Semangat bacanya, kalo udah selesai jangan lupa vomen ya💕
-happy reading-
Pagi hari menjelang siang hari ini cuacanya begitu panas sekali, apalagi ada berita hot yang bikin semua santri pada kepo sana-sini.
Beritanya sudah menyebar kemana-mana, bahwa Gus Hafiz akan melanjutkan pendidikannya di Universitas Al-Azhar.
Sebelum pergi, para santri banyak yang menyambut keberangkatannya tak terkecuali Anindya dan teman-temannya.
Hafiz masih bersalaman dan pamit terhadap Abi dan Umi. Umi yang sangat terlihat begitu sedih sekaligus bahagia karena anaknya mau mencari ilmu dikota yang jauh.
"Belajar yang sungguh-sungguh, buat Abi dan Umi bangga." Ujar Tahfiz menepuk pundak Adiknya.
"Pasti."
Hafiz menuju mobil yang akan mengantarkannya ke bandara. Hafiz tersenyum melihat para santri yang juga menyambut kepergiannya, dan tak sengaja melihat Anindya yang berdiri didepan sana.
Hafiz pun berjalan menghampiri Anindya.
"Anindya."
Anindya mendongak ke atas, karena tingginya dengan Hafiz jauh berbeda. "Iya?"
"Aku mau pamit pergi dulu." Ucapnya dan meyerahkan kertas yang terlipat begitu rapi ditangan Anindya.
"Ini ap---"
"jaga diri lo baik-baik." Ucap Hafiz langsung kembali menuju mobil.
"Assalamualaikum semuanya..." Salam Hafiz serta melambaikan tangannya ramah sebelum mobil dikendarai oleh supir pribadi pondok pesantren.
"Waalaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh." Jawab serempak semua orang.
"Kamu tadi dikasih apa sama Gus Hafiz?" Tanya Erlin dan yang lainnya begitu kepo.
"Apaan sih, kepo."
"Ya harus kepo dong, kalo ngga kepo mana mungkin dapat informasi." Ujar Jihan mengikuti Anindya berjalan.
"Kepo, monyet difoto ngga dapet info." Celetuk Anindya bernyanyi.
🍁🍁🍁
Hari sudah mulai menjelang sore dan Anindya masih nyaman-nyaman diatas kasurnya.
"Anindya, bangun.. Udah mau adzan ashar loh." Ucap Annisa pada Anindya.
"Iya.. gue ngga tidur kok, hanya aja nyawa gue belum kekumpul." Balas Anindya dengan suara serak khas bangun tidur.
"Anindya, aku mau tau dong isi surat dari Gus Hafiz tadi..." Pinta Jihan yang entah nongol dari mana.
Anindya membelakkan matanya, ia lupa kalau suratnya tadi ditaruh disaku bajunya, yang tadi siang bajunya mau dicuci.
"Aaaaaa, Jihan!"
"Apa?"
"Gue lupa kalo suratnya itu ditaruh di baju tadi siang..." Bingung Anindya langsung lari menuju kamar mandi dengan di ikuti Annisa dan Jihan dibelakangnya.
"Jangan di berantakin bajunya..." Suruh Jihan tak digubris Anindya yang bingung bajunya nyempil dimana.
"Huh.. ini bajunya." Anindya mengangkat bajunya dan langsung mencari surat di saku baju itu.
"Untung aku hari ini ngga baik, kalo hari ini baik pasti udah bakalan aku cuci tuh baju kamu." Ucap Jihan tersenyum.
"Yups! Ini suratnya." Anindya menemukan suratnya.
"Kuy ke kamar." Ajak Anindya.
Mereka bertiga pun berjalan santai kembali ke kamar.
"Aku juga jadi penasaran." Ujar Erlin yang kebetulan berada dikamar.
"Tuh, Anindya mau ngebuka suratnya dari Gus Hafiz." Balas Annisa pada Erlin.
Erlin langsung ikut kepo dan mendekati Anindya untuk melihat isi surat tersebut.
"Tunggu 3 tahun lagi ya..." Anindya membaca isi surat yang diberikan Hafiz kepadanya.
"Apa maksudnya?" Tanya Anindya menatap teman-temannya.
"Ya mana ku tahu, tanya aja pada pemberinya." Jawab Jihan.
"Ya ngga bisa lah, orangnya aja udah pergi." Ucap Anindya.
"Nah itu tau."
"Ngga jelas tau ih." Anindya kesel.
"Aku tau!" Seru Erlin.
"Apa?"
"Logika aja sih ya, secara ngga langsung sepertinya Gus Hafiz itu ngelamar kamu deh Anindya, dan dia nyuruh kamu untuk nunggu 3 tahun." Kata Erlin menatap Anindya.
____________________
TBC
Ini lagi ngga fokus banget buat nulis, jadinya gini deh taulah:)
Vomen jangan lupa yaaa💕
Assalamualaikum 🖐️
KAMU SEDANG MEMBACA
Dijodohin With Gus | End
Teen Fiction⚠️Bucinable area!⚠️ Judul awal : Santri Kampret NOTE : REVISI BERTAHAP Bagaimana jadinya kalau seorang Anindya yang bandel dan suka bikin onar diperebutkan oleh dua Gus beradik kakak? Anindya Alisya Syahreza. Anindya merupakan salah satu siswi pali...