48

2.7K 268 33
                                    

Malam hari setelah persidangan yang panjang. Wen Kexing dan Zhou Zishu langsung merebahkan tubuh mereka di atas ranjang untuk menghilangkan rasa lelah mereka. Sungguh, persidangan tadi benar-benar mengurus tenaga dan pikiran mereka.

"Maafkan aku Lao Wen, aku telah mengecewakan mu" ujar Zhou Zishu sambil menatap sendu Wen Kexing.

"A Xu, jangan minta maaf padaku, kau tidak bersalah. Lagipula aku baik-baik saja dengan keputusanmu" ucap Wen Kexing sambil mengelus lembut punggung Zhou Zishu.

"Terimakasih Lao Wen, aku sangat mencintaimu"

"Aku juga sangat mencintaimu, A Xu. Aku mohon jangan pernah tinggalkan aku sendirian"

"Tentu saja, aku akan selalu ada di sisimu"

Wen Kexing mengelus pipi putih Zhou Zishu dan menatap dalam kedua mata indah nan bercahaya milik Zhou Zishu. Begitu juga dengan Zhou Zishu, dia menatap kedua mata Wen Kexing yang tajam namun menawan. Perlahan-lahan Wen Kexing mulai menghapus jarak di antara mereka dan membuat bibir mereka saling bertemu. Dalam keadaan mata tertutup, keduanya mulai melumat bibir pasangan masing-masing dengan sangat bergairah. Bahkan tangan Wen Kexing mulai meraba-raba tubuh Zhou Zishu dan bermain di dada Zhou Zishu.

"Aah.." tanpa sadar, suara desahan Zhou Zishu keluar dari mulutnya saat Wen Kexing menciumi leher jenjangnya. Seketika wajah Zhou Zishu memerah dan dia langsung menutup mulutnya dengan kedua tangannya. Mendengar desahan Zhou Zishu, Wen Kexing segera membuka baju luar dan dalam Zhou Zishu hingga menyisakan bagian bawa saja.

"Lao Wen..." Panggil Zhou Zishu untuk menarik atensi Wen Kexing. Tetapi Wen Kexing tidak menghiraukannya, karena dia masih sibuk menciumi leher jenjang Zhou Zishu. Dan tangannya mulai bermain di dada Zhou Zishu.

"Mm..." Zhou Zishu langsung menutup mulutnya dengan kedua tangannya, untuk menahan desahannya.

"A Xu, jangan tahan suaramu" ucap Wen Kexing sambil melepaskan tangan Zhou Zishu dari mulutnya.

"Tapi aku malu dan gugup... Aku belum pernah merasakan sesuatu yang aneh seperti ini" ucap Zhou Zishu dengan wajah memerah hingga merambat ke telinganya.

Wen Kexing tertawa kecil dan kemudian berkata, "Aku tahu ini pertama kalinya untuk mu, tetapi ini juga pertama kalinya untukku. Jadi kau tidak perlu malu dan menutupi rasa gugup mu. Tenanglah A Xu, aku akan melakukannya dengan lembut dan membuatmu nyaman"

Zhou Zishu mengangguk dan mulai menikmati kehangatan nafas Wen Kexing di kulitnya. Setelah bermain dengan leher dan dada Zhou Zishu, Wen Kexing kembali mencium bibir dan telinga Zhou Zishu.

Kemudian Wen Kexing berbisik di telinga Zhou Zishu, "Kali ini, aku akan menjadikanmu milik ku seutuhnya, A Xu"

"Aku adalah milikmu dan akan selamanya menjadi milikmu" balas Zhou Zishu berbisik.

Setelah itu keduanya mulai melakukan penyatuan cinta mereka. Dengan disaksikan oleh bulan berserta jutaan bintang yang bertebaran indah di langit malam.

*
*

Suara kicauan burung dan sinar matahari mulai merambat masuk ke dalam kamar. Membuat pasangan muda yang masih terlelap dalam mimpi mereka, perlahan-lahan terbang.

"Selamat Pagi, Lao Wen" sapa Zhou Zishu sambil tersenyum kearah Wen Kexing.

"Selamat Pagi, A Xu" balas Wen Kexing, lalu mengecup singkat kening dan bibir Zhou Zishu yang membengkak.

"Lao Wen.." panggil Zhou Zishu

"Iya sayang?"

"Aku mencintaimu, Lao Wen" wajah Wen Kexing langsung merona saat mendengar pernyataan cinta dari istrinya.

You Are My Strength (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang