43

2.3K 257 18
                                    

Di suatu tempat yang penuh dengan rumput hijau. Wen Kexing terbaring damai di atas rumput dengan mata yang masih tertutup.

"Lao Wen"

"Lao Wen"

Wen Kexing segera membuka matanya, saat mendengar suara yang sangat familiar di teling nya. Dia langsung mendudukkan dirinya dan mengedarkan pandangannya ke segala arah, untuk mencari orang yang memanggilnya.

"A Xu" panggil Wen Kexing, tapi tidak ada balasan yang dia terima.

Wen Kexing segera berdiri dan berlari ke manapun dia dapat menemukan orang yang memanggilnya.

"Lao Wen"

Suara panggilan itu kembali muncul dari arah belakangnya. Wen Kexing segera membalikkan badannya dan melihat kearah orang yang memanggilnya, yang tak lain dan tak bukan adalah Zhou Zishu.

"A Xu" panggil Wen Kexing sambil bergerak untuk memeluk Zhou Zishu.

Saat tangannya akan menyentuh Zhou Zishu, tangannya malah melewati Zhou Zishu. Berkali-kali Wen Kexing mencoba menyentuh Zhou Zishu. Tetapi tangannya menembus Zhou Zishu. Seakan-akan Zhou Zishu yang ada di hadapannya hanyalah sebuah ilusi.

"A Xu, kenapa aku tidak bisa menyentuhmu? Kenapa kau tembus pandang?" Tanya Wen Kexing mulai panik.

Zhou Zishu tidak menjawab, dia hanya tersenyum lembut kearah Wen Kexing. Walaupun Zhou Zishu tersenyum, Wen Kexing dapat melihat matanya mengisyaratkan kesedihan sekaligus kekhawatiran. Kepanikan dan ketakutan mulai melingkupi pikiran dan hati Wen Kexing. Wen Kexing sangat takut sesuatu terjadi dengan Zhou Zishu, dia tidak mau kehilangannya lagi.

"A Xu, apakah sesuatu terjadi padamu, sayang? Apakah ada yang ingin kau sampaikan padaku?" Tanya Wen Kexing dengan lembut sambil berusaha menahan air matanya.

"Maaf" hanya satu kata itu yang keluar dari bibir merah Zhou Zishu, yang perlahan-lahan memutih.

"A Xu, kenapa kau minta maaf? Kau kan tidak bersalah kepadaku, jadi jangan minta maaf" ucap Wen Kexing dengan air mata yang perlahan turun dari matanya.

"Maafkan aku, Lao Wen. Aku tidak bisa menepati janji ku" ucap Zhou Zishu yang sudah menangis di depan Wen Kexing.

"Apa maksudmu sayang? Kenapa kau tidak bisa menepati janjimu?" Tanya Wen Kexing dengan raut wajah ketakutan dan tubuh yang mulai bergetar.

"Aku harus pergi Lao Wen, aku sudah tidak bisa berada di sisimu lagi. Walaupun hanya sebentar merasakan cinta darimu, aku sudah merasa sangat bersyukur dan bahagia. Terimakasih Lao Wen karena telah membalas cintaku. Hiduplah dengan bahagia tanpaku dan jangan bersedih karena kepergian ku. Selamat tinggal Lao Wen, aku mencintaimu" ucap Zhou Zishu sambil mengangkat salah satu tangannya dan melambaikannya kearah Wen Kexing.

"Tidak A Xu, jangan tinggalkan aku. Aku sangat membutuhkan mu, aku tidak bisa kehilanganmu lagi. Aku mohon A Xu, tetaplah di sisiku. Aku sangat mencintaimu, sayang" ucap Wen Kexing sambil terus mencoba menyentuh Zhou Zishu. Tapi gagal karena tangan Wen Kexing hanya dapat menyentuh angin di udara.

Perlahan-lahan tubuh Zhou Zishu memudar dan berubah menjadi cahaya-cahaya kecil yang berkilauan. Wen Kexing tidak dapat menahan air mata dan isak nya lebih lama lagi. Dia terus berteriak memanggil nama Zhou Zishu sambil berusaha menggapai cahaya berkilau itu. Walaupun sudah berusaha keras, dia tidak berhasil menangkap satupun cahaya itu. Cahaya itu terus terbang ke langit hingga menghilang dari pandangan Wen Kexing.

"Tidak hiks A Xu... Aku tidak akan hiks hiks membiarkanmu pergi. Aku akan membawamu kembali ke sisiku dan kita akan bersama selamanya" ujar Wen Kexing sambil menghapus air matanya dengan kasar.

You Are My Strength (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang