39

2.9K 287 18
                                    

Di dalam dapur...
Shen Linyao sedang menyiapkan semangkuk bubur untuk Zhou Zishu. Dengan hati gembira, dia menaruh mangkuk itu dan segelas air di atas sebuah nampan. Dengan hati-hati, Shen Linyao mengangkat nampan itu dan membawanya ke kamar Wen Kexing. Di perjalanan, Shen Linyao berpapasan dengan Wen Guxiang yang terlihat sangat suram.

"Putri Wen, Anda tidak beristirahat di kamar?" Tanya Shen Linyao.

Wen Guxiang menggelengkan kepalanya dan berkata, "Aku tidak bisa tenang sebelum melihat keadaan Zhou ge"

Wen Guxiang melihat kearah nampan yang di bawa Shen Linyao dan bertanya, "Bubur itu untuk siapa?"

"Bubur ini untuk Wangfei"

"Bubur ini untuk Zhou ge? Apakah dia sudah sadar?"

"Wangfei baru saja sadar, putri. Saya tahu kabar ini dari Wangye yang tadi ke dapur untuk mengambil minuman untuk Wangfei" jawab Shen Linyao.

Wajah suram Wen Guxiang berganti menjadi secerah langit biru. Dia tersenyum lebar dan matanya berbinar penuh kebahagiaan. Dengan penuh semangat Wen Guxiang berkata, "Syukurlah Zhou ge sudah sadar. Ayo Linyao, kita pergi melihat Zhou ge!"

Segera Wen Guxiang berjalan cepat ke arah kamar Wen Kexing meninggalkan Shen Linyao di belakangnya. Melihat kelakuan Wen Guxiang, Shen Linyao hanya tersenyum dan mengikutinya dari belakang.

Tanpa mengetuk pintu kamar, Wen Guxiang langsung membuka dan masuk ke dalam tanpa izin.

"ZHOU GE KAU SUDAH SADAR" teriak Wen Guxiang, sambil berlari ke arah Zhou Zishu yang sedang terduduk di atas ranjang.

Segera Wen Guxiang memeluk Zhou Zishu dengan erat, sampai-sampai membuat Zhou Zishu meringis karena lukanya yang tertekan tubuh Wen Guxiang. Melihat kesakitan di wajah Zhou Zishu, Wen Kexing segera menghentikan pelukan Wen Guxiang.

"A Xiang, lepaskan A Xu. Kau membuatnya kesakitan" ucap Wen Kexing sambil melepaskan pelukan maut Wen Guxiang.

"Zhou ge, maafkan A Xiang karena telah menyakitimu" ucap Wen Guxiang dengan raut wajah bersalah.

Zhou Zishu hanya tersenyum, kemudian dia menepuk sisi ranjangnya untuk menyuruh Wen Guxiang duduk di sebelahnya. Wen Kexing yang melihat itu, menjadi cemberut.

"A Xu, kenapa kau menyuruhnya duduk disebelah mu, sementara aku tidak" ucap Wen Kexing sambil merengek.

"Xing ge, kau itu kan lebih tua dari ku. Jadi mengalah lah pada gadis imut ini" ucap Wen Guxiang sambil duduk di sebelah Zhou Zishu dan memeluk lengannya.

Wen Kexing yang melihat itu mendengus kesal karena cemburu. Segera dia naik ke sisi ranjang lain dan memeluk pinggang Zhou Zishu dengan hati-hati. Dengan santainya dia berkata, "Aku tidak akan pernah mengalah, jika sudah menyangkut istri tersayang ku"

"Lao Wen, A Xiang, jangan bertengkar lagi" ucap Zhou Zishu dengan lembut kepada keduanya.

Kedua kakak beradik itu akhirnya mengangguk dan diam sambil memeluk tubuh Zhou Zishu. Tiba-tiba Wen Guxiang Menyadari ada sesuatu yang aneh dari ucapan Zhou Zishu.

"Zhou ge.. Apakah tadi kau memanggil Xing ge dengan sebutan Lao Wen?" Tanya Wen Guxiang yang baru menyadari panggil baru Zhou Zishu untuk Wen Kexing.

Sebelum Zhou Zishu dapat menjawab, Wen Kexing berkata sambil tersenyum bangga, "Tentu saja itu panggilan sayang dari A Xu untuk ku"

"Percaya diri sekali kau, Xing ge. Aku yakin itu hanya panggilan untuk mengejek mu" cibir Wen Guxiang.

"Itu tidak mungkin, A Xu ku bukan orang sepertimu yang selalu mengejekku" balas Wen Kexing dengan tatapan melotot. Zhou Zishu yang ada di tengah mereka hanya bisa menghela nafas berat dan berharap mereka segera berhenti bertengkar.

You Are My Strength (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang