12

3.9K 415 7
                                    

Setelah selesai memakamkan Selir Jiang, Wen Kexing segera kembali kekediamannya. Dengan tatapan mata yang kosong dan tubuh yang mulai linglung, Wen Kexing terus berjalan menuju ke kamarnya.

Saat Wen Kexing ingin membuka pintu kamarnya, tiba-tiba saja kepalanya menjadi pusing dan matanya mulai menggelap. Perlahan-lahan tubuh Wen Kexing mulai hilang keseimbangan. Tepat pada saat itu, Zhou Zishu datang dan  menahan punggungnya  agar dia tidak terjatuh. Sebelum Wen Kexing menutup kedua matanya, dia melihat sekilas wajah Zhou Zishu yang terlihat khawatir dengan keadaannya.

'Kenapa harus kau yang menolongku? Kenapa kau tidak membiarkan aku jatuh? Kenapa kau masih baik padaku? Apa alasanmu masih terus bertahan di sisiku, A Xu?' tanya Wen Kexing dalam batinnya, setelah itu dia jatuh pingsan.

Saat Zhou Zishu yang melihat Wen Kexing pingsan, dia langsung menggendong Wen Kexing di punggungnya dan membawanya masuk ke dalam kamar.

Dengan hati-hati Zhou Zishu menurunkan tubuh Wen Kexing dan membaringkan di atas tempat tidur. Setelah itu, Zhou Zishu memberanikan diri untuk menyentuh dahi Wen Kexing untuk memeriksa suhu tubuhnya. Raut wajah Zhou Zishu semakin terlihat khawatir, saat merasakan suhu tubuh Wen Kexing sangat panas.

Segera Zhou Zishu pergi mengambil air dingin dan handuk kecil untuk mengompres demam Wen Kexing. Dengan hati-hati Zhou Zishu meletakkan handuk basa ke atas kening Wen Kexing. Lalu Zhou Zishu menatap wajah pucat Wen Kexing sambil menggenggam tangannya.

'Lao Wen, aku tahu saat ini kau masih merasa sangat sedih setelah kehilangan ibumu. Tapi aku sangat berharap kau bisa merelakan kepergian ibumu dan kembali sehat. Lao Wen, aku berjanji akan selalu ada di sisimu apapun yang terjadi' batin Zhou Zishu.

Saat matahari telah pergi dan bulan mulai muncul, Zhou Zishu terus menggenggam tangan Wen Kexing dan tidak beranjak sedikitpun dari sisinya. Namun sesekali Zhou Zishu akan menggantikan kain yang ada di dahi dan kemudian kembali menggenggam tangan Wen Kexing.

Waktu telah menunjukkan tengah malam, tetapi Wen Kexing masih belum membuka matanya. Hati Zhou Zishu mulai merasa sangat gelisah karena Wen Kexing masih belum sadar.

'Lao Wen aku minta maaf. Aku tadi merasa sangat khawatir dengan keadaan mu sehingga aku tidak terpikir untuk memanggil tabib. Tetapi, aku sangat berharap kompres ini dapat menurunkan suhu tubuhmu dan kau dapat segera sadar. Tetapi jika keesokan harinya kau masih belum sadar, aku akan memanggil tabib untuk memeriksa keadaanmu' batin Zhou Zishu sambil mengeratkan genggaman tangannya pada Wen Kexing.

Beberapa waktu kemudian, Zhou Zishu mulai merasa lelah dan mengantuk. Perlahan mata Zhou Zishu terpejam dan tertidur di dekat Wen Kexing. Dalam keadaan tertidur, Zhou Zishu masih terus menggenggam erat tangan Wen Kexing dan bergumam agar dia segera sembuh.

*
*

Pagi harinya, perlahan-lahan Wen Kexing mulai membuka keduanya matanya dan melihat langit-langit kamar. Saat Wen Kexing mengerakkan tangannya, dia merasa sesuatu menahan tangannya. Segera Wen Kexing melihat Zhou Zishu tertidur di samping ranjangnya sambil terus menggenggam erat tangannya. Saat Wen Kexing mencoba untuk duduk,  kain di atas keningnya langsung terjatuh. Wen Kexing segera mengambil kain itu dan meletakkannya di atas meja.

Setelah itu Wen Kexing kembali menatap wajah tertidur Zhou Zishu. Dia melihat Zhou Zishu terus menggenggam erat tangannya sambil terus bergumam agar dia segera sembuh. Seketika hati Wen Kexing mulai menghangat dan tanpa sadar tangannya yang bebas membelai lembut rambut Zhou Zishu.

'Apakah dia telah menungguku sepanjang hari? Kenapa dia mau melakukan ini semua? Apa dia tidak punya rasa dendam sedikit pun padaku?' tanya Wen Kexing dalam batinnya.

Setelah beberapa lama, mata Zhou Zishu mulai terbuka. Saat Wen Kexing yang melihat Zhou Zishu mulai terbangun, dia langsung menjauhkan tangannya dan mengedarkan matanya ke segala arah.

You Are My Strength (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang