Sesampainya di ruang makan...
Wen Kexing segera menurunkan Zhou Zishu dan mendudukkannya di salah satu kursi dengan hati-hati. Barulah setelah itu dia mengambil tempat duduk di sebelah Zhou Zishu.Lalu Wen Kexing mulai menikmati sarapan dengan lahap. Berbeda dengan Zhou Zishu yang hanya makan sesuap, setelah itu dia tidak melanjutkan sarapannya. Zhou Zishu terdiam di tempatnya sambil menatap ke arah makanannya, tanpa berniat untuk memakannya.
"A Xu, kenapa kau tidak makan? Apakah makanan ini tidak enak?" Tanya Wen Kexing khawatir.
"Makanan ini enak, hanya saja aku tidak napsu makan" jawab Zhou Zishu sambil meletakan sendok yang dipegangnya.
"Apakah kau mau aku menyuapi mu?" Tanya Wen Kexing yang mendapat gelengan kepala dari Zhou Zishu.
Wen Kexing menjadi bingung bercampur cemas. Dalam hati dia bertanya-tanya kenapa Zhou Zishu tidak mau memakan makanannya.
"Ayolah A Xu, kau harus makan sayang. Jika kau tidak makan, nanti kau sakit" ucap Wen Kexing dengan raut wajah cemas.
"Maafkan aku Lao Wen, tapi aku ingin istirahat saja di kamar" ucap Zhou Zishu, lalu bangkit dari tempat duduknya.
Baru beberapa langkah kaki yang Zhou Zishu ambil, tiba-tiba kepala dan perutnya terasa sakit. Perlahan-lahan Zhou Zishu mulai kehilangan kesadarannya dan hampir terjatuh, jika saja Wen Kexing tidak sempat menangkap tubuh Zhou Zishu.
"A Xu.. A Xu.. buka matamu, sayang!" ucap Wen Kexing sedikit berteriak. Dia mulai panik, karena Zhou Zishu tidak kunjung membuka matanya.
"Cepat panggilkan tabib sekarang!!" perintah kepada para pelayan dan penjaga yang sedang berdiri di sana.
Segera mereka semua berlari dan pergi mencari tabib secepat mungkin, tanpa menunggu perintah dua kali. Sementara Wen Kexing sudah menggendong Zhou Zishu dan membawanya kembali ke dalam kamar.
Sesampainya di kamar, Wen Kexing segera berjalan ke arah ranjang dan membaringkan tubuh Zhou Zishu dengan hati-hati, seperti menaruh gelas kaca yang mudah pecah. Kemudian tangan Wen Kexing bergerak ke arah kening Zhou Zishu dan menyentuhnya dengan lembut untuk mengecek suhu tubuhnya. Lalu tangan Wen Kexing berpindah ke tangan Zhou Zishu untuk memeriksa denyut nadinya.
'Suhu tubuh dan denyut nadi A Xu normal. Tapi kenapa dia bisa pingsan? Bagaimana ini? Apa yang harus aku lakukan? Kenapa tabib datangnya lama sekali!' batin Wen Kexing panik.
Tok.. Tok..
"Masuk!" ujar Wen Kexing.
"Mohon maaf atas..."
"Tidak perlu basa-basi, cepat sekarang kau periksa istriku!" Perintah Wen Kexing yang langsung mendapatkan anggukan dari tabib itu.
Sebelum memulai pemeriksaan, tabib itu menyuruh Wen Kexing dan para pelayan untuk keluar dari kamar. Setelah itu, sang tabib langsung memeriksa kondisi suhu tubuh Zhou Zishu. Lalu tabib menyentuh pergelangan tangan Zhou Zishu untuk memeriksa denyut nadinya. Saat memeriksa denyut nadi Zhou Zishu, sang tabib mengerutkan keningnya. Kemudian dia mencoba untuk memeriksa kembali nadi Zhou Zishu, tetapi hasil yang dia dapatkan tetap sama. Akhirnya sang tabib pun memutuskan untuk keluar dari kamar dan menemui Wen Kexing.
*
*Saat pintu kamar terbuka, Wen Kexing segera bertanya kepada sang tabib yang baru saja keluar dari kamar, "Bagaimana keadaan A Xu? Dia baik-baik saja kan?"
Sang tabib menjawab, "Ratu baik-baik saja. Tetapi ada satu hal yang ingin saya tanyakan kepada Anda, jika itu boleh?"
"Katakan! apa yang ingin kau tanyakan?!"

KAMU SEDANG MEMBACA
You Are My Strength (End)
Fanfic'Lao Wen, kenapa kau tidak bisa percaya kepadaku sekali saja? Walaupun Kau membenciku dan tidak mempercayai ku, aku akan terus berusaha melindungi mu dari mereka. Aku mencintaimu, Lao Wen' ucap Zhou Zishu dalam batinnya sambil menangis. 'A Xu maafka...