Di dalam gazebo di tengah taman, kedua pasangan sedang duduk berhadapan sambil beradu mulut. Lebih tepatnya Wen Kexing dan Wen Guxiang yang sedang beradu mulut karena masalah-masalah kecil. Sementara Zhou Zishu dan Cao Weining hanya diam melihat tingkah laku kakak beradik itu.
Selagi melihat pertengkaran kakak beradik yang tidak ada hentinya. Zhou Zishu mulai membuka pembicara dengan Cao Weining, "Tuan Cao, bolehkah saya bertanya sesuatu?"
Cao Weining menatap Zhou Zishu sambil tersenyum dan berkata dengan ramah, "Zhou ge jangan panggil aku tuan, panggil saja aku A Ning. Gege boleh bertanya apapun padaku"
Zhou Zishu sedikit ragu, tapi dia memberanikan diri untuk bertanya, "A Ning berasal dari kerajaan mana?"
"Aku adalah pangeran dari kerajaan selatan" jawab Cao Weining.
"Kalian sangat cocok dan sama-sama dari keluarga kerajaan. Aku sangat yakin hidup kalian pasti bahagia" ucap Zhou Zishu dengan tatapan sendu.
"Aku juga yakin Zhou ge dan Xing ge hidup bahagia. Kalian terlihat sangat serasi dan saling mencintai. Aku ingin hubungan ku dan A Xiang seperti kalian" ucap Cao Weining sambil tersenyum tulus kearah Zhou Zishu.
"Terimakasih kasih, A Ning. Tapi aku merasa aku tidak layak untuk Wangye. Aku adalah hanya dari keluarga bangsawan yang tidak menginginkan ku lagi, aku tidak memiliki pendidikan, dan.. aku adalah laki-laki. Aku tidak bisa memberikan Wangye keturunan" ucap Zhou Zishu sambil menundukkan kepalanya sedih.
Pertengkaran Wen Kexing dan Wen Guxiang langsung terhenti, saat mendengar apa yang diucapkan Zhou Zishu. Segera Wen Kexing menghampiri Zhou Zishu dan memegang lembut tangannya.
"A Xu, apa yang sedang kau pikirkan?" Ucap Wen Kexing dengan lembut, yang mendapat tatapan bingung dari dua orang di depannya.
"Sejak kapan Xing ge berbicara lembut seperti ini?" Ucap Wen Guxiang mengejek Wen Kexing.
"Kau benar A Xiang. Xing ge tidak pernah berbicara selembut ini kepada siapapun, termasuk ibunya dan Liu jie" ucap Cao Weining menguatkan argumen Wen Guxiang.
Wajah Wen Kexing memerah, dengan nada kesal dia berkata, "Kalian berdua diam. Aku sedang menenangkan istriku"
Wen Kexing menatap wajah Zhou Zishu yang masih tertunduk sedih, dengan lembut dia mengusap surai panjang Zhou Zishu. Wen Guxiang dan Cao Weining hanya tertawa kecil melihat tingkah laku Wen Kexing. Mereka tidak pernah menyangka Wen Kexing yang pemarah, dingin, dan keras kepala, bisa berubah menjadi lunak dan lembut. Sebenarnya Wen Kexing memang orang yang baik, suka menggoda, dan ceria. Tapi tingkahnya saat ini terlihat sangat lembut dan tulus, bahkan aura kehangatan yang terpancar dari mata Wen Kexing sangat berbeda saat menatap mata Zhou Zishu. Begitupun sebaliknya, mereka dapat merasa aura kasih sayang dari Zhou Zishu yang sangat murni dan tulus kepada Wen Kexing.
"A Xu.." mendengar suara lembut Wen Kexing memanggilnya, Zhou Zishu mengangkat kepalanya dan menatap mata Wen Kexing.
"Maafkan aku Wangye. Aku.. merasa tidak pantas untuk mu. Apa lebih baik kalau kita berpisah?" Ucap Zhou Zishu dengan air yang mulai menggenang di pelupuk matanya.
"A Xu jangan berkata seperti itu, kau sangat sempurna untukku. Aku tidak bisa berpisah darimu, A Xu" ucap Wen Kexing dengan mata yang mulai memerah. Dia sangat takut kehilangan Zhou Zishu dan tidak akan sanggup hidup tanpa Zhou Zishu.
"Tapi Wangye, jika kita berpisah. Kau bisa mencari seorang wanita yang tulus mencintaimu dan memberikanmu keturunan. Aku hanya benalu dalam hidupmu. Jika kita berpisah, hidupmu akan kembali bahagia seperti dulu" ucap Zhou Zishu dengan air mata yang mulai mengalir.
"Tidak A Xu, aku tidak bisa berpisah darimu. Aku tidak peduli dengan keturunan atau apapun itu, aku tidak menginginkan itu. Aku hanya menginginkan A Xu yang tulus mencintaiku dan selalu ada di sisiku" ucap Wen Kexing tulus dari dalam hatinya.

KAMU SEDANG MEMBACA
You Are My Strength (End)
أدب الهواة'Lao Wen, kenapa kau tidak bisa percaya kepadaku sekali saja? Walaupun Kau membenciku dan tidak mempercayai ku, aku akan terus berusaha melindungi mu dari mereka. Aku mencintaimu, Lao Wen' ucap Zhou Zishu dalam batinnya sambil menangis. 'A Xu maafka...