part : 35

22.6K 1.4K 47
                                    

Rezeki paling indah adalah kamu masih boleh bangun dan bernapas setiap pagi

-Happy reading-


"Hai, semua dengarkan aku, hari ini ustadzah Alif nggak masuk untuk ngajar." Ucap Erlin mengumumkan.

"Yeyyy!"

"Enak nih, jamkos."

"JANGAN BOHONG YA LO?!" Teriak tak suka Rachel yang terkenal nakal serta ganjen itu.

Tau Rachel kan? Santri yang terkenal cabe-cabean itu. Kalau ngga tau baca lagi part 10. Yuk, bisa yuk.

"Aku nggak bohong kok, tanya aja sama ustadzah Alif kalau nggak percaya. Dan inget ya, aku itu bukan kamu ya, 'yang selalu bohongin ustadzah dan ustadz disini." Balas Erlin dengan menekankan kata terakhirnya.

"Diem Lo!"

Erlin menghiraukan Rachel. "Dan yah, kalian jangan senang dulu, pelajaran tetap namun akan diajar sama Gus Tahfiz." Ujar Erlin menyelesaikan ucapannya.

"Yah!"

"Tapi nggak papa lah, sekalian cuci mata. dari pada ustadzah Alif, bikin gue ngantuk aja, ceramah terus." Keluh salah satu teman kelas Anindya.

Sedangkan Anindya menatap malas teman-temannya, hanya karena ganti guru aja hebohnya aduhai lamanya. Astaghfirullah.

"Anindya." Panggil Erlin bisik-bisik pada Anindya.

"Apaan?"

"Kamu udah nggak perawan nih, hayo? Ngaku yah...."

"Apaan sih lo, privasi."

"Ngaku aja lah."

"Manfaat apa di gue jawab pertanyaan lo, yang nggak jelas itu."

"Ish! Ya jelas lah, kalau nggak jelas itu ya nggak nanya."

"Assalamualaikum."

"Kaifa haaluka jamii'an?"

"Bi khoir Gus." Jawab semua santri serempak.

"Hayya binaa naftatih liqoo-anaa, biqiraatil-fatihah."

Semua pun membaca Al-fatihah sebelum pembelajaran dimulai, yang sesuai instruksi dari Gus Tahfiz.

"Qabla an nabda'ad dars, sa ata-akkad minal hudzur  awwalan. Hal kullut tolabah yahduurun?"

"Na'am, Gus..."

"Alhamdulillah, kullukum haadiruun."

"Wal aan sanadrusu 'an babul i'rob. Hal antum musta'idduun?"

"Na'am, Gus..."

"Alhamdulillah... Sekarang bersama-sama ulangi belajar i'rob ya, walaupun sudah pernah tapi apa salahnya mengulang."

"Apakah yang kalian ketahui tentang i'rab?" Tanya Tahfiz dengan serius dan berwibawa.

"Nggak ada yang tahu? Ingat kalian udah kelas berapa." Tanya Tahfiz sekali lagi.

Annisa pun mengacungkan tangannya ke atas, pertanda ia mau menjawab pertanyaan yang diberikan Tahfiz.

"Iya, silakan, apa itu i'rob ukhti." Ucap Tahfiz mempersilakan.

Annisa mengangguk kemudian berdiri. "I'rob adalah perubahan akhir kalimah menampi kepanjingan amil." Jawab Annisa percaya diri.

"Na'am, jawaban ukhti benar." Ucap Tahfiz setelahnya.

"Jadi, perubahan di akhir kalimah karena berbeda bedanya Amil yang masuk, baik secara lafadz ataupun kira-kira. Itu lebih jelasnya."

"I'rob menurut ulama nahwu dikaitkan dengan tiga hal, yamg pertama adanya takyir perubahan, kemudian hal yang kedua adalah perubahannya pada akhir kata, dan yang dimaksudkan dengan kata adalah yang isim dan fi'il, dan yang ketiga sebab berubahnya perbedaan awamil yang masuk."

"I'rob dibagi menjadi empat macam, i'rob rofa', i'rob nashob, i'rob jer, dan yang terakhir i'rob jazem."

"Yang pertama i'rob rofa', tanda-tanda i'rob rofa' terdiri dari empat. dhomah, wawu, alif, dan nun yang tetap."

"Pertama dhomah, ber alamat atau bertempat pada empat tempat yaitu : isim mufrod, jama' taksir, jama mu'anas salim, dan yang terakhir fi'il mudhorek ingkang mabnun."

"Selan—"

Belum sempat Tahfiz melanjutkan ucapannya, bel sudah bunyi pertanda sudah waktunya untuk pulang.

"Na'am, pelajaran hari ini akan dilanjutkan Minggu depan." Ucap Tahfiz menghela napas sejenak. "Mari bersama mengucap hamdalah dulu."

"Alhamdulillahirobbil'alamin."

"Sekian pembelajaran hari ini, demikian wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh." Ucap salam Tahfiz sebelum meninggalkan kelas.

"Dan untuk Anindya, silakan ukhti ikut saya."

__________________________


By the way, kalian pernah mondok ngga??

Jangan lupa vote sama komen dulu gessss biar kaga lupa!!

Dijodohin With Gus | End Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang