03

4.8K 475 11
                                    

Saat hari masih fajar, Zhou Zishu keluar dari gudang dan pergi ke sebuah danau di belakang kediaman Zhou. Ini adalah rutinitas pagi Zhou Zishu yang tidak di ketahui oleh siapapun. Zhou Zishu akan bermeditasi dan berlatih pedang di sana tanpa ada yang mengganggunya.

Selain giok, ibu Zhou Zishu juga memberikan nya sebuah pedang lentur bernama baiyi. Pedang lentur itu selalu di bawa kemana pun oleh Zhou Zishu di pinggangnya.

Tidak ada yang mengetahui pedang lentur itu karena Zhou Zishu menyembunyikan pedangnya di ikat pinggangnya. Ibunya berpesan kepadanya untuk menjaga pedang itu untuk melindungi diri sendiri ketika ibunya sudah tiada.

Lalu semenjak ibunya meninggal, Zhou Zishu terus berlatih pedang setiap pagi di danau dengan panduan beberapa buku bela diri miliki ayahnya.

Selain berlatih pedang dan bermeditasi, Zhou Zishu juga membaca buku politik dan sastra miliki ayahnya. Zhou Zishu akan mengambil buku ayahnya diam-diam ketika dia sedang membersihkan ruangan ayahnya. Kemudian dia akan mengembalikan buku-buku itu lagi dengan hati-hati agar tidak menimbulkan kecurigaan. Untunglah dulu ketika ibunya masih hidup, Zhou Zishu diajari cara membaca dan menulis, jadi dia masih bisa mencari ilmu walaupun tidak bersekolah.

Sebenarnya Zhou Zishu sebagai seorang anak bangsawan diberikan kesempatan untuk bersekolah di sekolah terbaik. Tetapi dia tidak bisa  bersekolah karena ibu tirinya. Ibu tirinya membohongi ayahnya dengan berkata bahwa Zhou Zishu tidak ingin sekolah, dia lebih suka tinggal di rumah dan bermain. Mendengar itu ayahnya sangat marah dan semenjak itu ayahnya mulai membenci Zhou Zishu.

Zhou Zishu sangat ingin sekali menyangkal perkataan ibu tirinya tetapi dia takut ibu tirinya akan marah dan menghukumnya. Zhou Zishu hanya bisa pasrah dan menangis dalam diam.

*
*

Matahari sudah mulai memancarkan sinarnya menandakan pagi hari akan segera datang. Zhou Zishu langsung berlari cepat masuk kekediaman Zhou dan memasak sarapan sebelum keluarganya bangun.

Pagi ini, Zhou Zishu sangat heran karena ayahnya tiba-tiba memasuki dapur dan menemuinya. Zhou Zishu yang melihat ayahnya datang langsung membungkuk dan memberi salam.

"Selamat pagi ayah"

"Pagi Zishu, hari ini ikutlah ayah ke istana. Ada hal penting yang harus kau lakukan. Ingat jangan permalukan ayah di sana, gunakan pakaian yang pantas untuk pergi dan bersikaplah sopan di sana"

"Baik, ayah" Zhou Zishu langsung berjalan menuju ke gudang dan mencari baju yang layak untuk dia pakai.

Hanya ada satu baju yang layak untuk dia kenakan, baju itu dia jahit sendiri dari kain miliki ibunya. Zhou Zishu sudah bisa menjahit dari umur 10 tahun. Dia belajar menjahit karena ibu tirinya menyuruh dia membuat baju sendiri jika dia ingin memiliki baju yang layak. Baju itu itu terdiri dari baju dalam berwarna abu-abu dan baju luarnya berwarna biru muda terang.

Zhou Zishu langsung mengenakan pakaian itu dan mengikat setengah rambutnya dan biarkan sisanya tergerai. Zhou Zishu melihat sekilas wajahnya di depan cermin tua yang ada di gudang, dia cukup puas dengan penampilan nya saat ini. Jadi dia langsung keluar untuk menemui ayahnya.

Ayahnya menunggu di dekat kereta kuda yang akan membawa mereka ke istana. Zhao Zishu segera menghampiri ayahnya dan mereka pun segera berangkat.

Setelah Zhou Zishu pergi, ibu tiri dan saudaranya tersenyum senang karena setelah ini Zhou Zishu tidak akan kembali ke kediaman Zhou. Ibu tirinya dan saudaranya tahu bahwa Zhou Zishu akan dijodohkan dengan pangeran kedua, Wen Kexing. Mereka sangat yakin pangeran tidak akan menerima Zhou Zishu Karena mencintai Liu Riyu. Mereka bahkan sangat senang ketika membayangkan kehidupan Zhou Zishu yang akan menderita di dalam istana. Mereka yakin Zhou Zishu hanya akan disiksa dan menjadi pelayan di sana. Kehidupan Zhou Zishu tidak akan mudah di istana bahkan mungkin akan sangat mengerikan.

*
*

Sesampainya di istana, Zhou Deshi dan Zhou Zishu langsung masuk ke istana dengan dipandu beberapa pelayan.

Zhou Zishu merasa sangat gugup dan takut untuk menemui kaisar. Zhou Zishu berusaha untuk menekan rasa gugup dan takutnya dengan meremas giok pemberian ibunya dan berdoa semoga dia tidak melakukan kesalahan yang dapat mempermalukan ayahnya.

Setelah melewati beberapa tempat, mereka akhirnya sampai di sebuah gazebo yang cukup besar. Di sana sudah ada kaisar, permaisuri, putra mahkota dan pangeran Wen Kexing. Zhou Deshi dan Zhou Zishu segera membungkuk dan memberikan salam kepada mereka. Setelah itu Zhou Deshi dan Zhou Zishu bergabung dengan mereka.

Seketika tatapan mata Zhou Zishu bertemu dengan Wen Kexing. Zhou Zishu terpanah dengan ketampanan Wen Kexing. Sementara Wen Kexing memberikan tatapan mata yang tajam dan tidak suka kepada Zhou Zishu.

'Dia sangat tampan. Tapi sepertinya dia tidak menyukaiku' batin Zhou Zishu.

Saat akan memulai pembicaraan, Kaisar tampak cemas, dia takut  anaknya akan marah jika mengetahui calon istrinya adalah seorang laki-laki. Kaisar mencoba menenangkan pikiran dan mencoba membuka pembicaraan.

"Jadi, kita berkumpul di sini karena ingin membicarakan tentang perjanjian pernikahan pangeran Wen Kexing dengan anak bangsawan Zhou. A Xing, kau akan menikah dengan dia, putra dari Zhou Deshi, Zhou Zishu"

"APA? Ayahanda ini tidak benar kan? Bagaimana kau bisa menikahkan ku dengan seorang laki-laki. Aku menerima jika menikahi seorang wanita walaupun aku tidak cintainya. Tetapi dia laki-laki, bagaimana bisa aku menikahinya? Jika aku menikahi aku tidak akan memiliki keturunan dan apa untungnya memiliki seorang istri laki-laki" Wen Kexing benar-benar terkejut dan sangat marah saat mengetahui ini. Begitu juga dengan Zhou Zishu, saat dia mendengar bahwa dia akan menjadi istri dari pangeran Wen Kexing dia menjadi takut dan gemetar.

Zhou Zishu benar-benar ingin marah, menangis, dan juga berteriak sekarang tetapi dia takut. Jadi, dia hanya bisa diam dan menunduk. Wen Kexing yang melihat Zhou Zishu hanya diam menunduk, semakin kesal. Dia kemudian berkata sambil menatap tajam kearah Zhou Zishu.

"Apakah kau menerima perjanjian pernikahan ini? Apakah kau sudah mengetahui ini sejak awal dan menerima semua ini?"

Pertanyaan itu membuat Zhou Zishu merasa tertekan dia sangat ingin menyangkal bahwa dia tidak tahu apapun. Tetapi kata-kata itu tidak bisa dia ucapkan karena terlalu takut dengan ayahnya. Zhou Deshi yang melihat putranya hanya diam, mulai menjawab pertanyaan Wen Kexing.

"Pangeran Wen Kexing harap tenang. Zhou Zishu sudah mengetahui dari awal dan dia menerima semuanya. Saya yakin Zhou Zishu akan menjadi istri yang baik bagi Anda"

"Aku menolak apapun yang terjadi aku hanya ingin menikahi Liu Riyu, tidak dengan yang lain. Terutama dengan dia, laki-laki yang tidak memiliki keuntungan apapun untukku"

"Tapi pangeran, kita tidak bisa membatalkan perjanjian pernikahan yang sudah di buat dan di stempel kerajaan. Karena jika perjanjian sampai dibatalkan akan menimbulkan perpecahan"

Wen Kexing terdiam, dia benar benar sangat bingung sekarang di satu sisi dia ingin membatalkan perjanjian ini, tetapi di sisi lain dia tidak bisa menolaknya karena akan menimbulkan masalah untuk kerajaan.

Setelah berfikir cukup lama akhirnya pangeran Wen Kexing pasrah dan menerima pernikahan ini. Permaisuri dan Wen Huangfu tersenyum penuh kepuasan karena rencana mereka telah berhasil.

TBC...

Hallo...

Terimakasih yang sudah vote and komentar di cerita saya ini😀😀🙏🙏

Mohon maaf jika masih banyak typo, ataupun kekurangan dalam penggunaan bahasanya.

Sekali terimakasih semuanya dan semoga tetap enjoy membaca cerita ini ya😄

See you next chapter

You Are My Strength (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang