24

4.1K 451 12
                                    

Setelah menutup pintu ruang baca, Wen Kexing jatuh terduduk di dekat jendela. Jantung Wen Kexing terus berdetak kencang dan ingatan saat Zhou Zishu menciumnya terus terbayang olehnya. Dengan ragu-ragu tangan Wen Kexing menyentuh bibirnya sendiri. Dia dapat merasakan kehangatan saat bibir lembut Zhou Zishu menyentuh bibirnya. Wen Kexing juga mengingat dengan jelas kata-kata yang terucap dari mulut Zhou Zishu.

"Aku, Zhou Zishu mencintai Wen Kexing sepenuh hatiku" kata-kata itu terus terulang di kepala Wen Kexing. Membuat sebuah senyuman terukir di bibir Wen Kexing dan semu merah menghiasi wajah tampannya.

"Aku, Wen Kexing juga mencintai Zhou Zishu sepenuh hatiku" gumam Wen Kexing sambil membayangkan wajah cantik Zhou Zishu tersenyum kearahnya.

*
*

Sementara itu di dalam kamar, Zhou Zishu sedang duduk di tepi ranjang sambil meneteskan air matanya. Zhou Zishu merasa sangat takut, jika Wen Kexing akan kembali membencinya. Sebenarnya dia tidak ingin mencium Wen Kexing secara langsung di depan Liu Riyu. Tetapi dia tidak bisa menahan gejolak dalam dirinya yang menyuruhnya untuk membuktikan kepada Liu Riyu, bahwa dia mencintai Wen Kexing.

Zhou Zishu menyentuh bibirnya dan bergumam, "Aku memang takut di benci olehmu lagi, tapi aku tidak menyesal telah mencium mu. Jika setelah ini kau kembali membenciku dan menyuruhku untuk pergi, aku..."

Tangis Zhou Zishu pecah, air matanya turun dengan deras disertai isak tangis yang sangat memilukan. Zhou Zishu tidak sanggup jika harus pergi dari hidup Wen Kexing. Dia tidak akan bisa bertahan hidup lagi, jika alasannya untuk hidup menyuruhnya pergi.

"Maafkan aku hiks hiks, Lao Wen... Aku hiks hiks berharap kau tidak menyuruhku hiks untuk pergi dari hidupmu. Aku hiks masih ingin bersamamu" gumam Zhou Zishu sambil menutup wajahnya dengan kedua tangannya.

Tok.. Tok..

Zhou Zishu membuka kedua tangannya saat mendengar ketukan pintu kamar. Dia segera menghapus air mata dan membuka pintu kamar.

"Wangfei mata Anda terlihat sangat sembab, apa Anda baik-baik saja?" Tanya Shen Linyao khawatir.

"Aku baik-baik saja A Yao" ucap Zhou Zishu sambil tersenyum.

Shen Linyao tahu, Zhou Zishu tidak akan mengakui kalau dia sedang sedih. Zhou Zishu yang melihat Shen Linyao membuat handuk kecil dan baskom berisi air, langsung menyuruhnya untuk masuk ke dalam kamar. Shen Linyao menaruh baskom dan handuk itu di atas meja, kemudian melihat wajah sedih Zhou Zishu.

"Jika Anda ada masalah, ceritakan saja kepada saya. Saya akan menjadi pendengar setia Wangfei" ucap Shen Linyao sambil menepuk kursi di dekatnya untuk menyuruh Zhou Zishu duduk di sana.

Zhou Zishu duduk dan kemudian berkata, "Aku baik-baik saja A Yao, kau tidak perlu khawatir. Terimakasih telah membawakan ku handuk kecil dan baskom air"

Shen Linyao lalu mencelupkan handuk itu ke dalam air dan memerasnya kemudian dia berkata, "Wangfei bisakah Anda membuka baju atas Anda? Saya ingin membersihkan punggung Anda"

Zhou Zishu membuka baju atasnya dan membiarkan wanita itu membersihkan punggungnya. Sesekali Zhou Zishu akan meringis saat merasakan nyeri dari lukanya yang terkena handuk basa.

"Maafkan saya Wangfei, saya tidak sengaja mengenai luka Anda" ucap Shen Linyao dengan wajah sedih.

"Tidak apa-apa A Yao, aku baik-baik saja. Terima kasih telah membantuku, sekarang biarkan aku melakukan sisanya sendiri" ucap Zhou Zishu sambil mengambil handuk basa itu dari tangan Shen Linyao.

"Jika ada sesuatu yang Anda butuhkan, katakan saja kepada saya. Saya permisi"

Setelah mengatakan itu, Shen Linyao segera keluar dari kamar, meninggalkan Zhou Zishu sendirian di sana. Kemudian Shen Linyao bergegas pergi ke ruang baca untuk menemui Wen Kexing.

You Are My Strength (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang