Diluar ruang bawah tanah...
Wen Kexing dan Wen Huangfu masih terus beradu pedang. Walaupun tubuh mereka telah di penuhi oleh darah, yang entar darah siapa. Tak ada satupun dari mereka yang mau mengalah ataupun berusaha mengakhiri pertarungan mereka. Keduanya terus memainkan pedang mereka sambil bertatapan dengan ekspresi membunuh yang keji."Tidak ku sangka hari ini akan datang juga. Adik ku sayang, mengapa kau tidak mau mengalah dan membiarkan gege mu ini menang?! Bukankah Gege telah memberikan istri yang sangat mencintaimu?!" Ucap Wen Huangfu sambil menyeringai licik.
"Terimakasih ge karena telah memberikan istri yang sangat tulus mencintaiku. Tetapi aku tidak akan pernah mengalah darimu, aku tidak akan membiarkan mu menang. Aku tidak rela, pembunuh ibuku bisa hidup bahagia" ucap Wen Kexing dengan aura gelap yang mulai menyelimuti tubuhnya.
Tubuh Wen Huangfu tersentak karena mendengar ucapan Wen Kexing, dia tidak menyangka Wen Kexing akan tahu tentang pembunuhan ibunya. Melihat Wen Huangfu terdiam, Wen Kexing segera memanfaatkan kesempatan ini untuk menyerangnya dari berbagai sisi. Wen Kexing tidak langsung membunuhnya, tetapi dia membuat tubuh Wen Huangfu terluka parah hingga dia tidak bisa bergerak lagi.
"Kau.. tahu semua... Uhuk uhuk" ucap Wen Huangfu sambil menguarkan darah segar dari mulutnya.
"Iya aku tahu semuanya. Aku ingin membalas dendam ku atas kematian ibuku"
'Dan juga dendam atas kematian ku dan A Xu ku di kehidupan lalu' batin Wen Kexing.
"Sekarang bersiaplah untuk mati" Wen Kexing segera mengangkat pedangnya yang sudah berlumuran olah darah. Dia hendak mengarahkan pedang itu tepat di jantung Wen Huangfu.
"JANGAN!" teriak Liu Riyu yang menghentikan gerakan Wen Kexing.
Wen Kexing dan Wen Huangfu segera mengalihkan atensi mereka kepada 3 orang yang berjalan mendekati mereka. Liu Riyu segera berlari mendekati Wen Huangfu dan memeluknya.
Sementara Wen Kexing yang melihat Zhou Zishu, segera menjatuhkan pedangnya dan berlari ke arah Zhou Zishu. Wen Kexing segera menarik Zhou Zishu ke dalam pelukannya dan mendekapnya sangat erat. Air mata Wen Kexing pun perlahan-lahan turun dari matanya.
"A Xu, maafkan aku karena telah membuatmu dalam bahaya. Aku sangat bodoh karena telah meninggalkan mu lagi. Kali ini aku benar-benar berjanji, aku tidak akan pernah meninggalkanmu dan membiarkanmu terluka lagi" bisik Wen Kexing di telinga Zhou Zishu.
"Aku baik-baik saja, jadi jangan menyalahkan dirimu seperti itu lagi. Aku percaya pada janjimu, Lao Wen" balas Zhou Zishu berbisik di telinga Wen Kexing. Wen Kexing segera melepaskan pelukannya dan mengamati Zhou Zishu dari atas hingga bawah.
'Dia berkata bahwa dia baik-baik saja. Tapi lihat ini, dia bahkan jauh dari kata baik' batin Wen Kexing sendu.
"Wangye, kenapa kau menatapku seperti itu?" Tanya Zhou Zishu yang menyadarkan lamunan Wen Kexing.
Wen Kexing hanya tersenyum dan secara tiba-tiba langsung menggendong tubuh Zhou Zishu, layaknya menggendong tuan putri. Zhou Zishu yang terkejut dengan perbuatan Wen Kexing langsung mengalungkan tangannya di leher Wen Kexing agar dia tidak terjatuh.
"Wangye, kenapa kau menggendongku? Aku masih bisa berjalan sendiri" ucap Zhou Zishu.
"A Xu, kau jangan berbohong padaku. Aku tahu kau dari tadi sedang menahan sakit di tubuhmu kan?! Lihatlah luka-luka di tubuhmu, dan wajahmu yang mulai terlihat pucat" ujar Wen Kexing khawatir.
"Sudahlah Zhou ge, nikmati saja di gendong oleh Xing ge. Kau tidak perlu malu" ucap Wen Guxiang menggoda Zhou Zishu.
Wajah Zhou Zishu memerah, dia merasa sangat malu sekaligus bahagia. Zhou Zishu juga merasa sangat bersyukur, karena dia masih bisa melihat Wen Kexing dan tetap bersamanya. Begitu juga dengan Wen Kexing, dia sangat bersyukur karena Zhou Zishu sudah kembali padanya.

KAMU SEDANG MEMBACA
You Are My Strength (End)
Fanfiction'Lao Wen, kenapa kau tidak bisa percaya kepadaku sekali saja? Walaupun Kau membenciku dan tidak mempercayai ku, aku akan terus berusaha melindungi mu dari mereka. Aku mencintaimu, Lao Wen' ucap Zhou Zishu dalam batinnya sambil menangis. 'A Xu maafka...