30

3.8K 373 30
                                    

Malam hari di kediaman Wen Kexing.
Setelah makan malam, kedua pasangan itu sedang duduk di gazebo sambil mengambil sinar bulan purnama yang sangat terang malam ini. Wen Kexing duduk di sebelah Zhou Zishu, sementara Cao Weining duduk di sebelah Wen Guxiang. Setelah perdebatan mereka tadi siang, kedua kakak adik itu menjadi sedikit lebih tenang dan damai. Walaupun terkadang mereka masih beradu mulut untuk masalah-masalah kecil.

"Zhou ge, lihatlah ada banyak bintang di sekitar bulan itu" ucap Wen Guxiang dengan riang sambil memegangi lengan Zhou Zishu.

Melihat wajah ceria Wen Guxiang, Zhou Zishu hanya tersenyum manis ke arahnya. Sementara Wen Kexing dia menatap sinis adiknya itu, karena dari tadi dia selalu mencuri perhatian Zhou Zishu darinya.

"A Xiang lepaskan tanganmu darinya" ucap Wen Kexing sambil melepaskan tangan Wen Guxiang dari lengan Zhou Zishu.

Melihat usaha Wen Kexing melepaskan tangannya dari lengan Zhou Zishu. Wen Guxiang cemberut dan dia semakin mengeratkan pegangannya pada lengan Zhou Zishu.

"Xing ge, kau ini sangat jahat. Adik ini sangat ingin dekat dengan kakak iparnya. Apakah itu tidak boleh?" Tanya Wen Guxiang dengan tatapan yang dibuat sedih dan dapat menipu Zhou Zishu dan juga Cao Weining. Tapi tidak dengan Wen Kexing, dia tahu sekali tatapan Wen Guxiang itu sedang mengejeknya.

"Wangye, biarkan saja A Xiang memegang lenganku" ucap Zhou Zishu dengan lembut.

"Tapi A Xu.."

"Xing ge, biarkan A Xiang meminjam lengan Zhou ge sebentar. Lihatlah A Xiang, dia terlihat sangat sedih karena kau tidak memperbolehkannya" ucap Cao Weining memotong ucapan Wen Kexing.

Wen Kexing hanya terdiam dengan wajah cemberut. Zhou Zishu yang melihat itu menjadi merasa bersalah. Dia lalu menarik tangan Wen Kexing dan mencium singkat pipi Wen Kexing.
Mendapatkan ciuman mendadak dari Zhou Zishu. Wajah Wen Kexing sedikit memerah dan tangannya bergerak memegang pipinya yang di cium Zhou Zishu.

"Kau tidak kesal lagi kan?" Tanya Zhou Zishu sambil tersenyum manis kearahnya. Wen Kexing menggeleng dan tersenyum lebar kearah Zhou Zishu.

"Ternyata Xing ge hanya bisa di lunakkan dengan ciuman dari Zhou ge" ucap Wen Guxiang dengan nada menggoda keduanya.

Mendengar ucapan Wen Guxiang, Cao Weining hanya bisa menggelengkan kepadanya. Sementara wajah Zhou Zishu dan Wen Kexing mulai merona.

Akhirnya mereka memutuskan menikmati malam ini dalam suasana diam yang menghangatkan. Mereka merasa sangat nyaman dan bahagia karena telah berkumpul dengan orang-orang terkasih mereka.

Sambil memandang ke arah langit, Wen Kexing mengingat masa lalunya dulu saat pertama kali Wen Guxiang bertemu Zhou Zishu. Pada saat itu juga, Wen Guxiang langsung menyukai Zhou Zishu dan selalu membelanya di depan Wen Kexing. Bahkan di masa lalu, Wen Kexing dan Wen Guxiang bukan bertengkar karena masalah-masalah sepele seperti saat ini. Tetapi mereka bertengkar karena Wen Guxiang selalu menolong dan membela Zhou Zishu di depan Wen Kexing. Mengingat kenangan itu, hati Wen Kexing terasa sangat sakit. Dia merasa sangat bersalah kepada A Xu nya, dia merasa sangat bodoh tidak mengindahkan kata-kata Wen Guxiang pada saat itu dan terus menyakiti Zhou Zishu. Wen Kexing sangat bersyukur di kehidupannya saat ini hal itu tidak terjadi dan mereka bisa berbahagia seperti sekarang.

Tiba-tiba satu ingatan terlintas dipikiran Wen Kexing. Kenangan itu adalah saat pernikahan Wen Guxiang dan Cao Weining. Wen Kexing mengingat dengan jelas, Wen Guxiang dan Cao Weining meninggal saat hari pernikahan mereka. Bahkan Wen Kexing dan Zhou Zishu terluka parah karena ingin menolong mereka. Setelah pernikahan itu, Zhou Zishu merasa sangat bersalah dan terlarut dalam kesedihan karena tidak bisa menolong pasangan itu. Sementara Wen Kexing yang melihat pasangan itu meninggal tepat di depan matanya, merasa sangat hancur dan hatinya menjadi gelap. Dia bahkan semakin membenci dan menyiksa Zhou Zishu untuk melampiaskan rasa sedihnya.

You Are My Strength (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang