41

2.5K 265 21
                                    

Setelah meminta maaf kepada Zhou Zishu, Zhou Deshi duduk di samping Zhou Zishu sambil menggenggam erat kedua tangan anaknya.

"Zishu, sekali lagi ayah minta maaf sayang. Ayah benar-benar ayah yang buruk untuk mu" ucap Zhou Deshi sendu.

"Sudah Zishu katakan, jangan minta maaf lagi ayah. Zishu sudah memaafkan ayah" ucap Zhou Zishu dengan tulus. Zhou Deshi membelai lembut pipi Zhou Zishu dan tersenyum hangat.

"Zishu, kau benar-benar mirip mending ibu mu. Dia adalah wanita yang cantik dan memiliki hati secantik wajahnya. Setiap melihatmu, ayah merasa seperti melihat ibumu" ucap Zhou Deshi dengan nada sedikit sendu.

Zhou Zishu memegang tangan Zhou Deshi yang ada di pipinya. Dengan lembut dia berkata, "Jika ayah merindukan ibu, lihat saja Zishu agar rindumu terbalaskan"

"Zishu, kau anak yang sangat baik. Ayah sangat menyesal telah membencimu. Sekarang ayah hanya berharap, kau bisa hidup bahagia bersama dengan dengan Wangye" ucap Zhou Deshi sambil tersenyum.

Zhou Zishu belas tersenyum dan berkata, "Terimakasih Ayah"

Kemudian Zhou Deshi memeluk Zhou Zishu dan mengelus surai panjangnya dengan penuh kasih sayang. Zhou Zishu membalas pelukan ayahnya dengan sangat erat. Setelah itu, Zhou Deshi melepaskan pelukan mereka dan memulai percakapan ringan dengan Zhou Zishu.

*
*

Sementara itu, di depan kamar...
Wen Kexing, Wen Guxiang, dan Cao Weining sedang berdiri di luar kamar. Sedangkan Shen Linyao pergi untuk melakukan pekerjaannya yang tertunda. Sebenarnya Wen Kexing ingin tetap berada di dalam, tapi Wen Guxiang dan Cao Weining menariknya keluar. Bahkan Wen Kexing berusaha untuk memberontak, tetapi Wen Guxiang berkata bahwa mereka harus keluar, agar waktu Zhou Zishu dan ayahnya tidak terganggu. Akhirnya Wen Kexing pun mengalah, dan mau ikut keluar bersama mereka.

Dengan wajah tertekuk, Wen Kexing berkata, "Sampai kapan kita akan berdiri di sini?"

"Ge, bisakah kau bersabar? Tidakkah kau melihat Zhou ge sedang bersama ayahnya. Biarkan mereka memiliki waktu bersama lebih lama lagi" ucap Wen Guxiang sambil menghela nafasnya. Dia sangat lelah mendengar Wen Kexing terus merengek ingin masuk ke dalam.

"Tapi... Aku ingin masuk dan melihat A Xu dari dekat. Aku masih khawatir dengannya" Ucap Wen Kexing dengan penuh kekhawatiran di matanya.

"Tenang Xing ge, Zhou ge aman bersama dengan tuan Zhou" ucap Cao Weining sambil menepuk pundak Wen Kexing.

"Aku tahu, tapi tetap saja aku khawatir. Aku takut kejadian Shi Kaili yang mencekik Zhou Zishu terjadi lagi" ucap Wen Kexing dengan aura gelap yang mulai mengelilinginya.

Setiap Wen Kexing menceritakan ataupun mengingat tentang Shi Kaili yang mencoba membunuh Zhou Zishu, aura di sekitarnya berubah gelap dan mengerikan. Wen Guxiang dan Cao Weining yang mendengar cerita Wen Kexing menjadi merinding. Bukan karena ceritanya, tapi karena aura gelap seorang Wen Kexing. Pangeran yang sangat kejam dalam berperang maupun menghukum orang.

"Xing ge, coba tenangkan dirimu. Jika kau terus seperti itu, Zhou ge akan khawatir denganmu" ucap Wen Guxiang.

"Itu benar, Xing ge. Lagipula kita ada di depan kamar. Jadi, jika terjadi sesuatu dengan Zhou ge kita bisa langsung menolongnya" ucap Cao Weining.

"Hm... kalian benar. Aku akan mencoba untuk tenang" ucap Wen Kexing sambil menyandarkan punggungnya di dinding.

"Salam kepada Wangye, Putri Wen, dan Pangeran Cao" sapa seorang pengawal kekaisaran yang tadi datang bersama dengan Zhou Deshi.

"Ada apa kau kemari?" Tanya Wen Kexing.

"Saya hanya ingin mengecek keberadaan tuan Zhou, karena tadi dia pergi tanpa berkata apapun" ucap pengawal kekaisaran.

You Are My Strength (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang