Di depan gerbang kediaman Wen Kexing...
Zhou Deshi dan pengawal kekaisaran turun dari kereta kuda yang mereka kendarai. Dengan tergesa-gesa Zhou Deshi berlari masuk ke dalam kediaman Wen Kexing, meninggal pengawal kekaisaran di depan gerbang. Karena terlalu terburu-buru, dia secara tidak sengaja menabrak Qi Huanyue."Tuan, apakah Anda baik-baik saja?" Tanya Qi Huanyue sembari membantu Zhou Deshi untuk berdiri.
"Saya tidak apa-apa. Apakah kau tahu di mana kamar Zishu?" Tanya Zhou Deshi.
"Maksudnya ada Wangfei? Saya tahu tuan, mari saya antar Anda ke sana" ucap Qi Huanyue dengan ramah. Segera Zhou Deshi dan Qi Huanyue berjalan menuju ke kamar Zhou Zishu.
Sesampainya di depan kamar Zhou Zishu. Zhou Deshi melihat pintu kamar Zhou Zishu sedikit terbuka. Dia dapat melihat Zhou Zishu sedang duduk di atas ranjang, dengan di kelilingi 4 orang di dalamnya. Dengan sedikit gugup, Zhou Deshi melangkah kakinya untuk masuk ke dalam.
"Zishu" panggil Zhou Deshi, yang mendapat atensi dari semua orang yang ada di sana.
"Ayah" panggil Zhou Zishu sambil berusaha untuk berdiri. Tetapi Wen Kexing segera mencegahnya.
"A Xu, tetaplah di sini. Kau masih belum pulih sayang" ucap Wen Kexing sambil menahan Zhou Zishu
"Tapi aku ingin menyambut ayahku..."
"Tetaplah di situ Zishu, ayah yang akan menghampirimu" ucap Zhou Deshi sambil berjalan cepat kearah Zhou Zishu.
Saat Zhou Deshi sudah berada di dekat Zhou Zishu, air matanya mulai meluap turun. Dengan ragu-ragu, Zhou Deshi memeluk tubuh Zhou Zishu dan menangis. Sebenarnya Zhou Zishu sangat terkejut melihat ayahnya memeluknya sambil menangis. Tapi perasaan bahagia dalam dirinya menutupi rasa keterkejutannya. Dengan penuh rasa sukacita, Zhou Zishu membalas pelukan sang ayah dengan sangat erat dan penuh kerinduan. Dia benar-benar merindukan sosok ayahnya yang selalu menyayangi dan memeluknya, saat masih kecil.
"Ayah hiks hiks ayah..." Tangisan Zhou Zishu pecah, dia tidak sanggup lagi menahan isak nya.
"Zishu, maafkan ayah karena ayah selalu menyakiti mu. Maaf karena ayah bukanlah ayah yang baik untuk mu. Ayah sungguh menyesal telah membuat hidupmu menderita. Tolong maafkan ayah, Zishu" ucap Zhou Deshi sembari mengusap lembut surai panjang Zhou Zishu.
"Aku hiks hiks sudah memaafkan ayah. Aku sangat hiks menyayangimu, ayah"
"Ayah juga menyayangimu, Zishu"
Wen Kexing, Wen Guxiang, Cao Weining, dan Shen Linyao merasa sangat terharu, melihat sepasang ayah dan anak itu saling berpelukan dengan penuh kerinduan. Bahkan Wen Guxiang dan Cao Weining pun sampai menitihkan air matanya.
"Kalian berdua kenapa menangis seperti anak kecil?" Tanya Wen Kexing yang sudah berdiri di tengah mereka.
"Kami merasa terharu melihat Zhou ge dan ayahnya" ucap Wen Guxiang sambil mengusap air matanya.
"Itu benar ge. Aku merasa iba sekaligus senang melihat Zhou ge dan ayahnya" ujar Cao Weining menimpali ucapan Wen Guxiang.
Wen Kexing terdiam dan menatap ke arah Zhou Zishu dan Zhou Deshi. Dia tahu sekali bagaimana penderitaan yang selama ini Zhou Zishu lewati. Wen Kexing kemudian teringat dengan kata-kata dewa sebelum dia kembali hidup.
“Dari dulu aku telah melihat kehidupan Zhou Zishu sangat menderita, padahal dia adalah orang yang baik dan memiliki hati yang lembut. Karena itu, aku ingin memberikan sebuah berkat yang akan berguna untuknya nanti"
'Apakah ini berkat yang dimaksud oleh Dewa untuk A Xu? Berkat di kelilingi oleh orang-orang yang menyayanginya dan kebahagiaan' batin Wen Kexing.
*
*

KAMU SEDANG MEMBACA
You Are My Strength (End)
Fanfiction'Lao Wen, kenapa kau tidak bisa percaya kepadaku sekali saja? Walaupun Kau membenciku dan tidak mempercayai ku, aku akan terus berusaha melindungi mu dari mereka. Aku mencintaimu, Lao Wen' ucap Zhou Zishu dalam batinnya sambil menangis. 'A Xu maafka...