindya ...." Ucap Lita jengkel.
"Tanya aja sama Erlin." Balas Anindya malas.
"Erlin, Lo tau ngga siapa itu pengurusnya?" Tanya Lita menepuk lengan Erlin.
"Hah? Emang mau ngapain?"
"Jawab aja deh."
"Namanya Farhan." Jawab Erlin tetep fokus menghadap depan.
"Nama panjangnya."
"Muhammad Farhan Alfarizki."
"Mau ngapain sih kamu tanya namanya?" Tanya Jihan yang bingung dengan pertanyaan tak berfaedahnya Lita.
"Mau gue gampar tuh anak, gue kan ngga sabar sahabat gue ini juara ngga, nyanyi aja ngga pernah, apalagi kalau juara nyanyi." Ujar Lita merangkul bahu Anindya.
"Lo ngejek gue?" Anindya langsung menoleh begitu Lita menyebut namanya.
Lita tersenyum senang. "Ngga kok, cuma penasaran aja, Lo juara ngga ya?" Pikir Lita sembari mengetuk-ngetuk kepalanya.
"Gue aja yang jadi peserta aja biasa, Lo yang ngga jadi peserta ngapain mikirin anjir." Anindya menoyor kepala Lita cukup keras.
"Ya like-like gue lah, tapi gue tebak kayanya Lo bakalan menang deh." Tebak Lita dengan penuh keyakinan.
"Cenayang ya Lo?" Tunjuk Anindya pada Lita yang udah nebak berlebihan.
"Ngga lah."
"HALO-HALO YANG DIBELAKANG SANA JANGAN BERISIK YAH, KALAU KALIAN TETEP BERISIK MENDING KELUAR AJA." ucap Pengurus itu, Farhan.
"Dih, biasa aja kali." Gumam Lita menyengut.
"Shut! Udah diem." Pinta Annisa menoleh sebentar ke arah Lita.
"Iyaiya."
"DEMIKIANLAH PARA JUARA-JUARA YANG SUDAH DIPUTUSKAN OLEH PARA JURI."
"PERTAMA-TAMA AKAN SAYA UMUMKAN JUARA LOMBA MARAWIS, JUARA 3 DIRAIH OLEH... ANDIKA BARAPI DARI KELAS 4 IBTIDAIYAH PUTRA, SILAKAN MAJU KEDEPAN."
"JUARA 2 DIRAIH OLEH... RACHEL SAHYA ANSYA DARI KELAS 6 IBTIDAIYAH PUTRI, SILAKAN MAJU KEDEPAN."
"wle, gue menang juara 2 marawis nih... Lo?" Ujar Rachel menyombongkan kemenangannya.
"Ga masalah, aku ngga cari juaranya, tapi nyari ilmunya." Jawab Jihan yang sangat berwibawa banget kali ini.
"Sombong banget tuh anak, liat aja pasti sahabat gue pasti menang." Celetuk Anindya menatap Jihan yang merenggut kesal.
"DAN YANG TERAKHIR DAN YANG PALING DITUNGGU-TUNGGU JUARA 1 MARAWIS ADALAH...?? JIHAN NATASYA DARI KELAS 6 IBTIDAIYAH PUTRI, SILAKAN MAJU KE DEPAN BERSAMA PARA JUARA-JUARA YANG LAIN."
Jihan sangat bangga maju kedepan panggung, dengan senyum lebarnya yang selalu melekat ketika namanya dipanggil untuk maju kedepan panggung.
"Alhamdulillah... Akhirnya ada hasilnya juga dari usaha aku yang begadang ketika malam." Ucap Jihan bersyukur.
Jihan pun maju dan menerima beberapa penghargaan atas juara yang dimenanginya.
"KINI GILIRAN JUARA MENYANYI, JUARA 1 DIRAIH OLEH... ANINDYA ALISYA DARI KELAS 6 IBTIDAIYAH PUTRI, SILAKAN MAJU KEDEPAN."
Anindya tersenyum singkat dan maju ke depan panggung, tanpa disadari dibelakangnya sana ada yang tak suka dan bersmirk dengan bibir miringnya.
Juara ke 2 dan 3 pun kini giliran maju kedepan bersama Anindya yang udah lebih dulu majunya.
Sampai sekitar sore, kejuaraan lomba baru selesai diumumkannya.
Dengan sangat lelah, Anindya langsung ke kamar dan berbaring tanpa tau teman-temannya sedang berwudhu untuk menunaikan sholat ashar.
Munculah seseorang yang tak dikenal Anindya dari belakang pintu kamar. sedangkan Anindya tak tau itu siapa, karena Anindya dalam posisi tubuhnya menghadap kasur.
Sedangkan seseorang itu bersmirk dan langsung pergi keluar dengan cekatan.
Tak berselang lama, Jihan datang bersama Erlin dan Annisa tentunya, dengan begitu terkejutnya Jihan dan yang lainnya melihat apa yang disebelah Anindya.
"ANINDYA AWASS!!" Teriak Jihan refleks Terkejut.
"ADA APA?" tanya Anindya terkejud mendengar teriakkan Jihan yang menggelegar.
"JANGAN BERGERAAAKKK." Heboh teriak Erlin.
"Ada apasih?!!"
Anindya pun membalikkan badannya menghadap teman-temannya.
"AAAAAAAA."
________________________
Makin seru-serunya nih guyssss
Jangan lupa vote and komen duluu yahhh!!
KAMU SEDANG MEMBACA
Dijodohin With Gus | End
Teen Fiction⚠️Bucinable area!⚠️ Judul awal : Santri Kampret NOTE : REVISI BERTAHAP Bagaimana jadinya kalau seorang Anindya yang bandel dan suka bikin onar diperebutkan oleh dua Gus beradik kakak? Anindya Alisya Syahreza. Anindya merupakan salah satu siswi pali...