part : 36

24.1K 1.4K 10
                                    

Jangan sampai kamu menyakiti hati seseorang, sehingga dia duduk diatas sajadah dan mengadu kepada Allah atas perbuatan yang kamu perbuat, bahaya besar untuk kamu.

-Happy reading-


Setelah kepergian Tahfiz, Anindya dengan ogah-ogahan pun menuruti perkataan suaminya itu yang menyuruhnya untuk mengikutinya.

Tahfiz yang didepan hanya nyengir ngeliat istrinya yang berjalan meng hentak-hentakkan kakinya sambil mengikuti dirinya.

Dan disinilah Anindya sampainya, di taman belakang pondok yang sangat sepi, karena disini jarang yang berlalu lalang sehingga Tahfiz menyuruh mengikutinya.

"Kenapa?" Tanya Anindya to the point sembari gabut memetiki bunga yang disebelahnya.

Sedangkan Tahfiz tersenyum tipis melihat kegabutan istrinya yang sangat menggemaskan sekali menurutnya. "Kamu kenapa?"

"Lah, ditanyain kok malah balik nanya."

"Ngga papa." Jawabnya terus menatap Anindya.

"Ih... Kenapa tadi manggil gue?!" Tanya Anindya sedikit mengeraskan suaranya akibat kesal tak mendapat jawaban yang benar dari suaminya.

Tahfiz menghela napas. "Nanti malam kamu tidur dikamar kan..."

"Ya ngga lah, gantian di pondok, nanti temen-temen gue curiga." Jawab Anindya lembut seteleh tadi.

"Jangan manggil Lo gue sama suami sendiri, ngga baik." Nasehat Tahfiz.

"Apasih pak ustadz, keren tau."

"Gada keren-keren, ganti bahasa gaulmu itu." Perintah Tahfiz agak menyeramkan tampang mukanya.

"Pak ustadz ih, panggil Lo gue aja lah." Kesel Anindya berdiri dari duduknya.

"Panggil aku kamu aja." Pinta Tahfiz ikut berdiri.

"Aish!"

"Apa itu juga aish-aish, aish cream?" Ucap Tahfiz sedikit mengernyitkan dahinya.

"Ngga, itu bahasa Korea, dan pak ustadz ngga perlu tau."

"Okay, ngga masalah, yang penting bahasa gaul kamu 'harus diganti ngga bisa ganggu gugat. Aku kamu." Tegas Tahfiz.

"Lebay ah."

"Terus apa Anindya?"

"Tapi kok temen-temen manggil orang kok kata njenengan sama kulo?" Tanya Anindya heran entah memikirkan sesuatu buat menyelimur suaminya agar tidak membahas masalah mengganti kata Lo gue itu. Tak peduli arti dari kata njenengan kulo yang diucapnya.

Tahfiz tersenyum. "Gitu juga ngga papa."

"Ah! Apa, Ustadz mau? Emang njenengan kulo itu apaan?" Bingung Anindya.

"Ensiklopedia, arti njenengan kalo bahasa Indonesia tuh kamu, kalo kulo artinya saya atau aku juga bisa." Jelas Tahfiz yamg masih tersenyum tipis.

Dijodohin With Gus | End Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang